RSS

8 Twitter Tool Yang Wajib Kita Miliki

Twitter merupakan sebuah microblogging service gratis yang berkembang hari demi hari. Twitter merupakan microblogging yang simple dan mudah dalam penggunaannya. Fungsinya adalah untuk berbagi informasi singkat sehingga teman atau follower kita tahu apa yang sedang kita lakukan.

Dan ini contoh tampilan Twitter saya sendiri, bisa dilihat disini :


Simpel kan tampilannya. Gimana cara berbagi informasi melalui Twitter, caranya gampang, tinggal ketik apa yang pengen kita bagikan terus klik tombol send maka semua follower akan tau, informasi dari kita. Apalagi sekarang sudah banyak sekali blog ataupun situs portal berita yang memiliki social bookmarking icon yang menyertakan Twitter juga. Jadi kalo kita ingin men-share info yang ada di dalamnya, tinggal klik aja ikon Twitter yang udah disertakan di blog atau situs itu.

Ada beberapa tool gratis yang mempunyai fungsi memantau Twitter kita, dengan tool ini kita bisa mengetahui, update terbaru follower, message notification dan lain - lain. Diantaranya :

TweetDeck













TweetDeck adalah aplikasi desktop dari Adobe Air yang dirilis masih dalam versi beta. Aplikasi ini adalah aplikasi realtime yang mana kita bisa memonitor Twitter. Dan sekarang aplikasi ini juga sudah terintegrasi dengan Facebook juga.

Twhirl





Twhirl adalah aplikasi desktop yang terintegrasi dengan Twitter. Memiliki beberapa fitur yaitu, message notification dan memperpendek URL yang panjang. Fungsi lainnya adalah kita bisa merekam video seismik dan membagikannya lewat Twitter. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya.

TwitterFeed







TweetFeed adalah layanan gratis yang berfungsi memposting isi dari blog atau situs kita via RSS Feed dan langsung ke Twitter.

TweetBurner








TweetBurner adalah sebuah aplikasi web yang berfungsi memperpendek URL yang akan dikirim ke Twitter dan memantau statistik dari URL yang sudah dikirm tadi. Jadi kita tahu apa yang terjadi dengan link yang telah kita kirim.

Destroy Twitter






Aplikasi ini berjalan di Windows, Linux dan Mac yang menggunakan Adobe Air. Mempunyai keunggulan untuk mengetahui member dari Twitter yang baru saja bergabung.

TwitterFon



TwitterFon adalah aplikasi simpel, ringan dan mudah dalam penggunaannya. Aplikasi ini adalah aplikasi untuk iPhone. Fiturnya antara lain, check friends/replies timeline, check direct messages, send a reply and/or a direct message, dan search.

TwitterGadget





Salah satu Twitter tool yang berbasis web 2.0 yang mempunyai fitur men-share informasi ke Twitter via iGoogle dan Gmail. Dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.

HootSuite





HootSuite adalah ultimate Twitter Toolbox yang mudah digunakan serta mempunyai fitur mengatur lebih dari satu profil Twitter.

Akhirnya, Lee Min-ho Kembali ke Dunia Televisi


Jakarta - Rupanya daya tarik layar kaca masih kuat bagi aktor ganteng Korea Lee Min-ho yang bermain sebagai Gu Jun-pyo dalam Boys Before Flowers ini sehingga ia berencana comeback ke televisi dengan menjadi pemeran utama dalam serial drama baru dari stasiun televisi MBC pada April 2010 mendatang, begitulah dilangsir oleh stasiun televisi tersebut.

Min-ho dikasting dalam drama yang masih berjudul sementara Personal Taste ini berdasarkan novel karya penulis Korea Lee Sie-in yang berjudul sama. Min-ho memerankan Jun Jin-ho yang berpura-pura menjadi pria gay agar bisa menjadi teman sekamar dengan seorang wanita cantik yang ingin tinggal bersama teman pria yang gay.

Sebagaimana dikatakan eksekutif drama MBC, imej Min-ho itu adalah kombinasi dari penampilan yang shopisticated dan daya tarik pria sehingga cocok untuk peran Jun Jin-ho dan juga bisa memenuhi fantasi penonton dari kaum hawa. Tidak hanya itu, penampilan dramatik Min-ho yang intens dan akting yang tanpa malu-malu itu akan mampu menyakinkan para penonton.

Bagaimana dengan Min-ho sendiri? Rupanya ia langsung setuju menjadi pemeran utama drama itu begitu selesai membaca skenarionya, sebagaimana pernyataan aktor itu dikutip. Lee Min-ho (22) yang membuat debut akting pada 2002 ini meroket popularitasnya setelah membintangi Boys Before Flowers tahun 2009 lalu. Drama hit itu juga dibintangi aktris Koo Hye-sun dan aktor dan anggota SS501 Kim Hyun-joong.

Oiia ma'af yakh....
kalau sinopsis nya agak berantakan ....
maklumin ajjeh yey..OK ^,^

Boys Before Flowers Episode 24



Semakin kuatir melihat kondisi Jun-pyo, Jun-hee dikejutkan oleh pemberitahuan mendadak Tuan Jung : ayahnya, yang ternyata adalah pria koma yang kerap ditemani Jan-di, ternyata masih hidup. Keruan saja, Jun-hee menangis sejadi-jadinya dan langsung mengkonfrontir sang ibu.

Sempat kaget, dengan cepat Nyonya Kang bersikap tenang dan menyebut bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang diinginkan sang suami. Pembicaraan tersebut didengar oleh Jun-pyo, yang langsung buru-buru bergerak ke tempat dimana ayahnya terbaring. Dengan cepat, kilas masa lalu dimana ia pernah berjanji pada sang ayah untuk menjalankan Shinhwa dan bagaimana sang ibu memanipulasi dirinya terbayang. Dengan penuh amarah, Jun-pyo memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi.

Ketika tengah membayangkan Jan-di, secara tidak sengaja Ji-hoo melihat penampakan gadis itu di sebuah berita televisi. Bersama Yi-jung dan Woo-bin, Ji-hoo berusaha memberitahu informasi tersebut pada Jun-pyo. Langsung ditolak mentah-mentah, Ji-hoo menuliskan lokasi keberadaan Jan-di di selembar kertas dan meletakkannya begitu saja didekat Jun-pyo.

Di desa nelayan, kedua orangtua Jan-di dikerubuti para tetangga. Rupanya, para tetangga meminjami uang setelah diceritakan kalau Jan-di adalah calon pendamping pewaris Shinhwa dan begitu tahu kalau pendamping sebenarnya adalah Jae-kyung, mereka mengira telah ditipu. Sekonyong-konyong, muncul Ji-hoo yang menyebut siap menebus seluruh hutang-hutang keluarga Geum. Sempat diprotes, Ji-hoo menyebut bahwa Jan-di telah memberikannya lebih dari sekedar uang.

Ji-hoo melepas kalung cincin yang dikenakan dan memberikannya pada Jan-di sambil menyebut kalau benda itu sangat berharga. Tidak ingin berbohong, Jan-di menolak sambil mengatakan bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Jun-pyo. Sadar betapa besar kesedihan yang dirasakan gadis itu, Ji-hoo menarik Jan-di dengan lembut kemudian memeluknya. Keduanya tidak sadar kalau adegan tersebut dilihat oleh Jun-pyo dari kejauhan.

Saat malam tiba, Ji-hoo yang dikira sebagai pewaris Shinhwa nyaris ditabrak oleh seorang mantan pegawai perusahaan raksasa tersebut. Untungnya ada Jun-pyo, yang dengan cepat mendorong tubuh sahabatnya namun malah jadi korban. Di rumah sakit, Jun-hee yang terpukul langsung memarahi sang ibu sambil berderai air mata. Sikap dingin Nyonya Kang berlanjut begitu dokter mengabari kalau Jun-pyo telah melalui operasi dengan sukses, wanita itu beralasan ada rapat yang harus dihadiri.

Nyonya Kang ternyata tidak sedingin yang dikira. Melihat wanita yang telah membuat keluarganya menderita, Jan-di malah duduk di dekat Nyonya Kang sambil berusaha menghibur ibu Jun-pyo itu dengan caranya yang unik. Ucapan Jan-di ternyata mampu membekas di diri Nyonya Kang, yang langsung memerintahkan pengawalnya Tuan Jung untuk membuatkan makanan kesukaan putranya. Tidak cuma itu, Nyonya Kang juga sempat menitikkan air mata.

Di rumah sakit, Jan-di terus menunggui Jun-pyo sambil menangis. Seolah mengulang masa lalu, ketika Jun-pyo pura-pura sekarat, Jan-di kembali mengulangi ucapan tentang apa yang dirasakan sebenarnya pada pria itu. Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa Jan-di telah kembali ke Seoul bersama keluarganya dan telah kembali bersekolah. Suatu hari, F3 menyampaikan kabar gembira : Jun-pyo akhirnya siuman.

Kembali menjadi Jun-pyo yang arogan, ada satu hal penting yang berbeda : Jun-pyo tidak mengenali Jan-di sama sekali. Meski terpukul, Jan-di berusaha menyembunyikan kesedihannya dan berusaha tetap ceria di depan Jun-pyo yang menatapnya dengan pandangan aneh. Parahnya lagi, Jun-pyo malah mengira Jan-di adalah kekasih Ji-hoo.

Mulai prihatin dengan apa yang menimpa Jun-pyo, F3 mulai mencari cara untuk memulihkan ingatan pemimpin mereka. Berusaha mereka ulang adegan yang 'berkesan' antara Jun-pyo dan Jan-di, termasuk ketika Jun-pyo ditendang dengan tendangan memutar, ingatan pemuda itu nyatanya tidak juga kembali. Yang terjadi malah sebaliknya, Jun-pyo dengan marah mengusir Jan-di.

Jun-pyo terus mengacuhkan Jan-di dan malah semakin dekat dengan Jang Yumi, seorang pasien yang mengalami kecelakaan hingga kakinya patah. Di suatu malam, Yumi menyelinap masuk ke kamar Jun-pyo untuk mengajaknya menikmati pizza di udara terbuka. Ketika melihat bintang, Jun-pyo merasa telah melupakan sesuatu yang begitu penting. Tahu kalau Jun-pyo mulai frustrasi, Yumi berusaha menghibur.

Tak berapa lama, F3 dan Jan-di tiba. Ucapan Jun-pyo yang ceplas-ceplos tentang Jan-di, yang lagi-lagi mengira kalau gadis itu adalah kekasih Ji-hoo, membuat Ji-hoo naik pitam dan nyaris saja memukul Jun-pyo kalau saja Yi-jung dan Woo-bin tidak melerai. Aksi tersebut disambut oleh tatapan aneh Jun-pyo, yang tidak habis pikir dengan tindakan Ji-hoo.

Boys Before Flowers Episode 14



"Saat tengah muram memikirkan sikap Jun-pyo pada dirinya, tiba-tiba Jan-di mendengar suara yang sudah tidak asing lagi : Jae-kyung."

Dipercaya sebagai salah satu petinggi perusahaan Shinhwa yang baru, Jun-pyo menemani Nyonya Kang untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan mitra mereka JK Group. Pembicaraan berlangsung serius, Nyonya Kang langsung tersenyum saat putranya dipuji.

Di saat yang sama, F3 menuntun Jan-di untuk makan di restoran favorit mereka yang kebetulan juga merupakan tempat Jun-pyo dan Nyonya Kang berada. Begitu melihat Jun-pyo, Ji-hoo langsung membalikkan badan dan menyatakan niatnya untuk makan di tempat lain (sambil memberi isyarat pada Yi-jung dan Woo-bin.

Sempat kaget melihat kemunculan Ji-hoo yang tiba-tiba keluar lagi, ekspresi wajah Jun-pyo berubah saat menerima pesan gambar di ponselnya. Rupanya, seseorang mengirimkan foto kebersamaan Jan-di dan Ji-hoo di sebuah gondola.

Setelah acara selesai, Jun-pyo diajak asistennya Jung sang-rok untuk menemui rekan-rekan F3-nya namun pemuda itu menolak. Mau tidak mau, Tuan Jung bersiasat dengan Yi-jung dengan alasan pertemuan bisnis untuk 'memaksa' Jun-pyo. Begitu melihat tiga rekannya, wajah Jun-pyo tetap datar.

Begitu nama Jan-di disebut, Jun-pyo malah memberi respon yang bernada merendahkan gadis itu. Keruan saja Yi-jung marah, pemuda itu sempat meninju wajah Jun-pyo sebelum dua rekannya yang lain memisahkan. Ketika ditanya apa yang membuatnya berubah, dengan wajah serius Jun-pyo menjawab : 700 ribu pegawai yang bekerja di perusahaan Shinhwa.

Begitu F3 muncul, Jan-di langsung bisa menebak kalau Jun-pyo tidak mau menemuinya. Namun tekad gadis itu begitu kuat, ia berniat untuk mendengar sendiri dari mulut pria yang dicintainya tersebut. Tahu betapa besarnya harapan Jan-di, Ji-hoo menemui Jun-pyo dan meminta sang sahabat untuk bertemu dengan Jan-di walau hanya sebentar.

Saat fajar tiba, Ji-hoo sengaja mengajak Jan-di jalan-jalan keluar hotel dengan maksud menggiring gadis itu untuk menemui Jun-pyo. Namun, bisa dibayangkan betapa kecewanya Jan-di saat tahu Jun-pyo yang dicintainya telah berubah menjadi dingin.

Meski terluka, Jan-di berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat keduanya berpamitan. Namun begitu memutuskan untuk naik gondola untuk menghabiskan waktunya, Jan-di tidak bisa lagi menahan air mata.

Begitu kembali kekamarnya, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosi. Rupanya, apa yang dipertontonkan didepan Jan-di hanya kamuflase belaka. Begitu mendengar Nyonya Kang mengancam, Jun-pyo mengatakan dirinya bersumpah bakal meninggalkan semuanya bila Jan-di disakiti.

Ketika sedang berjalan-jalan, secara tidak sengaja Jun-pyo melihat Jan-di tengah mengagumi sepasang sepatu. Ia langsung berniat membeli sepatu tersebut, namun secara kebetulan benda tersebut juga diminati Jae-kyung. Bisa ditebak, keduanya langsung berebut untuk mendapatkan sepatu tersebut.

Tapi begitu sampai dirumah, yang dilakukan Jun-pyo hanyalah melihat layar komputernya dimana foto-foto Jan-di bertebaran. Ingatannya langsung melayang ke masa lalu saat masih kecil dan bersama sang ayah, dan dilema antara memilih Jan-di atau perusahaan membuat Jun-pyo semakin tertekan.

Keesokan harinya saat berniat pulang, Jan-di dan Ji-hoo bertemu dengan Ming, sahabat Ji-hoo. Sempat kecewa saat tahu keduanya hendak kembali ke Korea, Ming berhasil membujuk mereka untuk tinggal lebih lama. Diam-diam, Ming memperhatikan betapa besar perhatian Ji-hoo pada Jan-di.

Memutuskan untuk menyusul, Jun-pyo harus kecewa karena Jan-di sudah tidak ada dikamarnya dan mengira gadis itu sudah kembali ke Korea. Sayang ketika diberitahu akan keberadaan Jan-di oleh asistennya Tuan Jung, Jun-pyo menolak untuk menyusul.

Boys Before Flowers Episode 23



"Kencan Jun-pyo dan Jan-di berjalan mulus, ia semakin kagum pada gadis itu yang mengaku siap berhadapan dengan Nyonya Kang karena tidak ingin terus-menerus dibantu."


Sambil membopong Chan, bocah yang tengah diasuh Jan-di, Jun-pyo sempat berseloroh kalau dirinya seolah tengah berada dalam mimpi. Sayang, kebersamaan Jun-pyo dan Jan-di harus terputus oleh suara telepon Tuan Jung, yang meminta sang majikan untuk segera pulang.

Setelah sibuk menyelidik, Ga-eul akhirnya bisa memecahkan teka-teki seputar Yi-jung dan Eun-jae. Ia berhasil mengajak Yi-jung ke puncak sebuah gedung sambil menunjuk ke arah sebuah papan iklan. Sempat bingung, Yi-jung tercengang begitu melihat pesan yang tersembunyi di papan tersebut, yang ternyata merupakan karya Eun-jae. Sama sekali tidak menduga, Yi-jung langsung menangis meraung-raung sementara Ga-eul hanya menatapnya dengan kasihan.

Di tempat lain, Ji-hoo dan Kakek Yoon juga telah berbaikan. Setelah sama-sama menceritakan apa yang selama ini terpendam, Kakek Yoon mengatakan kalau dirinya bisa meninggal dengan tenang dan bakal mewariskan semua miliknya pada sang cucu. Ji-hoo sempat protes, namun ucapannya terhenti oleh kemunculan Jan-di, yang mengabarkan kalau makan malam telah siap.

Di studio, Ga-eul langsung disambut oleh Yi-jung. Pembicaraan keduanya semakin menjurus serius, namun saat nyaris berciuman, ponsel Ga-eul mendadak berbunyi. Di saat yang sama, penyakit Kakek Yoon kambuh begitu menerima kabar yang kurang menyenangkan dari ponselnya. Jan-di yang panik langsung berusaha menolong, sementara Ji-hoo hanya terpaku.

Di kediaman keluarga Goo, Nyonya Kang rupanya sudah tahu mengenai kencan Jun-pyo dan Jan-di di kebun binatang yang secara tidak sengaja terliput oleh berita televisi. Wanita berdarah dingin itu langsung punya ide cemerlang untuk membuat Jan-di tidak berkutik, namun ide tersebut, yang konon terlalu kejam, ditentang oleh Tuan Jung.

Begitu tiba, Jun-pyo langsung minta maaf pada sang ibu karena telah mengacaukan pesta pernikahan dan berjanji bakal memperbaiki semuanya termasuk hubungan dengan perusahaan JK. Syaratnya hanya satu : Nyonya Kang tidak boleh menyakiti Jan-di sedikitpun. Di luar dugaan, Nyonya Kang langsung mengiyakan.

Serangan pertama Nyonya Kang ditujukan pada orang terdekat Jan-di : Ga-eul, yang ayahnya dipaksa pensiun secara mendadak. Setelah Ga-eul, sasaran berikutnya adalah studio seni Ji-hoo yang bakal dipaksa tutup. Keruan saja, rentetan kejadian tersebut membuat Jan-di merasa bersalah dan bertekad untuk memperbaiki semuanya. Hal pertama yang dilakukannya adalah datang ke pria koma yang kerap ditungguinya, sambil mengatakan kalau dirinya kemungkinan besar tidak akan muncul lagi disana.

Jan-di menemui Jun-pyo dan mengajaknya piknik. Cukup kaget melihat Jan-di tanpa ragu-ragu memanggilnya dengan keras di kediaman keluarga Goo, Jun-pyo langsung menurut ketika diajak pergi ke pinggir pantai. Yang paling mengejutkan, Jan-di pula yang berinisiatif menarik Jun-pyo dan menciumnya dengan mesra.

Rupanya, itulah perpisahan bagi Jun-pyo. Sebelum pergi, Jan-di sudah lebih dulu menghadap Nyonya Kang dan menyebut siap untuk meninggalkan semuanya termasuk Jun-pyo supaya tidak ada lagi orang yang disakiti oleh wanita itu. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Jun-pyo karena saat pulang, Jan-di minta diturunkan ditengah jalan sambil mengatakan kalau keduanya tidak akan pernah bertemu lagi.

Sebelum naik ke atas bis, Jan-di menyebut bahwa meskipun dipaksa, ia tidak akan pernah melupakan status Jun-pyo sebagai pewaris Shinhwa (hal yang membuat hubungan keduanya tidak mungkin dilanjutkan). Jun-pyo langsung terdiam, sementara di dalam bis, Jan-di akhirnya tidak bisa menahan air mata dan menangis sejadi-jadinya.

Keesokan harinya, Jan-di mendatangi desa nelayan dimana keluarganya bermukim. Melihat sang ibu yang terlihat begitu lelah, gadis itu tidak tega untuk menceritakan apa yang terjadi. Kepergian Jan-di ternyata mengubah kehidupan F4 khususnya Jun-pyo, yang menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan, dan Ji-hoo, yang menyibukkan diri dengan mengurus klinik peninggalan Kakek Yoon.

Boys Before Flowers Episode 22


"Jun-pyo sangat kecewa saat tahu Jan-di sama sekali tidak berusaha mencegahnya menikahi Jae-kyung, kekecewaan yang sama juga dirasakan oleh rekan-rekan F3nya."


Jan-di kembali menjadi korban. Karena Jun-pyo tidak juga keluar dan membuat semua tamu resah, Nyonya Kang bertindak cepat dengan menculik paksa Jan-di. Setelah itu, ia mengirim pesan singkat ke ponsel sang putra. Ancaman tersebut sukses membuat Jun-pyo dengan berat hati melangkah ke altar pernikahan, namun kejutan kembali terjadi.

Tidak ada yang menyangka bahwa Jae-kyung sendiri yang menyatakan keberatan dengan pernikahannya (yang kemudian disusul oleh F3), kenyataan tersebut membuat Nyonya Kang dan kedua orangtua gadis itu marah besar. Jae-kyung ternyata sangat cekatan, ia berhasil membebaskan Jan-di dan langsung menyuruh Jun-pyo untuk menyusul gadis yang dicintainya itu. Gembira karena akhirnya bebas, Jun-pyo langsung menyusul Jan-di dan begitu bertemu muka, ia tidak ragu-ragu untuk memeluk gadis itu dengan erat.

Ketika tengah termenung sendirian, Jae-kyung didatangi oleh Ji-hoo. Pembicaraan antara keduanya berlangsung menarik, Jae-kyung menyebut bahwa alasan dirinya dan Ji-hoo gagal adalah karena keduanya kurang ambisius. Mengatakan bahwa dirinya bakal bertolak ke New York keesokan harinya, Jae-kyung menitipkan sebuah barang berharga untuk diberikan pada Jan-di : kalung bintang-bulan. Sambil tertawa, Jae-kyung mengaku sempat berharap bahwa inisial di kalung tersebut adalah untuk Ji-hoo dan Jan-di.

Sementara itu, Jun-pyo dan Jan-di akhirnya tiba di sebuah vila mewah dengan sebuah meja makan yang telah didesain untuk makan malam yang romantis. Dengan suara pelan, Jan-di menyatakan keheranannya terhadap Jun-pyo, pemuda yang memiliki segalanya namun memilih gadis seperti Jan-di yang tidak punya apa-apa. Dengan gayanya yang khas, Jun-pyo menyebut bahwa sosok Jan-di yang apa adanyalah yang justru membuatnya jatuh cinta.

Suasana semakin romantis ketika keduanya bersama-sama melihat bintang dengan menggunakan teropong, ucapan Jun-pyo soal teropong tersebut sempat membuat Jan-di simpati. Namun Jan-di tetaplah Jan-di, ucapannya yang polos membuat Jun-pyo kembali ceria, ia berjanji tidak akan membuat janji yang tidak bisa ditepati sambil mengungkapkan perasaan cintanya pada gadis itu.

Keesokan harinya, Jun-pyo dan Jan-di kedatangan F3. Begitu mendengar soal Jae-kyung, keduanya langsung bertolak ke bandara. Perpisahan antara Jae-kyung dan Jan-di berlangsung mengharukan, Jae-kyung sambil setengah bercanda meminta Jan-di untuk mempertahankan hubungannya dengan Jun-pyo meski berat. Sambil menahan air matanya, Jae-kyung bergegas naik ke pesawat sambil membawa satu-satunya kenangan berupa sepatu yang pernah diperebutkannya dengan Jun-pyo (yang sekaligus menjadi awal pertemuannya dengan pemuda itu).

Begitu kembali ke rumah, Jun-pyo langsung disambut oleh kemarahan Nyonya Kang, yang memutuskan untuk tidak mengijinkan sang putra keluar dari kamarnya. Seolah masih belum cukup, Nyonya Kang menemui Jan-di yang tengah bekerja di restoran dan menuduh gadis itu sebagai orang yang licik. Sebelum berpisah, sang direktur Shinhwa mengancam bakal membuat Jan-di menyesal telah merusak rencana yang telah disusunnya dengan rapi.

Nyonya Kang langsung terdiam begitu Kakek Yoon muncul sambil menegur wanita itu. Dengan suara berwibawa, sang kakek menyebut Jan-di adalah calon cucu menantunya. Belakangan kepada Ji-hoo, Kakek Yoon menyebut bahwa hal itu dilakukannya untuk melindungi Jan-di. Bahkan, pria setengah baya itu mengaku bahwa menurutnya Ji-hoo dan Jan-di tidak cocok sebagai pasangan.

Kejutan bagi Jan-di belum berakhir. Suatu saat, tiba-tiba ia didatangi Tuan Jung, yang meminta gadis itu utuk menemani seorang pria yang tengah berada dalam keadaan koma. Menolak untuk membeberkan identitas pria tersebut, Tuan Jung menyebut siap membayar Jan-di untuk menemani sambil sesekali membacakan cerita. Karena tengah membutuhkan uang, Jan-di langsung setuju.

Meski sempat tidak setuju mendengar Jan-di tinggal di rumah Ji-hoo, Jun-pyo sadar bahwa itulah yang terbaik bagi sang kekasih. Karena tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, praktis Jun-pyo terisolir dikamarnya. Sementara itu di saat yang sama, Jan-di mulai menjalani hari-harinya sebagai pendamping seorang pria yang tengah terbaring koma. Saat tengah membacakan cerita, ia langsung teringat dengan Ji-hoo, pria yang selalu ada di saat dirinya membutuhkan kehadiran seseorang.

Sempat membantu Ji-hoo mencuci mobil, Jan-di tengah bersantai saat pemuda itu membacakannya sebuah puisi. Rupanya, itulah cara Ji-hoo untuk mengutarakan perasaan cintanya pada Jan-di. Sayangnya saat Ji-hoo menoleh untuk melihat reaksi Jan-di, gadis itu ternyata sudah tertidur.

Woo-bin tidak tinggal diam melihat Jun-pyo disekap, keduanya mulai menyusul siasat. Berkat bantuann kelompok mafia bawahan Woo-bin, Jun-pyo berhasil lolos dan langsung mengajak Jan-di untuk bertemu. Begitu mendengar kalau gadis itu tengah sibuk menjaga seorang anak laki-laki, Jun-pyo sempat terdiam.

Jan-di sendiri tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama Jun-pyo, ia mengusulkan supaya keduanya berkencan sambil menjaga anak. Meski sempat marah-marah karena merasa perhatian Jan-di terpecah, Jun-pyo akhirnya bisa berdamai dengan anak laki-laki yang tengah diasuh Jan-di.



Boys Before Flowers Episode 19


"Untuk kesekian kalinya, Jun-pyo lagi-lagi kalah bertaruh dengan Jae-kyung sehingga mau tidak mau ia harus rela diikuti gadis itu sepanjang hari".

Masih terus mabuk-mabukan, Yi-jung bergeming meski Woo-bin sudah berusaha membujuknya. Kesadarannya baru kembali begitu menerima telepon yang mengabarkan ibunya kembali mencoba bunuh diri dengan bantuan obat penenang. Masih terbawa emosi, Yi-jung menemui Ga-eul dan mengajak gadis itu berkencan.

Namun begitu sampai di bar, dengan sengaja Yi-jung merayu dan merangkul para wanita yang ada disana. Sempat berniat pergi, Ga-eul mengurungkan niatnya ketika Yi-jung memanggil. Kemarahan gadis itu tidak bisa ditahan lagi ketika bersama Yi-jung menemui ayah pemuda itu dan dengan sengaja Yi-jung menyindir soal kekasih sang ayah yang seumur dengan Ga-eul. Dengan satu gerakan cepat, Ga-eul menyiram wajah Yi-jung dengan air sebelum kemudian pergi dengan hati hancur.

Terpaksa harus mengikuti Jae-kyung karena kalah taruhan, Jun-pyo terkejut ketika gadis itu mengajaknya mampir ke apartemen Jan-di. Sempat bertengkar, Jun-pyo melihat Kang-san adik Jan-di hanya menatap saat keduanya bersantap. Sempat jengkel mendengar Jan-di sudah tidak lagi mempunyai ponsel, Jun-pyo langsung terdiam ketika Kang-san menceritakan alasannya. Dengan ceria, Jae-kyung mengajak Jun-pyo pergi dengan satu misi : membelikan ponsel baru untuk Jan-di.

Saat mengantar Jan-di ke klinik, Ji-hoo kembali bertemu dengan Kakek Yoon. Melihat sang cucu hendak keluar ruangan, Kakek Yoon dengan sedih menyampaikan permintaan maafnya karena apa yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Terus berjalan dibawah hujan, Ji-hoo langsung teringat saat kedua orangtuanya dimakamkan, dimana sang kakek meninggalkannya sendirian.

Kesedihan juga tengah dialami oleh Yi-jung, yang pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Beruntung baginya, Ga-eul muncul dan membopong pemuda itu masuk. Saat hendak pergi, tangan Ga-eul mendadak ditarik Yi-jung, yang mulai mengigau dan berbicara tentang bagaimana pemuda itu ketakutan bakal menyakiti hati wanita yang dicintainya.

Baru pulang di pagi hari setelah merawat Ji-hoo, ternyata Jan-di telah ditunggu Jun-pyo di apartemen. Keduanya sempat adu ngotot ketika Jan-di menolak untuk memberitahu apa yang dilakukan gadis itu hingga tidak pulang, namun Jun-pyo sempat merasakan kegembiraan karena bisa terus berada di apartemen Jan-di...hingga munculnya bawahan Nyonya Kang di malam hari untuk menyeretnya pulang.

Saat tengah ditarik keluar, Jun-pyo berpapasan dengan Ji-hoo yang baru saja tiba. Ji-hoo ternyata tidak datang sendirian, ia ditemani oleh Yi-jung dan Woo-bin. Tak berapa lama, muncul seorang tamu yang sama sekali tidak diduga : Nyonya Kang. Rupanya, kedatangan sang pemilik Shinhwa adalah untuk meminta Jan-di (dengan nada dingin) supaya tidak lagi menemui Jun-pyo kalau tidak ingin keluarganya terancam.

Dihukum tidak boleh keluar rumah, Jun-pyo dikunjungi oleh Jae-kyung. Sempat kesal melihat kemunculan gadis itu, sikap Jun-pyo mulai berubah saat tahu Jae-kyung berniat mengajaknya ke apartemen Jan-di, dimana F3 dan Ga-eul tengah asyik mendekorasi ulang tempat itu.

Begitu keduanya tiba, suasana terasa makin meriah. Sempat terjadi 'insiden' dimana Ji-hoo mencium pipi Yi-jung (sambil bercanda), suasana mulai menghangat ketika Jun-pyo menjawab pertanyaan soal wanita yang dicintainya dan tanpa basa-basi bertanya balik ke Jan-di soal janji yang pernah diucapkan. Dengan wajah sendu, Jan-di menyebut bahwa gadis yang pernah mengucapkan janji tersebut sudah tidak ada lagi.

Nyonya Kang rupanya tidak main-main dengan ancaman yang pernah dilontarkannya, ibu Jun-pyo tersebut berhasil memaksa Jan-di hingga tidak punya tempat tinggal karena apartemennya bakal digusur. Keruan saja, situasi keluarga Jan-di semakin tidak menentu.

Waktu untuk berpisah akhirnya tiba juga. Karena kondisi keuangan yang semakin kritis, Kang-san akhirnya menyusul kedua orangtuanya untuk tinggal di sebuah desa. Sadar kalau sang adik berkorban untuk dirinya, Jan-di sempat berniat untuk ikut. Namun, ia diingatkan untuk menyelesaikan sekolah. Sebelum berpisah, Kang-san memberitahu Jan-di kalau Jun-pyo masih menyukai gadis itu.

Boys Before Flowers Episode 21


"Ternyata tidak cuma Jae-kyung yang memergoki Jan-di sedang berada di kamar Jun-pyo, masih ada seseorang lagi : Nyonya Kang. "


Sempat sumrigah karena mengira Jun-pyo bakal menyambut Jae-kyung, Nyonya Kang marah besar begitu tahu Jan-di ada dirumahnya. Dengan suara tinggi, ia meminta gadis itu dipecat. Namun siapa sangka, nenek kepala rumah tangga menolak perintah tersebut.

Meski berkuasa, Nyonya Kang tidak berkutik menghadapi sang pengurus yang telah ada di rumah keluarga Gu jauh sebelum dirinya menjadi istri pemilik Shinhwa. Setelah itu, Jae-kyung mendatangi Jan-di dan mengaku mengerti alasan gadis itu tidak menceritakan hubungannya dan Jun-pyo. Namun, Jae-kyung menyebut dirinya siap bersaing memperebutkan Jun-pyo.

Hubungan Yi-jung dan Ga-eul semakin renggang, Ga-eul mengira dirinya telah melepas pemuda itu untuk berbahagia dengan Eun-jae. Siapa sangka, Yi-jung belakangan baru mengetahui kalau hati Eun-jae ternyata sudah untuk pria lain yang ironisnya adalah kakak sang playboy.

Karena tidak bisa mengusir Jan-di, Nyonya Kang menggunakan cara lain : ia mengijinkan Jae-kyung tinggal dirumah keluarga Gu sehingga bisa selalu berdekatan dengan Jun-pyo. Meminta Jan-di masuk ke kamar barunya, Jae-kyung menyampaikan permintaan yang cukup mengagetkan : ia ingin Jan-di mau menjadi pendamping pengantin saat dirinya menikah dengan Jun-pyo.

Untuk keperluan pertunangan sekaligus promosi hubungan keduanya, Jun-pyo dan Jae-kyung diminta untuk tampil sebagai model iklan ponsel terbaru Shinhwa. Begitu iklan tersebut ditayangkan di televisi, semangat Jan-di untuk mempertahankan hubungannya dengan Jun-pyo semakin redup.

Bertemu dengan Ji-hoo atas prakarsa kakek pria itu, Jan-di menghabiskan waktu berdua dengan berjalan-jalan. Langkah keduanya terhenti di sebuah tempat dimana tengah diadakan kontes foto pengantin. Begitu mendengar ada hadiah makanan bagi juara kedua, Jan-di langsung antusias.

Bisa ditebak, pasangan Ji-hoo dan Jan-di memjadi juara pertama yang membuat mereka mendapat sepasang tiket ke pulau Jeju. Namun begitu melihat reaksi Jan-di, Ji-hoo berinisiatif menukarkan hadiahnya dengan pemenang kedua. Tersentuh oleh kebaikan hati pemuda itu, Jan-di secara spontan langsung memeluknya.

Bersama F4, Jan-di berangkat ke pulau Jeju untuk menghadiri pesta pernikahan Jun-pyo dan Jae-kyung. Disana saat berdua dengan Jae-kyung, sahabat sekaligus rivalnya tersebut meminta maaf karena telah mengacaukan hubungannya dengan Jun-pyo. Menyebut keduanya sebagai orang terpenting dalam hidupnya, Jae-kyung berjanji bakal menebus dosanya pada Jan-di.

Ji-hoo terus berusaha memompa semangat Jan-di dan mengingatkan bila gadis itu tidak mencoba merebut Jun-pyo, maka kesempatannya untuk berbahagia bakal sirna selamanya. Namun saat hendak berbicara dengan Jun-pyo, Jan-di melihat pria yang dicintainya itu sedang bicara empat mata dengan Jun-hee.

Berusaha memantapkan hati, sampai-sampai ia meminta Ji-hoo untuk memukul rahangnya, Jun-pyo memutuskan untuk berbicara dengan Jae-kyung. Setelah menyatakan tidak bisa bersanding dengna gadis itu, Jun-pyo berlutut didepan Jae-kyung untuk meminta maaf. Namun dengan keras hati, Jae-kyung menolak dan tetap ngotot ingin menikah.

Keesokan harinya, hari yang telah dinanti banyak orang akhirnya tiba. Keluar dengan setelan jas lengkap dan wajah pucat, Jun-pyo sempat meminta Woo-bin untuk mematahkan pergelangan tangannya sehingga pernikahan bisa ditunda.

Namun sebelum semuanya terjadi, Jan-di mendadak masuk dan mencela keputusan Jun-pyo yang dianggapnya pengecut. Sambil memegang bahu Jan-di, Jun-pyo meminta gadis itu untuk melarangnya meneruskan pernikahan.

Boys Before Flowers Episode 20


"Wajah Yi-jung berubah saat melihat keramik yang dipegang Ga-eul, sementara gadis itu akhirnya sadar hubungan antara pria yang disukainya tersebut dengan Eun-jae."


Dalam keadaan putus asa dan hanya menyisakan satu koper berisi pakaian, Jan-di berusaha mencari tempat untuk beristirahat. Sempat mencoba menelepon seseorang, gadis itu jatuh pingsan karena kelelahan, dan telah berada di kediaman keluarga Gu saat bangun.

Rupanya, 'kehadiran' Jan-di adalah atas prakarsa Jun-hee kakak Jun-pyo, yang sudah tahu apa yang telah terjadi. Dengan tegas, ia meminta Jan-di untuk tetap tinggal di kediaman keluarga Gu sampai menemukan rumah baru. Sempat menolak, Jan-di akhirnya tidak bisa menolak permintaan Jun-hee.

Dasar Jan-di, ia menolak tinggal tanpa melakukan apapun. Oleh Jun-hee, Jan-di diperkenalkan pada kepala pengurus rumah tangga keluarga Gu. Dibawah pengawasan wanita yang telah berumur itu, Jan-di dilatih keras. Kejadian lucu sempat dialami gadis itu, yang salah tingkah saat diminta untuk melayani Jun-pyo.

Sempat minta untuk dipindahtugaskan, Jan-di akhirnya harus menerima nasib melayani majikan barunya. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejut (dan senangnya) Jun-pyo saat tahu siapa pelayan barunya. Sempat mengomel karena dikerjai Jun-pyo dengan disuruh melakukan berbagai pekerjaan, Jan-di akhirnya tertidur setelah membuatkan mie ramen untuk sang majikan.

Paginya, tugas berat berikutnya telah menanti Jan-di : membangunkan Jun-pyo. Kaget melihat seorang pelayan keluar sambil menangis, Jan-di langsung masuk ke dalam kamar. Selain sukses membuat Jun-pyo terbangun, ia juga berhasil menyelamatkan karir sang pelayan yang sempat diusir.

Tak lama setelah sama-sama meratapi nasib percintaannya yang malang bersama Ga-eul, yang ternyata juga mengalami nasib sama, dan disibukkan oleh kemunculan Jae-kyung, Jan-di berhasil memaksa dokter di klinik tempatnya bekerja untuk tinggal bersama Ji-hoo sang cucu. Sempat terjadi ketegangan, Ji-hoo akhirnya mengalah pada keinginan Jan-di.

Malamnya, Jan-di diminta Jun-pyo untuk menemaninya menonton film horor. Sempat canggung, Jan-di memutuskan untuk keluar dari kamar sang majikan. Namun tak lama kemudian, ia buru-buru masuk dan bersembunyi di dalam lemari. Rupanya, ia tidak ingin Jae-kyung, yang tengah berjalan ke kamar Jun-pyo, melihatnya disana.

Karena menunggu terlalu lama, Jan-di akhirnya tertidur didalam lemari. Karena merasa bersalah, gadis itu sempat bermimpi mendapat tamparan dari Jae-kyung sebelum terbangun dengan kaget.

Tidak tahan dengan Yi-jung yang terlihat begitu frustrasi, Ga-eul mengkonfrontir pria playboy itu dan menyebutnya sebagai pengecut. Bahkan, sahabat baik Jan-di itu bergeming ketika Yi-jung mengusirnya dan mengaku tahu kalau sosok Yi-jung yang selama ini ditunjukkan ke publik hanyalah topeng belaka.

Kembali mendapat tugas untuk membangunkan Jun-pyo, Jan-di sengaja menyiapkan weker besar yang bunyinya begitu nyaring. Secara tidak sengaja, tubuh gadis itu terjatuh diatas Jun-pyo yang berusaha keras menarik kembali selimutnya yang sudah tersibak.

Di luar dugaan, Jun-pyo malah memeluk Jan-di semakin erat. Tepat pada saat keduanya nyaris berciuman, mendadak dari belakang terdengar suara seseorang yang masuk kedalam kamar. Tidak salah, orang itu adalah Jae-kyung.

Boys Before Flowers Episode 18


"Melihat Jae-kyung masih berusaha memeluknya meski telah ditepis, Jun-pyo memutuskan untuk menatap wajah gadis itu untuk memberi penjelasan."


Jun-pyo berbicara dengan nada sopan saat menolak cinta Jae-kyung. Dengan tegas, ia mengiyakan saat gadis itu menebak kalau Jun-pyo telah menyukai orang lain. Reaksi Jae-kyung yang terkenal ceplas-ceplos cukup mengejutkan : ia berusaha menghindar dari kenyataan.

Adegan saat Jae-kyung memeluk Jun-pyo terlihat oleh Jan-di, yang dengan terpukul memutuskan untuk melangkah pergi. Duduk dalam kesendirian, sosok Jan-di terlihat oleh Ji-hoo. Seolah sudah mengerti apa yang dirasakan gadis itu, dengan lembut Ji-hoo meraih telapak tangan Jan-di dan menasehatinya. Untuk menghibur, Ji-hoo memetik gitar sambil memainkan lagu.

Di kamar hotel, Jae-kyung melampiaskan kesedihannya dengan melahap es krim. Ia mulai bisa menebak ada apa antara Jan-di dan Jun-pyo lewat pertemuan pertamanya dengan Jan-di yang ketika itu mengaku sedang mencari kekasihnya. Diam-diam, Jae-kyung mulai membandingkan antara cincin yang hendak diberikannya pada Jun-pyo dengan kalung Jan-di.

Di tengah kekisruhan cinta segitiga antara Jan-di, Jun-pyo dan Jae-kyung, masalah juga tengah dihadapi oleh Woo-bin, yang diam-diam merasa minder karena berasal dari keluarga gangster. Saat pria itu sadar, giliran Yi-jung yang mabuk hingga akhirnya dipukuli dan mengalami cedera tangan yang cukup parah.

Setelah berpikir semalaman, Jae-kyung bertekad untuk memenangkan hati Jun-pyo dengan segala cara. Setelah sempat mengecoh Jan-di, yang datang bersama Ji-hoo, gadis itu membuat Jun-pyo tidak nyaman karena dengan seenaknya memerintah para pelayan di rumah keluarga Goo.

Sempat ragu-ragu saat diminta menyematkan cincin ke jari Jae-kyung, Jun-pyo tiba-tiba tersadar saat melihat ukiran di cincin tersebut. Dengan pelan, cincin tersebut kembali ditaruh di kotaknya dan Jun-pyo meminta ijin untuk pergi meninggalkan Jae-kyung.

Mendatangi Yi-jung yang sedang dalam keadaan putus asa karena pergelangan tangannya patah, raut wajah Jun-pyo langsung berubah saat sang sahabat mengisahkan tentang Jan-di yang harus berhenti berenang karena cedera yang menimpa.

Meski sempat dititipi Nyonya Kang untuk mengawasi Jun-pyo, diam-diam Tuan Jung tetap mengikuti perkembangan Jan-di dan memberitahu sang majikan dimana gadis itu berada. Saat bertemu gadis yang dicintainya dan sang adik Kang-san, Jun-pyo beralasan kalau dirinya juga tinggal di apartemen yang sama sebagai bagian dari ujian sebelum menjadi penerus Shinhwa.

Berkat nasehat Eun-jae, Ga-eul memberanikan diri untuk mengakui perasaannya pada Yi-jung. Sempat terkejut, playboy kelas kakap itu mampu menutupi perasaannya dengan menyebut tiga aturannya dalam berkencan. Dengan sedih, Ga-eul melangkah pergi tanpa sadar kalau dibelakangnya, Yi-jung menatap dengan penuh penyesalan.

Beralasan kalau dirinya terlalu banyak membeli makanan, Jun-pyo akhirnya menghabiskan makan malamnya bersama Jan-di dan Kang-san. Tinggal bersebelahan ternyata sempat membuat Jan-di terganggu. Malamnya, tiba-tiba Jun-pyo berteriak histeris akibat seekor kecoak yang muncul disana.

Sempat menemani Jun-pyo, yang begitu ketakutan, hingga pemuda itu tertidur, Jan-di mendapat kunjungan mendadak dari Jae-kyung (yang tidak sadar kalau Jun-pyo ada di apartemen sebelah).

Tidak ingin sang ibu mengetahui kepergiannya, Jun-pyo buru-buru mengemasi barang-barangnya. Namun, rencananya buyar oleh kemunculan Jae-kyung, yang tiba-tiba langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur sang pewaris Shinhwa.

Boys Before Flowers Episode 16


"Secara mendadak, Jun-pyo muncul di rumah Ji-hoo dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal semua tahu, hal itu dilakukan karena pemuda itu kesepian."


Tersenyum karena tahu alasan sahabatnya datang, Ji-hoo langsung menceritakan keadaan Jan-di yang baik-baik saja. Meski sempat berpura-pura tidak mau tahu, raut wajah Jun-pyo berubah saat melihat boneka buatan Jan-di yang semula hendak diberikan pada dirinya.

Paginya di sekolah, Jan-di dikejutkan oleh kemunculan Jae-kyung. Rupanya gadis itu bakal mengikuti kuliah di universitas Shinhwa, dan dengan penuh semangat berharap bisa bersahabat baik. Berusaha untuk tetap bersikap sopan, raut wajah Jan-di berubah saat Jae-kyung mengatakan ada disana untuk menemui seseorang.

Apa yang terjadi berikutnya sangat mengejutkan. Melihat Jun-pyo mendekat bersama rekan-rekan F4nya, Jae-kyung langsung memiting leher pria itu sambil memanggilnya dengan sapaan tunangan. Tidak perduli meski sempat diomeli, Jae-kyung menunjuknya sambil menyebut bahwa ia bakal menaklukkan Jun-pyo.

Niat Jae-kyung untuk bersahabat dengan Jan-di tidak main-main, ia bahkan mendatangi tempat gadis itu dan Ga-eul bekerja sambil setengah memaksa ingin ikut serta. Tidak cuma itu, ia juga terus bertanya tentang diri Jun-pyo ke Jan-di.

Rupanya meski tahu hubungan Jan-di dan Jun-pyo, ia tidak sadar kalau keduanya lebih dari sekedar teman. Dengan wajah sumrigah, Jae-kyung memproklamirkan Jan-di sebagai gurunya dalam urusan berkencan dan menaklukkan Jun-pyo. Meski sebal, belakangan Ga-eul mengakui kalau ia mengerti perasaan Jan-di yang sulit membenci Ga-eul.

Berita tentang Jun-pyo terdengar oleh keluarga Jan-di, yang juga dikejutkan oleh kehadiran tamu tak diundang : Jae-kyung. Tidak sadar siapa gadis itu sebenarnya, ayah dan ibu Jun-pyo mengijinkan Jae-kyung menginap dan bahkan meminjamkan piyama yang pernah dipakai Jun-pyo. Menjelang tidur, Jae-kyung tak henti-hentinya membicarakan Jun-pyo.

Di kampus, Jun-pyo terus mengikuti Jan-di sambil berusaha menjelaskan kalau pertunangannya dengan Jae-kyung adalah ulah Nyonya Kang. Namun, Jan-di yang tidak mau mendengar penjelasan mempercepat langkahnya dan saat bertemu Ji-hoo, meminta supaya pemuda itu mau memboncenginya.

Apes bagi mereka, adegan itu terlihat oleh Jae-kyung, yang kontan mengira Ji-hoo adalah pria yang disukai oleh Jan-di. Melihat perkembangan keadaan yang semakin rumit, Yi-jung dan Woo-bin bertekad membantu untuk memisahkan Jun-pyo dari Jae-kyung. Siapa sangka, strategi keduanya malah jadi senjata makan tuan.

Strategi terakhir adalah melupakan Jae-kyung serta memfokuskan perhatian pada pasangan Jun-pyo dan Jan-di. Strateginya adalah dengan meminta Ga-eul menelepon Jan-di dan mengaku kalau dirinya diajak kencan oleh Yi-jung. Tahu akan sifat playboy personil F4 yang satu ini, Jan-di dengan panik meminta bantuan Jun-pyo.

Sempat terjadi sejumlah peristiwa lucu, Jun-pyo sempat tidak percaya kalau Yi-jung menyukai gadis sederhana seperti Ga-eul. Namun, Jan-di semakin panik saat Woo-bin mengatakan bahwa Ga-eul adalah tipe idaman Yi-jung.

Penguntitan berlangsung hingga malam hari, Jun-pyo dan Jan-di tidak sadar kalau mereka dijebak. Tidak sengaja berpelukan, Yi-jung tersenyum melihat kedekatan Jun-pyo dan Jan-di serta mengeluarkan trik terakhirnya : kembang api. Seolah masih belum cukup, Jun-pyo dan Jan-di sengaja menyewa kamar tepat di sebelah kamar Yi-jung dan Ga-eul.

Berada didalam satu kamar, keadaan sempat kaku saat Jan-di mengucapkan selamat ultah pada Jun-pyo. Tidak tahan dengan ucapan pria itu, Jan-di memutuskan untuk keluar kamar. Siapa sangka, di koridor ia malah bertemu Nyonya Kang. Sambil memaki-maki gadis malang itu, Nyonya Kang nyaris saja menampar Jan-di kalau Jun-pyo tidak muncul dan menahan tangan sang ibu.

Melihat putranya ada disana, Nyonya Kang langsung menyuruh anak buahnya untuk menyeret Jun-pyo pergi dari lokasi itu. Sebelum ditarik paksa, Jun-pyo masih sempat mengirim SMS pada Ji-hoo untuk meminta tolong sang sahabat dekat supaya mau menjaga Jan-di. Sayang saat Ji-hoo tiba, Jan-di sudah tidak ada di hotel.

Ji-hoo nampaknya benar-benar telah mengenal Jan-di, ia langsung menyusul gadis itu di klinik. Dugaannya benar, Jan-di tengah membersihkan klinik dengan wajah muram. Terus melihat aksi kekasih Jun-pyo itu, Ji-hoo langsung menyodorkan bahunya saat Jan-di menangis tersedu-sedu.

Kuatir kalau Jan-di bakal dicelakai, Jun-pyo yang terus mendapat pengawasan ketat dari sang ibu memutuskan untuk mengacuhkan Jan-di saat di kampus. Siapa sangka, masalah besar kembali menimpa keluarga Geum : rumah mereka beserta seisi barang-barangnya bakal disita.

Boys Before Flowers Episode 15


"Akibat kecerobohannya saat hendak membeli cemilan, Jan-di baru sadar kalau dompetnya, yang ditemukan oleh Ming, hilang."


Jan-di baru sadar saat berada di sebuah kuil, kekuatirannya dilihat oleh Ji-hoo yang langsung mengambil tindakan. Rupanya, pria itu meminjam sebuah gitar dan untuk menggantikan uang (dan dompet) Jan-di yang hilang, Ji-hoo mengamen ditengah kerumunan orang-orang.

Bisa ditebak, penonton langsung memberi aplaus meriah sementara Jan-di dari kejauhan cuma bisa menatap dengan kagum. Dalam perjalanan pulang ke rumah Ming, Jan-di yang keseleo kembali dibuat kehabisan kata-kata oleh aksi Ji-hoo, yang rela membopongnya. Keduanya tidak sadar kalau dari belakang, Jun-pyo yang berada di dalam mobil terus memandangi mereka.

Keesokan harinya, setelah sempat diselingi kejadian memalukan dengan Ji-hoo, Jan-di memutuskan untuk kembali ke Korea. Di bandara, ia sempat berdebat dengan Ji-hoo saat mengajukan tawaran untuk mengganti tiket pesawat kelas satu dengan kelas ekonomi. Namun, ucapan pria itu langsung menuntaskan perdebatan dengan cepat.

Ditengah pertemuan bisnis, Jun-pyo diingatkan oleh asisten kepercayaannya Tuan Jung kalau pesawat Jan-di bakal terbang ke Seoul di sore hari. Saat waktu tersisa dua jam, Jun-pyo berhasil meloloskan diri dan langsung menuju ke bandara. Namun didepan matanya, ia meliat Ji-hoo sedang berlutut memakaikan sepatu ke Jan-di.

Kontan saja adu mulut antara kedua personil F4 itu tidak bisa dihindari, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosinya saat Ji-hoo mengatakan tidak akan melepas Jan-di untuk kedua kalinya. Namun ketika Jan-di mengkonfrontirnya, Jun-pyo tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa terduduk di lantai menyaksikan gadis yang dicintainya pulang bersama Ji-hoo.

Setelah kembali ke Korea, Jan-di kerap tidak fokus dengan pekerjaannya sampai suatu saat ia ditugaskan untuk mengantar makanan ke sebuah klinik. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Jan-di mulai optimis menghadapi hidup tanpa Jun-pyo.

Namun semua ternyata hanya berlangsung sementara. Setelah melihat berita tentang Shinhwa Group di televisi, secara kebetulan ia bertemu dengan Jun-hee. Saat dibawa pulang ke rumah keluarga Goo, pertahanan Jan-di akhirnya runtuh.

Bukan cuma Jun-hee, pasangan Ga-eul dan Yi-jung juga penasaran dengan perubahan sifat Jun-pyo yang begitu drastis. Untuk memastikan kecurigaannya, Yi-jung meminta Ga-eul mengajak Jan-di untuk datang ke pesta ultah Jun-pyo. Siapa sangka, Jan-di ternyata juga mendapat undangan....dari Nyonya Kang.

Sempat merasa kalau ia seharusnya tidak muncul, Jan-di malah 'ditodong' Nyonya Kang untuk tampil memainkan piano sambil bernyanyi untuk Jun-pyo. Untungnya, penampilan gadis itu tidak mengecewakan. Sempat sedikit kecewa karena gagal menjatuhkan mental Jan-di, Nyonya Kang ternyata masih punya satu kejutan lagi.

Rupanya, Nyonya Kang berniat mengumumkan pertunangan Jun-pyo dengan Jae-kyung. Sadar kalau ibunya mulai berulah, Jun-pyo meminta Jan-di mengikutinya. Pemuda itu tidak sadar, yang ditariknya justru bukanlah Jan-di melainkan Jae-kyung.

Kesalahpahaman itu kontan membuat Jan-di makin terpuruk, sementara Jun-pyo baru sadar kalau dirinya telah menarik gadis yang salah saat berada ditengah taman. Tidak terima dengan perlakuan sang pewaris Shinhwa, Jae-kyung langsung melompat ke punggung Jun-pyo sambil mengigit telinga pria itu.

Dalam perjalanan pulang dengan taksi, Jan-di berpura-pura tegar sambil mengatakan ke Ji-hoo kalau dirinya tidak perduli dengan Jun-pyo. Sadar kalau yang dikatakan gadis itu bukanlah kebenaran, Ji-hoo membela Jun-pyo sambil menyebut sahabat baiknya itu pasti tidak tahu apa-apa.

Boys Before Flowers Episode 13


"Setelah ayahnya meninggal, Jun-pyo mengambil-alih kendali perusahaan Shinhwa yang bertekad untuk menjalankan sebuah proyek ambisius."


Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Jan-di telah memasuki tahun terakhir sekolah sementara tiga rekannya di F4 tengah menikmati hari-hari mereka di universitas. Praktis, hubungannya dengan Jun-pyo terputus sejak pria itu terbang ke Makau.

Meski berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk, ekspresi Jan-di langsung berubah sendu setiap kali mendengar nama Jun-pyo disebut. Untungnya dibalik kesedihan, kehidupan keluarga Jan-di yang sempat morat-marit mulai membaik setelah ayahnya diterima kerja di perusahaan baru.

Bertemu Ji-hoo di kolam renang, Jan-di dipaksa untuk memeriksakan bahunya yang cedera ke rumah sakit. Sempat melihat Ji-hoo bersama seorang pria tua yang kerap datang ke restoran tempatnya bekerja, Jan-di diberitahu bahwa meski cederanya bakal sembuh, namun ia sudah tidak bisa lagi mengejar karir di dunia renang.

Berita tersebut kontan membuat Jan-di tambah terpukul. Di pinggir kolam, ia menumpahkan isi hatinya pada Ji-hoo sambil berderai air mata. Dengan lembut, pria itu berusaha menghibur Jan-di. Meski berat, Jan-di akhirnya mulai mengemasi perlengkapan renangnya termasuk kacamata pemberian Jun-pyo.

Tidak sengaja melihat sebuah serial televisi, Jan-di memutuskan untuk mengejar Jun-pyo hingga ke Makau. Sempat berusaha meminta supaya gajinya dibayar dimuka untuk tiket pesawat namun gagal, Jan-di berusaha untuk mendapat nominal yang diinginkan dengan menjual bubur.

Beruntung bagi Jan-di, tempat jualannya yang semula sepi langsung berubah ramai berkat kemunculan F4 minus Jun-pyo. Setelah berhasil mendapat uang tiket pesawat, Jan-di diminta untuk melakukan renang terakhirnya sambil disaksikan tiga rekan-rekannya di F4 dan Ga-eul sebelum kemudian berangkat ke Makau.

Begitu tiba di Makau, Jan-di langsung menuju hotel dimana Jun-pyo menginap. Sayang, usahanya untuk menemui pria itu (dengan berbagai gerak tangan yang kocak dan bahasa Inggris campur Korea yang terpatah-patah) dihalang-halangi oleh petugas keamanan.

Sambil memikirkan langkah berikutnya, Jan-di memutuskan untuk melihat-lihat keramaian. Ia nyaris saja tidak menyangka kalau seorang pencopet mengincar dompetnya, namun ia diselamatkan oleh seorang gadis cantik bernama Ha Jae-kyung.

Sempat menghabiskan waktu bersama, keduanya akhirnya berpisah. Melihat kesempatan yang ada, Jan-di berhasil menyelinap masuk ke dalam hotel dengan berpura-pura menjadi bagian dari rombongan turis. Terus menjelajahi satu-persatu ruangan yang ada, gadis itu akhirnya tiba di bar hotel.

Didalam ruangan mewah itulah Jan-di akhirnya bertatapan muka dengan Jun-pyo, namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Tidak cuma melihat Jun-pyo yang begitu bahagia saat bersanding bersama wanita lain, namun ekspresi wajah pria itu berubah dingin saat tatapan keduanya bertemu.

Kebingungan karena reaksi Jun-pyo diluar harapannya, Jan-di memutuskan untuk mengikuti seorang bocah yang menawarkan penginapan murah. Siapa sangka, gadis itu malah digiring ke tempat sepi dimana sekelompok berandal telah menanti. Dalam keadaan terdesak, mendadak muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin sebagai penyelamat.

Setelah membereskan para berandalan, yang ekstra ketakutan melihat sosok Woo-bin, Jan-di dan rekan-rekan F4nya memutuskan untuk menginap di hotel sambil menghubungi Jun-pyo. Penolakan yang dilakukan sang pemimpin membuat ketiga rekannya mulai yakin ada sesuatu yang salah.

Ketika ditanya soal Jun-pyo, Jan-di berusaha mengelak namun ucapannya semakin menguatkan kecurigaan Ji-hoo. Disaat ketiga personil F4 dan Jan-di menikmati keindahakn malam di Makau, Jun-pyo sibuk menyelesaikan urusan bisnisnya bak seorang pengusaha ulung.

Boys Before Flowers Episode 12


"Akhirnya terbongkar sudah kenapa Jae-ha begitu dendam pada Jun-pyo : ia adalah adik dari siswa yang pernah mencoba bunuh diri di Shinhwa namun diselamatkan Jan-di."

Jun-pyo yang merangsek masuk langsung disergap oleh anak buah Jae-ha, yang langsung memerintahkan supaya pria itu dihajar. Namun meski memuntahkan darah, Jun-pyo bergeming dan menolak ketika diminta supaya melepaskan Jan-di.

Jan-di semakin tidak tega melihat Jun-pyo yang tidak berdaya, dan dengan cepat menggunakan tubuhnya untuk menangkis kursi yang hendak dipukulkan Jae-ha. Akibatnya, gadis itu langusng jatuh pingsan. Untungnya tak lama kemudian muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin. Tanpa kesulitan, ketiganya mampu menguasai keadaan dan meringkus Jae-ha.

Saat tersadar, Jan-di telah terbaring di rumah sakit dengan Jun-pyo, yang duduk di kursi roda, disampingnya. Bukannya berusaha menghibur, Jun-pyo malah memarahi Jan-di yang nekat menggunakan tubuhnya untuk melindungi pria itu. Keruan saja, Jan-di tidak terima dan keduanya kembali adu mulut.

Keadaan dirumah Jan-di tidak kalah genting, sang ayah diseret oleh para penagih hutang dan diancam bakal diambil salah satu organ tubuhnya kalau tidak bisa melunasi. Dalam keadaan putus asa, ibu Jan-di mendatangi Nyonya Kang dan sambil berlutut, memohon supaya presiden grup Shinhwa itu mau menolong keluarganya.

Melihat wanita itu mempermalukan dirinya, Nyonya Kang tersenyum puas dan langsung menolong ayah Jan-di dengan melunasi hutang-hutangnya. Ketika Jan-di pulang kerumah, kedua orangtuanya langsung menjelaskan apa yang terjadi serta imbasnya terhadap hubungan sang putri dengan Jun-pyo.

Berdasarkan keputusan bersama, Jan-di mendatangi Nyonya Kang untuk mengembalikan hutang keluarganya. Seperti yang bisa ditebak, perang antara keduanya dimulai yang diakhiri dengan penolakan Jan-di untuk berpisah dengan Jun-pyo.

Tidak tahu apa yang terjadi, Jun-pyo bersama F4 mengajak Jan-di dan Ga-eul berlibur di tempat ski. Sempat ragu-ragu akibat ucapan Woo-bin, Jun-pyo akhirnya memberanikan diri untuk memberikan hadiah berupa kalung bermotif unik kepada Jan-di.

Hadiah kalung dari Jun-pyo kontan membuat trio siswi populer Shinhwa Jin-Sun-Mi iri, ketiganya diam-diam merebut kalung tersebut. Kontan saja, Jan-di langsung kelabakan dan akhirnya mengaku kepada Jun-pyo. Sempat jengkel, Jun-pyo melampiaskan kekesalannya pada boneka salju sebelum akhirnya masuk kembali ke kabin.

Mengira kalau yang didengarnya adalah langkah kaki Jan-di, wajah Jun-pyo langsung sumrigah dan sudah bersiap untuk memarahinya lagi. Siapa sangka, yang muncul ternyata adalah anak buah Nyonya Kang. Meski sempat melawan, Jun-pyo akhirnya mengikuti mereka.

Saat mencari kalungnya yang hilang, Jan-di dikerjai oleh trio penggemar F4 Jin-Sun-Mi tanpa sadar kalau dirinya dijebak. Keruan saja, ia tidak bisa lolos saat badai salju datang. Tanpa sengaja, Ji-hoo mendengar tentang Jan-di, dan langsung menghubungi Jun-pyo.

Cukup cerdik meski sebagai tawanan, Jun-pyo akhirnya lolos dan langsung mencari Jan-di ditengah badai salju yang semakin lebat. Ia akhirnya menemukan Jan-di terbaring lemah, dan tanpa berpikir panjang langsung membopong gadis itu ke sebuah kabin. Melihat kekasihnya menggigil kedinginan, Jun-pyo melepas mantelnya dan memberikannya pada Jan-di.

Tersentuh oleh kebaikan hati Jun-pyo, Jan-di berjanji bakal mengabulkan apapun permintaan pria itu. Dengan tersenyum tipis, Jun-pyo meminta dibuatkan bekal, yang langsung diangguki Jan-di. Ditengah suasana yang begitu romantis, keduanya berciuman dengan mesra.

Keesokan harinya setelah badai reda, Jun-pyo dan Jan-di kembali ke tempat dimana rekan-rekan F4nya dan Ga-eul berada. Ji-hoo yang berhasil menemukan kalung Jan-di langsung mengembalikannya ke gadis itu, yang kemudian disibukkan oleh kegiatan baru : membuat bekal untuk Jun-pyo (dengan motif unik).

Telah menunggu cukup lama, Jan-di tidak sadar kalau Jun-pyo harus segera terbang ke luar negeri karena sang ayah mendadak jatuh pingsan saat berada di China. Tahu kalau Jan-di akan terus menunggu, Jun-pyo meminta Ji-hoo untuk menjemput gadis itu. Muncul dengan sepeda motor, Ji-hoo meminta Jan-di untuk bergegas karena pesawat Jun-pyo bakal berangkat.

Sayang kedatangan mereka terlambat, pesawat grup Shinhwa telah terbang dan Jan-di hanya bisa menatap dengan cucuran air mata. Dari atas pesawat, Jun-pyo mengirim pesan singkat yang isinya meminta Jan-di untuk menunggu kepulangannya...dan mengungkapkan perasaan terdalamnya pada sang kekasih.

Boys Before Flowers Episode 11


"Meski ragu-ragu, Jan-di memutuskan untuk mencoba peruntungannya di bidang akting. Siapa sangka, yang diminta sang sutradara bukanlah syuting film biasa."


Mulai curiga melihat kostum yang tidak biasa, ketakutan Jan-di terbukti ketika sang sutradara mulai memaksanya. Untungnya muncul seorang pemuda penyelamat, yang mengantar Jan-di pulang dan menyebut nama lengkap gadis itu saat berpamitan.

Di sekolah, Jan-di kembali bertemu dengan pria yang ternyata adalah siswa kelas 1 bernama Lee Jae-ha. Dengan terang-terangan, Jae-ha mengaku kagum dengan sosok Jan-di yang berani berhadapan langsung dengan F4. untuk menutupi profesinya sebagai model serabutan, Jae-ha sengaja berdandan seperti seorang kutu buku.

Menutupi perkenalannya dengan Jae-ha dari Jun-pyo, Jan-di menerima tawaran sahabat barunya untuk menjadi model pendamping. Sempat kelabakan saat Jae-ha menyebutnya sebagai kekasih, Jan-di langsung menerima tawaran begitu mendengar bayaran yang diberikan cukup memuaskan.

Mendengar keluh-kesah Jun-pyo soal Jan-di yang mendadak jarang muncul, Ji-hoo tanpa sengaja bertemu dengan gadis itu saat bersama Jae-ha. Jan-di kelabakan untuk memberi alasan, namun secara tersirat Ji-hoo meminta gadis itu untuk tidak mengulangi perbuatannya sebelum kemudian memacu motornya. Dari belakang, Jae-ha tersenyum penuh misteri.

Usaha Jan-di untuk menutupi profesi barunya akhirnya terbongkar juga, Jun-pyo langsung marah besar saat mendapati sang kekasih difoto bersama model yang ternyata siswa Shinhwa. Saat berusaha menjelaskan kebohongannya, Jan-di dikejutkan oleh Jun-pyo yang tiba-tiba memukul Jae-ha setelah ditertawakan sang yunior.

Keruan saja Jan-di dan Jun-pyo kembali bertengkar dan dalam keadaan histeris, Jan-di menyebut ingin kembali ke masa saat dirinya belum mengenal Jun-pyo dan F4. Untuk kedua kalinya, Jan-di kembali mendapat memo merah yang membuatnya jadi sasaran di sekolah. Namun kali ini ia tidak sendirian, Jae-ha menyebut siap menjaga gadis itu.

Hubungan Jan-di dan Jae-ha yang semakin akrab membuat Ji-hoo kuatir, ia mengajak Jan-di untuk bicara empat mata. Kepada gadis itu, Ji-hoo menyebut tidak percaya kalau Jun-pyo sejahat yang diceritakan Jae-ha. Setelah pembicaraan mereka selesai, Jan-di mulai berjalan pelan menuju kelas.

Masuk ke kelas yang telah dikosongkan, Jan-di sempat tidak sadar kalau terjadi kebocoran gas. Begitu kabut tebal mulai terlihat, Jan-di dengan panik terus menggedor-gedor jendela kaca sebelum akhirnya ambruk tidak sadarkan diri. Beruntung Jae-ha melihat kejadian itu, ia langsung memecahkan kaca dan menyelamatkan Jan-di yang tidak sadarkan diri.

Bukannya dibawa ke rumah sakit, Jae-ha malah membopong Jan-di kerumahnya. Saat berusaha mencium gadis yang tidak sadarkan diri itu, mendadak teleponnya berbunyi. Dengan suara pelan, Jae-ha meyakinkan sang penelepon yang tidak lain adalah Nyonya Kang kalau Jan-di sudah bisa diatasi, dan mengingatkan wanita itu untuk menyiapkan bayarannya.

Hilangnya Jan-di membuat Ga-eul panik, ia mendatangi markas F4 dan meminta mereka untuk membantu menemukan temannya. Ji-hoo memerintahkan seorang siswa untuk menghubungi Jun-pyo, yang memilih untuk menyepi setelah bertengkar dengan Jan-di, sementara Woo-bin dan Yi-jung memacu mobilnya untuk mencari dimana Jan-di berada.

Saat tersadar, Jan-di kaget mendapati dirinya telah pingsan selama dua hari di rumah Jae-ha. Saat hendak pulang usai mengucapkan terima kasih, mendadak Jae-ha menghalangi sambil meminta gadis itu menjauhi Jun-pyo. Melihat gelagat yang tidak beres, Jan-di mulai ketakutan.

Ketika pria itu mulai mencengkram lengannya dan berusaha mencium, Jan-di langsung menampar Jae-ha sambil menyatakan tetap percaya pada Jun-pyo. Mengucapkan salam perpisahan sambil berjalan pergi, Jan-di kembali tidak sadarkan diri setelah Jae-ha membekapnya dengan kain yang telah dicelupkan dengan cairan kloroform.

Begitu sampai dirumah, Jun-pyo mulai merasa tidak enak setelah mendengar kabar kalau Jan-di menghilang. Ketakutannya terbukti setelah menerima amplop berisi foto Jan-di yang diikat beserta segenggam rambut gadis itu, Jun-pyo langsung bergegas pergi. Tak berapa lama, rekan-rekan F4-nya tiba di kediaman keluarga Gu.

Boys Before Flowers Episode 10


"Sikap flamboyan Yi-jung saat membela Ga-eul membuat gadis itu mulai jatuh hati pada sang playboy"

Menjelang hari Valentine, Jan-di mulai membuat coklat untuk diberikan pada orang yang dianggap begitu berarti untuknya. Meski sedikit gengsi, gadis itu mulai membuat motif coklat yang menyerupai wajah dan rambut Jun-pyo.

Dengan sedikit malu-malu (dan pura-pura tidak sengaja lewat), Jan-di memberikan coklat buatannya pada Jun-pyo di kantor Shinhwa. Secara kebetulan, di tempat tersebut diadakan kontes dengan hadiah ponsel. Setengah memaksa, Jan-di berhasil membuat Jun-pyo mengikuti acara itu.

Apes bagi keduanya. Saat sedang menggendong Jan-di, mendadak Nyonya Kang lewat dan menatap tajam Jun-pyo. Pemuda itu langsung ditarik ibunya ke kantor untuk dimintai penjelasan, dan dengan suara tinggi Jun-pyo meminta sang ibu untuk tidak mengganggu Jan-di.

Sudah tentu permintaan tersebut tidak dituruti, Nyonya Kang malah mendatangi kediaman keluarga Geum untuk menawarkan uang 300 juta won dengan syarat Jan-di harus memutuskan hubungan dengan Jun-pyo.

Sudah tentu ucapan tersebut membuat ibu Jan-di marah, ia menuangkan garam ke atas kepala Nyonya Kang sambil mengusirnya pergi. Ayah, adik , dan Jan-di langsung terharu melihat sikap sang ibu, namun kekaguman mereka buyar ketika wanita itu menyebut 300 juta won terlalu sedikit.

Apa yang dilakukan ibu Jan-di ternyata membuat keluarga Geum mulai jatuh dalam kesulitan. Pasalnya, tempat laundry mereka mendadak menolak untuk memperpanjang masa sewa. Bisa ditebak, semua adalah berkat siasat Nyonya Kang yang begitu berkuasa.

Karena usaha laundry mereka dipaksa untuk tutup, keluarga Geum mencari nafkah dengan berjualan makanan di pinggir jalan. Bisa ditebak, berita tersebut langsung disambut oleh Nyonya Kang.

Ingin membuktikan dirinya tidak main-main, wanita dingin itu meminta sopir mobilnya melewati tempat keluarga Kang berjualan sambil mengajak Jun-pyo. Dengan polosnya, Jan-di langsung menawarkan barang jualannya sebelum kemudian tertawa gugup melihat kehadiran Nyonya Kang di bangku belakang mobil.

Dengan tersenyum sinis, Nyonya Kang meminta supaya mobil kembali dijalankan. Begitu melihat sosok Jan-di, mata Jun-pyo langsung membelalak. Namun permintaannya supaya mobil dihentikan sia-sia, karena tangan sang ibu mencengkramnya.

Hati Jan-di bagai diiris-iris melihat sikap Nyonya Kang, dan mendadak dari belakang terdengar suara Jun-pyo memanggilnya. Saking terkejutnya, gadis itu hanya bisa terdiam menanti sosok Jun-pyo yang terus mendekat.

Berjalan dengan latar belakang matahari terbenam, Jun-pyo sempat memarahi Jan-di karena tidak memberitahunya soal kondisi keluarga Geum. Namun, dengan cepat gadis itu menjawab bahwa ia tidak ingin sang kekasih terus membantu keluarganya setiap ada dalam kesulitan.

Untungnya setelah memperingatkan soal Nyonya Kang, Jun-pyo berhasil membuat Jan-di berjanji untuk mau bercerita bila ada masalah yang menyangkut sang ibu. Tidak cuma itu, Jan-di juga menyebut tidak akan meninggalkan Jun-pyo hanya karena perbuatan Nyonya Kang.

Masalah baru menimpa keluarga Geum ketika mobil toko mereka dirusak oleh preman. Mau tidak mau, Jan-di kembali harus mencari kerja sampingan. Secara kebetulan, Ji-hoo bertemu dengannya di tempat pengisian bensin, dan hanya bisa melihat dengan penuh rasa kuatir saat gadis itu mulai mimisan.

Penghematan tidak cuma dilakukan Jan-di tapi juga sang adik, yang bahkan rela untuk tidak makan siang di kantin. Dengan sedikit ragu-ragu, Jan-di memutuskan untuk mendatangi tempat di kartu nama yang sempat diberikan padanya oleh seorang pelanggan restoran.

Boys Before Flowers Episode 9


"Setelah menginap di kediaman keluarga Geum, Jun-pyo sempat mengernyit geli ketika paginya disuguhi sarapan oleh ibu Jan-di."


Sejumlah kejadian lucu dialami Jun-pyo, yang selama ini hidup bergelimang kemewahan. Dari keluarga Geum, ia belajar cara meracik kimchi, saling menggosok punggung antar anggota keluarga, hingga memakan cemilan yang dijual di pinggir jalan.

Teringat akan sejumlah kejadian itu, Jun-pyo mendadak tertawa sehingga mengundang perhatian Woo-bin dan Yi-jung. Mendengar dua rekannya belum pernah merasakan apa yang dialaminya, dengan sok tahu pria itu menyebut kalau Woo-bin dan Yi-jung belum tahu apa-apa tentang hidup.

Berusaha untuk tampil tenang, Jun-pyo berusaha menyembunyikan kegembiraannya saat ditelepon Jan-di. Sempat jual mahal (dengan cara yang unik sehingga Yoo-jung dan Woo-bin cuma bisa tersenyum lebar), pemuda itu pura-pura ajakan kencan Jan-di.

Namun keesokan harinya, Jun-pyo muncul dan melihat Jan-di ditemani Ga-eul. Rupanya, Ga-eul mengajak kekasihnya Su-pyo. Selain datang terlambat, Su-pyo yang tidak tahu siapa Jun-pyo mencandai pria itu. Dibelakang mereka, Jan-di dan Ga-eul cuma bisa menahan napas.

Diluar dugaan, Jun-pyo (sambil mengertakkan gigi) mampu menahan emosi meski terus dicela oleh Su-pyo. Saat terpisah dari Ga-eul dan Jan-di, sebuah kejadian membuat pria itu hilang kesabaran dan memukuli Su-pyo hingga babak-belur.

Keruan saja aksi tersebut membuat Jan-di kaget, apalagi Jun-pyo tidak mau minta maaf dan pergi begitu saja. Sempat dinasehati Ji-hoo, Jan-di akhirnya tahu apa penyebab perbuatan Jun-pyo : rupanya, Su-pyo adalah seorang playboy yang menduakan Ga-eul.

Setelah menghajar Su-pyo dengan tendangan memutarnya, Jan-di yang merasa bersalah mendatangi tempat dimana F4 berkumpul. Tidak sadar akan kehadiran gadis itu, Jun-pyo tetap ngotot kalau dirinya tidak bersalah dihadapan Ji-hoo dan Woo-bin.

Kaget saat diberitahu Jan-di ada dibelakangnya, Jun-pyo akhirnya menerima permintaan maaf gadis itu (yang menyodorkan sebuah apel). Di tempat lain, Yi-jung yang tidak sengaja bertemu Ga-eul (yang sedang patah hati) berusaha menghiburnya.

Setelah sempat memberikan nasehat, Yi-jung mengajak Ga-eul ke sebuah klub malam dan disana keduanya bertemu dengan Su-pyo yang sedang bersama kekasih barunya.

Dengan caranya yang elegan, Yi-jung berhasil memikat gadis itu, kemudian memainkan saksofon sambil menyebut karyanya dipersembahkan untuk Ga-eul. Dari kejauhan, diam-diam jantung Ga-eul berdetak lebih kencang saat melihat senyum Yi-jung yang begitu mempesona.

Setelah berbaikan, Jun-pyo mengajak Jan-di ke sebuah taman bermain yang sudah dihiasi lampu warna-warni. Terkesan dengan apa yang ada dihadapannya, Jan-di menyebut bahwa semua seperti suasana Natal.

Ucapan itu langsung ditimpali Jun-pyo, yang mengaku sejak kecil tidak punya kenangan manis saat Natal tiba. Ia menyebut bahwa kebahagiaan yang dirasakannya adalah saat bersama keluarga Geum. Pelan-pelan, Jun-pyo mendekatkan wajahnya ke Jandi.

Boys Before Flowers Episode 8


"Jan-di menepis pelukan Jun-pyo sambil meminta maaf, dan dalam hati terus berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu adalah keputusan yang tepat."


Di hari pertandingan, siswa Shinhwa berkumpul untuk memberikan dukungan pada Yi-jung dan Woo-bin yang mewakili Jun-pyo. Namun begitu duel renang dimulai, Ji-hoo yang mendapat giliran pertama unggul dari Woo-bin.

Namun di giliran kedua, Jan-di yang sempat unggul cukup jauh mulai tersusul oleh Yi-jung. Mendadak, kolam renang menjadi gelap-gulita karena lampu penerangan di sekitar tempat itu mati. Melihat Jun-pyo melangkah keluar, Jun-hee tersenyum lebar dan bisa menebak apa yang terjadi.

Berdasarkan pengamatan terakhir, Jan-di dan Ji-hoo dinyatakan sebagai pemenang. Setelah mengumumkan hasilnya (tanpa kehadiran Jun-pyo), Jun-hee mengucapkan terima kasih pada Jan-di. Setelah semuanya usai, Jan-di dikejutkan oleh ajakan kencan Ji-hoo.

Dikamarnya, Jun-pyo tersenyum simpul sambil bergumam kalau dirinya telah membalas hutangnya pada Ji-hoo. Rupanya di masa lalu, Jun-pyo kecil pernah merusak mainan yang begitu disayangi Ji-hoo sehingga diam-diam dirinya terus merasa bersalah.

Perubahan sikap Jun-pyo membuat Yi-jung dan Woo-bin tersenyum lega sekaligus kaget, begitu pula dengan Jun-hee yang mampu merasa kalau adik tercintanya sudah mulai dewasa. Namun keesokan harinya, Jun-pyo mulai berubah mendengar Ji-hoo berkencan dengan Jan-di.

Ucapan Woo-bin dan Yi-jung yang berandai-andai membuat Jun-pyo semakin kelabakan, diam-diam ia memutuskan untuk mengikuti Ji-hoo dan Jan-di. Kencan sendiri awalnya berjalan lancar, sampai Ji-hoo mengajak Jan-di ke tempat dimana gadis itu pernah berkencan dengan Jun-pyo.

Dirumahnya, Ji-hoo berusaha mencium Jan-di namun gadis itu menghindar. Dari situ Ji-hoo sadar bahwa sama seperti Seo-hyun, ia juga harus melepas Jan-di agar gadis itu bisa berbahagia bersama Jun-pyo.

Sayang, Jun-pyo tidak tahu akan hal itu dan akhirnya sempat terlibat adu jotos dengan Ji-hoo saat keduanya bermain hoki es. Rupanya, Ji-hoo sengaja memanas-manasi Jun-pyo untuk mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Jan-di.

Malamnya, Jan-di mendapat telepon dari Yi-jung yang menyampaikan kabar genting : Jun-pyo mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Keruan saja, Jan-di menangis tersedu-sedu di sisi ranjang sambil mengutarakan perasaannya pada Jun-pyo.

Sambil tersenyum bandel, Jun-pyo mendadak bangun sambil meminta Jan-di mengulang ucapannya. Keruan saja, gadis itu langsung mengamuk dan tambah kesal saat tahu tiga personil F4 lainnya ada disana dan menjadi bagian dari rencana tersebut.

Untungnya kemarahan Jan-di tidak berlangsung lama, ia tidak menolak saat diajak menonton sebuah film di bioskop pribadi Jun-pyo. Sama-sama gugup, keduanya nyaris saja berciuman kalau saja ponsel Jan-di tidak berdering secara tiba-tiba.

Cuma bisa tersenyum mendengar suara keras Jun-pyo, yang menunjukkan perhatiannya dengan cara unik, Jan-di dikejutkan oleh kunjungan pria itu. Yang membuatnya protes, Jun-pyo dengan seenaknya memanggil kedua orangtuanya dengan sapaan Ayah dan Ibu.

Apa yang terjadi berikutnya sama sekali tidak pernah dibayangkan Jan-di : Jun-pyo meminta ijin supaya diperbolehkan tidur bersama keluarga gadis itu. Sia-sia usaha Jan-di untuk menolak, karena ia kalah suara.


Boys Before Flowers Episode 7


"Jan-di berusaha mencegat Jun-pyo setelah pulang sekolah, namun pria itu menghindar, masuk ke dalam mobil yang telah menunggu, dan kemudian pergi"


Tidak mau menyerah begitu saja, Jan-di bergegas memacu sepedanya ke rumah mewah Jun-pyo dan sampai disana tak lama setelah mobil pria itu tiba. Namun dengan cepat Jun-pyo pindah ke kursi pengemudi dan sambil menjulurkan lidah untuk mengejek, memacu mobilnya keluar rumah.

Wajah Jan-di berubah putus asa, namun mendadak sebuah mobil sport berwarna putih berhenti didekatnya. Pengemudinya adalah seorang wanita cantik, yang langsung membukakan pintu dan menyuruh Jan-di masuk supaya mereka bisa mengejar Jun-pyo. Dalam keadaan bingung, Jan-di menurut.

Kejar-kejaran berakhir ketika mobil sport putih itu berhasil menghadang mobil Jun-pyo, dan si wanita cantik langsung turun sambil menodongkan pedang kendo ke arah pria itu sambil memarahinya yang telah bersikap tidak sopan pada wanita (dalam hal ini Jan-di). Rupanya, sang wanita adalah Gu Jun-hee yang tidak lain adalah kakak Jun-pyo.

Meski galak, Jun-pyo ternyata tidak berkutik saat berhadapan dengan sang kakak. Begitu sampai di rumah, Jun-pyo sengaja menolak untuk makan malam bersama (meski untuk itu ia harus menahan lapar) sehingga Jun-hee 'hanya' ditemani oleh Jan-di, Woo-bin, dan Yi-jung. Dari mereka, wanita itu akhirnya mendengar cerita tentang pertikaian sang adik dan Ji-hoo.

Setelah semuanya selesai, Jun-hee mengantar Jan-di pulang dan mengucapkan terima kasih karena gadis itu bisa membuka hati Jun-pyo sehingga lebih manusiawi. Di tempat lain, Ji-hoo mengajak Jun-pyo bertemu untuk menyelesaikan konflik. Namun bukannya tuntas, permusuhan keduanya malah semakin runcing ketika Ji-hoo meminta Jun-pyo menjauhi Jan-di.

Jun-pyo tidak main-main dengan ancamannya, ia mendatangi kepala sekolah Shinhwa serta mengintimidasi supaya Ji-hoo dan Jan-di dikeluarkan. Tiba-tiba, Jun-hee muncul dan menarik sang adik keluar sambil menjewer kupingnya. Setelah itu, ia mengajak para personil F4 lain dan Jan-di untuk ikut.

Begitu sampai dirumah, Jun-hee mengajukan proposal menarik : Jun-pyo dan Ji-hoo bisa menyelesaikan konflik mereka lewat acara adu ketangkasan di bidang olahraga, siapa yang menang bakal dipenuhi permintaannya. Jun-pyo berusaha protes, namun ia kalah suara karena semua mendukung Jun-hee.

Pertandingan pertama adalah bidang berkuda, dimana Ji-hoo diunggulkan. Saat pertandingan, Ji-hoo unggul jauh namun akhirnya kalah karena Jun-pyo mengambil jalan pintas. Meski menang, Jun-pyo harus bersedih karena akibat tindakannya, kuda yang ditunggangi cedera parah dan dinyatakan tidak akan pernah bisa berlomba lagi.

Hasil undian kedua adalah balap mobil, yang kontan membuat Jun-pyo sumrigah dan yakin bakal menang. Apalagi, Ji-hoo punya ketakutan tersendiri terhadap mobil setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Di sirkuit, Jan-di berusaha membujuk Ji-hoo untuk membatalkan keikutsertaannya, namun permintaan itu ditolak.

Sebelum pertandingan dimulai, Ji-hoo sengaja memeluk dan mencium kening Jan-di tepat didepan Jun-pyo. Akibatnya langsung terasa, mobil Jun-pyo mengalami selip ditengah pertandingan sehingga akhirnya Ji-hoo menang.

Karena kedudukan seimbang, akhirnya digelar pertandingan ketiga. Kali ini, yang memilih adalah Jan-di : renang. Keruan saja Jun-pyo yang fobia terhadap air keberatan, namun Jun-hee mengingatkan bahwa bila itu dilakukan, maka Ji-hoo yang dianggap menang.

Supaya pertandingan tetap dijalankan sekaligus memberi pelajaran pada Ji-hoo yang telah merebut kekasih sahabatnya sendiri, Yi-jung menyebut siap menggantikan Jun-pyo bila yang lain tidak keberatan. Siapa sangka, belakangan Jan-di juga buka suara dan menyebut kalau dirinya juga ingin menggantikan Ji-hoo.

Sudah tentu, pertarungan tidak seimbang itu jadi perbincangan. Bahkan, Ga-eul sempat memikirkan sejumlah rencana untuk mencegah Yi-jung ikut pertandingan. Belakangan, Ga-eul menemui Yi-jung, yang langsung bisa menebak tujuan kedatangan gadis itu.

Kasus cinta segitiga Jan-di dengan Jun-pyo dan Ji-hoo juga terdengar oleh keluarga gadis itu, yang kontan merasa kecewa. Atas nasehat sang ayah, Jan-di menemui Jun-pyo untuk menjernihkan masalah sekaligus meminta maaf.