8 Twitter Tool Yang Wajib Kita Miliki

Twitter merupakan sebuah microblogging service gratis yang berkembang hari demi hari. Twitter merupakan microblogging yang simple dan mudah dalam penggunaannya. Fungsinya adalah untuk berbagi informasi singkat sehingga teman atau follower kita tahu apa yang sedang kita lakukan.

Dan ini contoh tampilan Twitter saya sendiri, bisa dilihat disini :


Simpel kan tampilannya. Gimana cara berbagi informasi melalui Twitter, caranya gampang, tinggal ketik apa yang pengen kita bagikan terus klik tombol send maka semua follower akan tau, informasi dari kita. Apalagi sekarang sudah banyak sekali blog ataupun situs portal berita yang memiliki social bookmarking icon yang menyertakan Twitter juga. Jadi kalo kita ingin men-share info yang ada di dalamnya, tinggal klik aja ikon Twitter yang udah disertakan di blog atau situs itu.

Ada beberapa tool gratis yang mempunyai fungsi memantau Twitter kita, dengan tool ini kita bisa mengetahui, update terbaru follower, message notification dan lain - lain. Diantaranya :

TweetDeck













TweetDeck adalah aplikasi desktop dari Adobe Air yang dirilis masih dalam versi beta. Aplikasi ini adalah aplikasi realtime yang mana kita bisa memonitor Twitter. Dan sekarang aplikasi ini juga sudah terintegrasi dengan Facebook juga.

Twhirl





Twhirl adalah aplikasi desktop yang terintegrasi dengan Twitter. Memiliki beberapa fitur yaitu, message notification dan memperpendek URL yang panjang. Fungsi lainnya adalah kita bisa merekam video seismik dan membagikannya lewat Twitter. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya.

TwitterFeed







TweetFeed adalah layanan gratis yang berfungsi memposting isi dari blog atau situs kita via RSS Feed dan langsung ke Twitter.

TweetBurner








TweetBurner adalah sebuah aplikasi web yang berfungsi memperpendek URL yang akan dikirim ke Twitter dan memantau statistik dari URL yang sudah dikirm tadi. Jadi kita tahu apa yang terjadi dengan link yang telah kita kirim.

Destroy Twitter






Aplikasi ini berjalan di Windows, Linux dan Mac yang menggunakan Adobe Air. Mempunyai keunggulan untuk mengetahui member dari Twitter yang baru saja bergabung.

TwitterFon



TwitterFon adalah aplikasi simpel, ringan dan mudah dalam penggunaannya. Aplikasi ini adalah aplikasi untuk iPhone. Fiturnya antara lain, check friends/replies timeline, check direct messages, send a reply and/or a direct message, dan search.

TwitterGadget





Salah satu Twitter tool yang berbasis web 2.0 yang mempunyai fitur men-share informasi ke Twitter via iGoogle dan Gmail. Dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.

HootSuite





HootSuite adalah ultimate Twitter Toolbox yang mudah digunakan serta mempunyai fitur mengatur lebih dari satu profil Twitter.

Akhirnya, Lee Min-ho Kembali ke Dunia Televisi


Jakarta - Rupanya daya tarik layar kaca masih kuat bagi aktor ganteng Korea Lee Min-ho yang bermain sebagai Gu Jun-pyo dalam Boys Before Flowers ini sehingga ia berencana comeback ke televisi dengan menjadi pemeran utama dalam serial drama baru dari stasiun televisi MBC pada April 2010 mendatang, begitulah dilangsir oleh stasiun televisi tersebut.

Min-ho dikasting dalam drama yang masih berjudul sementara Personal Taste ini berdasarkan novel karya penulis Korea Lee Sie-in yang berjudul sama. Min-ho memerankan Jun Jin-ho yang berpura-pura menjadi pria gay agar bisa menjadi teman sekamar dengan seorang wanita cantik yang ingin tinggal bersama teman pria yang gay.

Sebagaimana dikatakan eksekutif drama MBC, imej Min-ho itu adalah kombinasi dari penampilan yang shopisticated dan daya tarik pria sehingga cocok untuk peran Jun Jin-ho dan juga bisa memenuhi fantasi penonton dari kaum hawa. Tidak hanya itu, penampilan dramatik Min-ho yang intens dan akting yang tanpa malu-malu itu akan mampu menyakinkan para penonton.

Bagaimana dengan Min-ho sendiri? Rupanya ia langsung setuju menjadi pemeran utama drama itu begitu selesai membaca skenarionya, sebagaimana pernyataan aktor itu dikutip. Lee Min-ho (22) yang membuat debut akting pada 2002 ini meroket popularitasnya setelah membintangi Boys Before Flowers tahun 2009 lalu. Drama hit itu juga dibintangi aktris Koo Hye-sun dan aktor dan anggota SS501 Kim Hyun-joong.

Oiia ma'af yakh....
kalau sinopsis nya agak berantakan ....
maklumin ajjeh yey..OK ^,^

Boys Before Flowers Episode 24



Semakin kuatir melihat kondisi Jun-pyo, Jun-hee dikejutkan oleh pemberitahuan mendadak Tuan Jung : ayahnya, yang ternyata adalah pria koma yang kerap ditemani Jan-di, ternyata masih hidup. Keruan saja, Jun-hee menangis sejadi-jadinya dan langsung mengkonfrontir sang ibu.

Sempat kaget, dengan cepat Nyonya Kang bersikap tenang dan menyebut bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang diinginkan sang suami. Pembicaraan tersebut didengar oleh Jun-pyo, yang langsung buru-buru bergerak ke tempat dimana ayahnya terbaring. Dengan cepat, kilas masa lalu dimana ia pernah berjanji pada sang ayah untuk menjalankan Shinhwa dan bagaimana sang ibu memanipulasi dirinya terbayang. Dengan penuh amarah, Jun-pyo memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi.

Ketika tengah membayangkan Jan-di, secara tidak sengaja Ji-hoo melihat penampakan gadis itu di sebuah berita televisi. Bersama Yi-jung dan Woo-bin, Ji-hoo berusaha memberitahu informasi tersebut pada Jun-pyo. Langsung ditolak mentah-mentah, Ji-hoo menuliskan lokasi keberadaan Jan-di di selembar kertas dan meletakkannya begitu saja didekat Jun-pyo.

Di desa nelayan, kedua orangtua Jan-di dikerubuti para tetangga. Rupanya, para tetangga meminjami uang setelah diceritakan kalau Jan-di adalah calon pendamping pewaris Shinhwa dan begitu tahu kalau pendamping sebenarnya adalah Jae-kyung, mereka mengira telah ditipu. Sekonyong-konyong, muncul Ji-hoo yang menyebut siap menebus seluruh hutang-hutang keluarga Geum. Sempat diprotes, Ji-hoo menyebut bahwa Jan-di telah memberikannya lebih dari sekedar uang.

Ji-hoo melepas kalung cincin yang dikenakan dan memberikannya pada Jan-di sambil menyebut kalau benda itu sangat berharga. Tidak ingin berbohong, Jan-di menolak sambil mengatakan bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Jun-pyo. Sadar betapa besar kesedihan yang dirasakan gadis itu, Ji-hoo menarik Jan-di dengan lembut kemudian memeluknya. Keduanya tidak sadar kalau adegan tersebut dilihat oleh Jun-pyo dari kejauhan.

Saat malam tiba, Ji-hoo yang dikira sebagai pewaris Shinhwa nyaris ditabrak oleh seorang mantan pegawai perusahaan raksasa tersebut. Untungnya ada Jun-pyo, yang dengan cepat mendorong tubuh sahabatnya namun malah jadi korban. Di rumah sakit, Jun-hee yang terpukul langsung memarahi sang ibu sambil berderai air mata. Sikap dingin Nyonya Kang berlanjut begitu dokter mengabari kalau Jun-pyo telah melalui operasi dengan sukses, wanita itu beralasan ada rapat yang harus dihadiri.

Nyonya Kang ternyata tidak sedingin yang dikira. Melihat wanita yang telah membuat keluarganya menderita, Jan-di malah duduk di dekat Nyonya Kang sambil berusaha menghibur ibu Jun-pyo itu dengan caranya yang unik. Ucapan Jan-di ternyata mampu membekas di diri Nyonya Kang, yang langsung memerintahkan pengawalnya Tuan Jung untuk membuatkan makanan kesukaan putranya. Tidak cuma itu, Nyonya Kang juga sempat menitikkan air mata.

Di rumah sakit, Jan-di terus menunggui Jun-pyo sambil menangis. Seolah mengulang masa lalu, ketika Jun-pyo pura-pura sekarat, Jan-di kembali mengulangi ucapan tentang apa yang dirasakan sebenarnya pada pria itu. Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa Jan-di telah kembali ke Seoul bersama keluarganya dan telah kembali bersekolah. Suatu hari, F3 menyampaikan kabar gembira : Jun-pyo akhirnya siuman.

Kembali menjadi Jun-pyo yang arogan, ada satu hal penting yang berbeda : Jun-pyo tidak mengenali Jan-di sama sekali. Meski terpukul, Jan-di berusaha menyembunyikan kesedihannya dan berusaha tetap ceria di depan Jun-pyo yang menatapnya dengan pandangan aneh. Parahnya lagi, Jun-pyo malah mengira Jan-di adalah kekasih Ji-hoo.

Mulai prihatin dengan apa yang menimpa Jun-pyo, F3 mulai mencari cara untuk memulihkan ingatan pemimpin mereka. Berusaha mereka ulang adegan yang 'berkesan' antara Jun-pyo dan Jan-di, termasuk ketika Jun-pyo ditendang dengan tendangan memutar, ingatan pemuda itu nyatanya tidak juga kembali. Yang terjadi malah sebaliknya, Jun-pyo dengan marah mengusir Jan-di.

Jun-pyo terus mengacuhkan Jan-di dan malah semakin dekat dengan Jang Yumi, seorang pasien yang mengalami kecelakaan hingga kakinya patah. Di suatu malam, Yumi menyelinap masuk ke kamar Jun-pyo untuk mengajaknya menikmati pizza di udara terbuka. Ketika melihat bintang, Jun-pyo merasa telah melupakan sesuatu yang begitu penting. Tahu kalau Jun-pyo mulai frustrasi, Yumi berusaha menghibur.

Tak berapa lama, F3 dan Jan-di tiba. Ucapan Jun-pyo yang ceplas-ceplos tentang Jan-di, yang lagi-lagi mengira kalau gadis itu adalah kekasih Ji-hoo, membuat Ji-hoo naik pitam dan nyaris saja memukul Jun-pyo kalau saja Yi-jung dan Woo-bin tidak melerai. Aksi tersebut disambut oleh tatapan aneh Jun-pyo, yang tidak habis pikir dengan tindakan Ji-hoo.

Boys Before Flowers Episode 14



"Saat tengah muram memikirkan sikap Jun-pyo pada dirinya, tiba-tiba Jan-di mendengar suara yang sudah tidak asing lagi : Jae-kyung."

Dipercaya sebagai salah satu petinggi perusahaan Shinhwa yang baru, Jun-pyo menemani Nyonya Kang untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan mitra mereka JK Group. Pembicaraan berlangsung serius, Nyonya Kang langsung tersenyum saat putranya dipuji.

Di saat yang sama, F3 menuntun Jan-di untuk makan di restoran favorit mereka yang kebetulan juga merupakan tempat Jun-pyo dan Nyonya Kang berada. Begitu melihat Jun-pyo, Ji-hoo langsung membalikkan badan dan menyatakan niatnya untuk makan di tempat lain (sambil memberi isyarat pada Yi-jung dan Woo-bin.

Sempat kaget melihat kemunculan Ji-hoo yang tiba-tiba keluar lagi, ekspresi wajah Jun-pyo berubah saat menerima pesan gambar di ponselnya. Rupanya, seseorang mengirimkan foto kebersamaan Jan-di dan Ji-hoo di sebuah gondola.

Setelah acara selesai, Jun-pyo diajak asistennya Jung sang-rok untuk menemui rekan-rekan F3-nya namun pemuda itu menolak. Mau tidak mau, Tuan Jung bersiasat dengan Yi-jung dengan alasan pertemuan bisnis untuk 'memaksa' Jun-pyo. Begitu melihat tiga rekannya, wajah Jun-pyo tetap datar.

Begitu nama Jan-di disebut, Jun-pyo malah memberi respon yang bernada merendahkan gadis itu. Keruan saja Yi-jung marah, pemuda itu sempat meninju wajah Jun-pyo sebelum dua rekannya yang lain memisahkan. Ketika ditanya apa yang membuatnya berubah, dengan wajah serius Jun-pyo menjawab : 700 ribu pegawai yang bekerja di perusahaan Shinhwa.

Begitu F3 muncul, Jan-di langsung bisa menebak kalau Jun-pyo tidak mau menemuinya. Namun tekad gadis itu begitu kuat, ia berniat untuk mendengar sendiri dari mulut pria yang dicintainya tersebut. Tahu betapa besarnya harapan Jan-di, Ji-hoo menemui Jun-pyo dan meminta sang sahabat untuk bertemu dengan Jan-di walau hanya sebentar.

Saat fajar tiba, Ji-hoo sengaja mengajak Jan-di jalan-jalan keluar hotel dengan maksud menggiring gadis itu untuk menemui Jun-pyo. Namun, bisa dibayangkan betapa kecewanya Jan-di saat tahu Jun-pyo yang dicintainya telah berubah menjadi dingin.

Meski terluka, Jan-di berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat keduanya berpamitan. Namun begitu memutuskan untuk naik gondola untuk menghabiskan waktunya, Jan-di tidak bisa lagi menahan air mata.

Begitu kembali kekamarnya, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosi. Rupanya, apa yang dipertontonkan didepan Jan-di hanya kamuflase belaka. Begitu mendengar Nyonya Kang mengancam, Jun-pyo mengatakan dirinya bersumpah bakal meninggalkan semuanya bila Jan-di disakiti.

Ketika sedang berjalan-jalan, secara tidak sengaja Jun-pyo melihat Jan-di tengah mengagumi sepasang sepatu. Ia langsung berniat membeli sepatu tersebut, namun secara kebetulan benda tersebut juga diminati Jae-kyung. Bisa ditebak, keduanya langsung berebut untuk mendapatkan sepatu tersebut.

Tapi begitu sampai dirumah, yang dilakukan Jun-pyo hanyalah melihat layar komputernya dimana foto-foto Jan-di bertebaran. Ingatannya langsung melayang ke masa lalu saat masih kecil dan bersama sang ayah, dan dilema antara memilih Jan-di atau perusahaan membuat Jun-pyo semakin tertekan.

Keesokan harinya saat berniat pulang, Jan-di dan Ji-hoo bertemu dengan Ming, sahabat Ji-hoo. Sempat kecewa saat tahu keduanya hendak kembali ke Korea, Ming berhasil membujuk mereka untuk tinggal lebih lama. Diam-diam, Ming memperhatikan betapa besar perhatian Ji-hoo pada Jan-di.

Memutuskan untuk menyusul, Jun-pyo harus kecewa karena Jan-di sudah tidak ada dikamarnya dan mengira gadis itu sudah kembali ke Korea. Sayang ketika diberitahu akan keberadaan Jan-di oleh asistennya Tuan Jung, Jun-pyo menolak untuk menyusul.

Boys Before Flowers Episode 23



"Kencan Jun-pyo dan Jan-di berjalan mulus, ia semakin kagum pada gadis itu yang mengaku siap berhadapan dengan Nyonya Kang karena tidak ingin terus-menerus dibantu."


Sambil membopong Chan, bocah yang tengah diasuh Jan-di, Jun-pyo sempat berseloroh kalau dirinya seolah tengah berada dalam mimpi. Sayang, kebersamaan Jun-pyo dan Jan-di harus terputus oleh suara telepon Tuan Jung, yang meminta sang majikan untuk segera pulang.

Setelah sibuk menyelidik, Ga-eul akhirnya bisa memecahkan teka-teki seputar Yi-jung dan Eun-jae. Ia berhasil mengajak Yi-jung ke puncak sebuah gedung sambil menunjuk ke arah sebuah papan iklan. Sempat bingung, Yi-jung tercengang begitu melihat pesan yang tersembunyi di papan tersebut, yang ternyata merupakan karya Eun-jae. Sama sekali tidak menduga, Yi-jung langsung menangis meraung-raung sementara Ga-eul hanya menatapnya dengan kasihan.

Di tempat lain, Ji-hoo dan Kakek Yoon juga telah berbaikan. Setelah sama-sama menceritakan apa yang selama ini terpendam, Kakek Yoon mengatakan kalau dirinya bisa meninggal dengan tenang dan bakal mewariskan semua miliknya pada sang cucu. Ji-hoo sempat protes, namun ucapannya terhenti oleh kemunculan Jan-di, yang mengabarkan kalau makan malam telah siap.

Di studio, Ga-eul langsung disambut oleh Yi-jung. Pembicaraan keduanya semakin menjurus serius, namun saat nyaris berciuman, ponsel Ga-eul mendadak berbunyi. Di saat yang sama, penyakit Kakek Yoon kambuh begitu menerima kabar yang kurang menyenangkan dari ponselnya. Jan-di yang panik langsung berusaha menolong, sementara Ji-hoo hanya terpaku.

Di kediaman keluarga Goo, Nyonya Kang rupanya sudah tahu mengenai kencan Jun-pyo dan Jan-di di kebun binatang yang secara tidak sengaja terliput oleh berita televisi. Wanita berdarah dingin itu langsung punya ide cemerlang untuk membuat Jan-di tidak berkutik, namun ide tersebut, yang konon terlalu kejam, ditentang oleh Tuan Jung.

Begitu tiba, Jun-pyo langsung minta maaf pada sang ibu karena telah mengacaukan pesta pernikahan dan berjanji bakal memperbaiki semuanya termasuk hubungan dengan perusahaan JK. Syaratnya hanya satu : Nyonya Kang tidak boleh menyakiti Jan-di sedikitpun. Di luar dugaan, Nyonya Kang langsung mengiyakan.

Serangan pertama Nyonya Kang ditujukan pada orang terdekat Jan-di : Ga-eul, yang ayahnya dipaksa pensiun secara mendadak. Setelah Ga-eul, sasaran berikutnya adalah studio seni Ji-hoo yang bakal dipaksa tutup. Keruan saja, rentetan kejadian tersebut membuat Jan-di merasa bersalah dan bertekad untuk memperbaiki semuanya. Hal pertama yang dilakukannya adalah datang ke pria koma yang kerap ditungguinya, sambil mengatakan kalau dirinya kemungkinan besar tidak akan muncul lagi disana.

Jan-di menemui Jun-pyo dan mengajaknya piknik. Cukup kaget melihat Jan-di tanpa ragu-ragu memanggilnya dengan keras di kediaman keluarga Goo, Jun-pyo langsung menurut ketika diajak pergi ke pinggir pantai. Yang paling mengejutkan, Jan-di pula yang berinisiatif menarik Jun-pyo dan menciumnya dengan mesra.

Rupanya, itulah perpisahan bagi Jun-pyo. Sebelum pergi, Jan-di sudah lebih dulu menghadap Nyonya Kang dan menyebut siap untuk meninggalkan semuanya termasuk Jun-pyo supaya tidak ada lagi orang yang disakiti oleh wanita itu. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Jun-pyo karena saat pulang, Jan-di minta diturunkan ditengah jalan sambil mengatakan kalau keduanya tidak akan pernah bertemu lagi.

Sebelum naik ke atas bis, Jan-di menyebut bahwa meskipun dipaksa, ia tidak akan pernah melupakan status Jun-pyo sebagai pewaris Shinhwa (hal yang membuat hubungan keduanya tidak mungkin dilanjutkan). Jun-pyo langsung terdiam, sementara di dalam bis, Jan-di akhirnya tidak bisa menahan air mata dan menangis sejadi-jadinya.

Keesokan harinya, Jan-di mendatangi desa nelayan dimana keluarganya bermukim. Melihat sang ibu yang terlihat begitu lelah, gadis itu tidak tega untuk menceritakan apa yang terjadi. Kepergian Jan-di ternyata mengubah kehidupan F4 khususnya Jun-pyo, yang menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan, dan Ji-hoo, yang menyibukkan diri dengan mengurus klinik peninggalan Kakek Yoon.

Boys Before Flowers Episode 22


"Jun-pyo sangat kecewa saat tahu Jan-di sama sekali tidak berusaha mencegahnya menikahi Jae-kyung, kekecewaan yang sama juga dirasakan oleh rekan-rekan F3nya."


Jan-di kembali menjadi korban. Karena Jun-pyo tidak juga keluar dan membuat semua tamu resah, Nyonya Kang bertindak cepat dengan menculik paksa Jan-di. Setelah itu, ia mengirim pesan singkat ke ponsel sang putra. Ancaman tersebut sukses membuat Jun-pyo dengan berat hati melangkah ke altar pernikahan, namun kejutan kembali terjadi.

Tidak ada yang menyangka bahwa Jae-kyung sendiri yang menyatakan keberatan dengan pernikahannya (yang kemudian disusul oleh F3), kenyataan tersebut membuat Nyonya Kang dan kedua orangtua gadis itu marah besar. Jae-kyung ternyata sangat cekatan, ia berhasil membebaskan Jan-di dan langsung menyuruh Jun-pyo untuk menyusul gadis yang dicintainya itu. Gembira karena akhirnya bebas, Jun-pyo langsung menyusul Jan-di dan begitu bertemu muka, ia tidak ragu-ragu untuk memeluk gadis itu dengan erat.

Ketika tengah termenung sendirian, Jae-kyung didatangi oleh Ji-hoo. Pembicaraan antara keduanya berlangsung menarik, Jae-kyung menyebut bahwa alasan dirinya dan Ji-hoo gagal adalah karena keduanya kurang ambisius. Mengatakan bahwa dirinya bakal bertolak ke New York keesokan harinya, Jae-kyung menitipkan sebuah barang berharga untuk diberikan pada Jan-di : kalung bintang-bulan. Sambil tertawa, Jae-kyung mengaku sempat berharap bahwa inisial di kalung tersebut adalah untuk Ji-hoo dan Jan-di.

Sementara itu, Jun-pyo dan Jan-di akhirnya tiba di sebuah vila mewah dengan sebuah meja makan yang telah didesain untuk makan malam yang romantis. Dengan suara pelan, Jan-di menyatakan keheranannya terhadap Jun-pyo, pemuda yang memiliki segalanya namun memilih gadis seperti Jan-di yang tidak punya apa-apa. Dengan gayanya yang khas, Jun-pyo menyebut bahwa sosok Jan-di yang apa adanyalah yang justru membuatnya jatuh cinta.

Suasana semakin romantis ketika keduanya bersama-sama melihat bintang dengan menggunakan teropong, ucapan Jun-pyo soal teropong tersebut sempat membuat Jan-di simpati. Namun Jan-di tetaplah Jan-di, ucapannya yang polos membuat Jun-pyo kembali ceria, ia berjanji tidak akan membuat janji yang tidak bisa ditepati sambil mengungkapkan perasaan cintanya pada gadis itu.

Keesokan harinya, Jun-pyo dan Jan-di kedatangan F3. Begitu mendengar soal Jae-kyung, keduanya langsung bertolak ke bandara. Perpisahan antara Jae-kyung dan Jan-di berlangsung mengharukan, Jae-kyung sambil setengah bercanda meminta Jan-di untuk mempertahankan hubungannya dengan Jun-pyo meski berat. Sambil menahan air matanya, Jae-kyung bergegas naik ke pesawat sambil membawa satu-satunya kenangan berupa sepatu yang pernah diperebutkannya dengan Jun-pyo (yang sekaligus menjadi awal pertemuannya dengan pemuda itu).

Begitu kembali ke rumah, Jun-pyo langsung disambut oleh kemarahan Nyonya Kang, yang memutuskan untuk tidak mengijinkan sang putra keluar dari kamarnya. Seolah masih belum cukup, Nyonya Kang menemui Jan-di yang tengah bekerja di restoran dan menuduh gadis itu sebagai orang yang licik. Sebelum berpisah, sang direktur Shinhwa mengancam bakal membuat Jan-di menyesal telah merusak rencana yang telah disusunnya dengan rapi.

Nyonya Kang langsung terdiam begitu Kakek Yoon muncul sambil menegur wanita itu. Dengan suara berwibawa, sang kakek menyebut Jan-di adalah calon cucu menantunya. Belakangan kepada Ji-hoo, Kakek Yoon menyebut bahwa hal itu dilakukannya untuk melindungi Jan-di. Bahkan, pria setengah baya itu mengaku bahwa menurutnya Ji-hoo dan Jan-di tidak cocok sebagai pasangan.

Kejutan bagi Jan-di belum berakhir. Suatu saat, tiba-tiba ia didatangi Tuan Jung, yang meminta gadis itu utuk menemani seorang pria yang tengah berada dalam keadaan koma. Menolak untuk membeberkan identitas pria tersebut, Tuan Jung menyebut siap membayar Jan-di untuk menemani sambil sesekali membacakan cerita. Karena tengah membutuhkan uang, Jan-di langsung setuju.

Meski sempat tidak setuju mendengar Jan-di tinggal di rumah Ji-hoo, Jun-pyo sadar bahwa itulah yang terbaik bagi sang kekasih. Karena tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, praktis Jun-pyo terisolir dikamarnya. Sementara itu di saat yang sama, Jan-di mulai menjalani hari-harinya sebagai pendamping seorang pria yang tengah terbaring koma. Saat tengah membacakan cerita, ia langsung teringat dengan Ji-hoo, pria yang selalu ada di saat dirinya membutuhkan kehadiran seseorang.

Sempat membantu Ji-hoo mencuci mobil, Jan-di tengah bersantai saat pemuda itu membacakannya sebuah puisi. Rupanya, itulah cara Ji-hoo untuk mengutarakan perasaan cintanya pada Jan-di. Sayangnya saat Ji-hoo menoleh untuk melihat reaksi Jan-di, gadis itu ternyata sudah tertidur.

Woo-bin tidak tinggal diam melihat Jun-pyo disekap, keduanya mulai menyusul siasat. Berkat bantuann kelompok mafia bawahan Woo-bin, Jun-pyo berhasil lolos dan langsung mengajak Jan-di untuk bertemu. Begitu mendengar kalau gadis itu tengah sibuk menjaga seorang anak laki-laki, Jun-pyo sempat terdiam.

Jan-di sendiri tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama Jun-pyo, ia mengusulkan supaya keduanya berkencan sambil menjaga anak. Meski sempat marah-marah karena merasa perhatian Jan-di terpecah, Jun-pyo akhirnya bisa berdamai dengan anak laki-laki yang tengah diasuh Jan-di.



Boys Before Flowers Episode 19


"Untuk kesekian kalinya, Jun-pyo lagi-lagi kalah bertaruh dengan Jae-kyung sehingga mau tidak mau ia harus rela diikuti gadis itu sepanjang hari".

Masih terus mabuk-mabukan, Yi-jung bergeming meski Woo-bin sudah berusaha membujuknya. Kesadarannya baru kembali begitu menerima telepon yang mengabarkan ibunya kembali mencoba bunuh diri dengan bantuan obat penenang. Masih terbawa emosi, Yi-jung menemui Ga-eul dan mengajak gadis itu berkencan.

Namun begitu sampai di bar, dengan sengaja Yi-jung merayu dan merangkul para wanita yang ada disana. Sempat berniat pergi, Ga-eul mengurungkan niatnya ketika Yi-jung memanggil. Kemarahan gadis itu tidak bisa ditahan lagi ketika bersama Yi-jung menemui ayah pemuda itu dan dengan sengaja Yi-jung menyindir soal kekasih sang ayah yang seumur dengan Ga-eul. Dengan satu gerakan cepat, Ga-eul menyiram wajah Yi-jung dengan air sebelum kemudian pergi dengan hati hancur.

Terpaksa harus mengikuti Jae-kyung karena kalah taruhan, Jun-pyo terkejut ketika gadis itu mengajaknya mampir ke apartemen Jan-di. Sempat bertengkar, Jun-pyo melihat Kang-san adik Jan-di hanya menatap saat keduanya bersantap. Sempat jengkel mendengar Jan-di sudah tidak lagi mempunyai ponsel, Jun-pyo langsung terdiam ketika Kang-san menceritakan alasannya. Dengan ceria, Jae-kyung mengajak Jun-pyo pergi dengan satu misi : membelikan ponsel baru untuk Jan-di.

Saat mengantar Jan-di ke klinik, Ji-hoo kembali bertemu dengan Kakek Yoon. Melihat sang cucu hendak keluar ruangan, Kakek Yoon dengan sedih menyampaikan permintaan maafnya karena apa yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Terus berjalan dibawah hujan, Ji-hoo langsung teringat saat kedua orangtuanya dimakamkan, dimana sang kakek meninggalkannya sendirian.

Kesedihan juga tengah dialami oleh Yi-jung, yang pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Beruntung baginya, Ga-eul muncul dan membopong pemuda itu masuk. Saat hendak pergi, tangan Ga-eul mendadak ditarik Yi-jung, yang mulai mengigau dan berbicara tentang bagaimana pemuda itu ketakutan bakal menyakiti hati wanita yang dicintainya.

Baru pulang di pagi hari setelah merawat Ji-hoo, ternyata Jan-di telah ditunggu Jun-pyo di apartemen. Keduanya sempat adu ngotot ketika Jan-di menolak untuk memberitahu apa yang dilakukan gadis itu hingga tidak pulang, namun Jun-pyo sempat merasakan kegembiraan karena bisa terus berada di apartemen Jan-di...hingga munculnya bawahan Nyonya Kang di malam hari untuk menyeretnya pulang.

Saat tengah ditarik keluar, Jun-pyo berpapasan dengan Ji-hoo yang baru saja tiba. Ji-hoo ternyata tidak datang sendirian, ia ditemani oleh Yi-jung dan Woo-bin. Tak berapa lama, muncul seorang tamu yang sama sekali tidak diduga : Nyonya Kang. Rupanya, kedatangan sang pemilik Shinhwa adalah untuk meminta Jan-di (dengan nada dingin) supaya tidak lagi menemui Jun-pyo kalau tidak ingin keluarganya terancam.

Dihukum tidak boleh keluar rumah, Jun-pyo dikunjungi oleh Jae-kyung. Sempat kesal melihat kemunculan gadis itu, sikap Jun-pyo mulai berubah saat tahu Jae-kyung berniat mengajaknya ke apartemen Jan-di, dimana F3 dan Ga-eul tengah asyik mendekorasi ulang tempat itu.

Begitu keduanya tiba, suasana terasa makin meriah. Sempat terjadi 'insiden' dimana Ji-hoo mencium pipi Yi-jung (sambil bercanda), suasana mulai menghangat ketika Jun-pyo menjawab pertanyaan soal wanita yang dicintainya dan tanpa basa-basi bertanya balik ke Jan-di soal janji yang pernah diucapkan. Dengan wajah sendu, Jan-di menyebut bahwa gadis yang pernah mengucapkan janji tersebut sudah tidak ada lagi.

Nyonya Kang rupanya tidak main-main dengan ancaman yang pernah dilontarkannya, ibu Jun-pyo tersebut berhasil memaksa Jan-di hingga tidak punya tempat tinggal karena apartemennya bakal digusur. Keruan saja, situasi keluarga Jan-di semakin tidak menentu.

Waktu untuk berpisah akhirnya tiba juga. Karena kondisi keuangan yang semakin kritis, Kang-san akhirnya menyusul kedua orangtuanya untuk tinggal di sebuah desa. Sadar kalau sang adik berkorban untuk dirinya, Jan-di sempat berniat untuk ikut. Namun, ia diingatkan untuk menyelesaikan sekolah. Sebelum berpisah, Kang-san memberitahu Jan-di kalau Jun-pyo masih menyukai gadis itu.