Boys Before Flowers Episode 21


"Ternyata tidak cuma Jae-kyung yang memergoki Jan-di sedang berada di kamar Jun-pyo, masih ada seseorang lagi : Nyonya Kang. "


Sempat sumrigah karena mengira Jun-pyo bakal menyambut Jae-kyung, Nyonya Kang marah besar begitu tahu Jan-di ada dirumahnya. Dengan suara tinggi, ia meminta gadis itu dipecat. Namun siapa sangka, nenek kepala rumah tangga menolak perintah tersebut.

Meski berkuasa, Nyonya Kang tidak berkutik menghadapi sang pengurus yang telah ada di rumah keluarga Gu jauh sebelum dirinya menjadi istri pemilik Shinhwa. Setelah itu, Jae-kyung mendatangi Jan-di dan mengaku mengerti alasan gadis itu tidak menceritakan hubungannya dan Jun-pyo. Namun, Jae-kyung menyebut dirinya siap bersaing memperebutkan Jun-pyo.

Hubungan Yi-jung dan Ga-eul semakin renggang, Ga-eul mengira dirinya telah melepas pemuda itu untuk berbahagia dengan Eun-jae. Siapa sangka, Yi-jung belakangan baru mengetahui kalau hati Eun-jae ternyata sudah untuk pria lain yang ironisnya adalah kakak sang playboy.

Karena tidak bisa mengusir Jan-di, Nyonya Kang menggunakan cara lain : ia mengijinkan Jae-kyung tinggal dirumah keluarga Gu sehingga bisa selalu berdekatan dengan Jun-pyo. Meminta Jan-di masuk ke kamar barunya, Jae-kyung menyampaikan permintaan yang cukup mengagetkan : ia ingin Jan-di mau menjadi pendamping pengantin saat dirinya menikah dengan Jun-pyo.

Untuk keperluan pertunangan sekaligus promosi hubungan keduanya, Jun-pyo dan Jae-kyung diminta untuk tampil sebagai model iklan ponsel terbaru Shinhwa. Begitu iklan tersebut ditayangkan di televisi, semangat Jan-di untuk mempertahankan hubungannya dengan Jun-pyo semakin redup.

Bertemu dengan Ji-hoo atas prakarsa kakek pria itu, Jan-di menghabiskan waktu berdua dengan berjalan-jalan. Langkah keduanya terhenti di sebuah tempat dimana tengah diadakan kontes foto pengantin. Begitu mendengar ada hadiah makanan bagi juara kedua, Jan-di langsung antusias.

Bisa ditebak, pasangan Ji-hoo dan Jan-di memjadi juara pertama yang membuat mereka mendapat sepasang tiket ke pulau Jeju. Namun begitu melihat reaksi Jan-di, Ji-hoo berinisiatif menukarkan hadiahnya dengan pemenang kedua. Tersentuh oleh kebaikan hati pemuda itu, Jan-di secara spontan langsung memeluknya.

Bersama F4, Jan-di berangkat ke pulau Jeju untuk menghadiri pesta pernikahan Jun-pyo dan Jae-kyung. Disana saat berdua dengan Jae-kyung, sahabat sekaligus rivalnya tersebut meminta maaf karena telah mengacaukan hubungannya dengan Jun-pyo. Menyebut keduanya sebagai orang terpenting dalam hidupnya, Jae-kyung berjanji bakal menebus dosanya pada Jan-di.

Ji-hoo terus berusaha memompa semangat Jan-di dan mengingatkan bila gadis itu tidak mencoba merebut Jun-pyo, maka kesempatannya untuk berbahagia bakal sirna selamanya. Namun saat hendak berbicara dengan Jun-pyo, Jan-di melihat pria yang dicintainya itu sedang bicara empat mata dengan Jun-hee.

Berusaha memantapkan hati, sampai-sampai ia meminta Ji-hoo untuk memukul rahangnya, Jun-pyo memutuskan untuk berbicara dengan Jae-kyung. Setelah menyatakan tidak bisa bersanding dengna gadis itu, Jun-pyo berlutut didepan Jae-kyung untuk meminta maaf. Namun dengan keras hati, Jae-kyung menolak dan tetap ngotot ingin menikah.

Keesokan harinya, hari yang telah dinanti banyak orang akhirnya tiba. Keluar dengan setelan jas lengkap dan wajah pucat, Jun-pyo sempat meminta Woo-bin untuk mematahkan pergelangan tangannya sehingga pernikahan bisa ditunda.

Namun sebelum semuanya terjadi, Jan-di mendadak masuk dan mencela keputusan Jun-pyo yang dianggapnya pengecut. Sambil memegang bahu Jan-di, Jun-pyo meminta gadis itu untuk melarangnya meneruskan pernikahan.

Boys Before Flowers Episode 20


"Wajah Yi-jung berubah saat melihat keramik yang dipegang Ga-eul, sementara gadis itu akhirnya sadar hubungan antara pria yang disukainya tersebut dengan Eun-jae."


Dalam keadaan putus asa dan hanya menyisakan satu koper berisi pakaian, Jan-di berusaha mencari tempat untuk beristirahat. Sempat mencoba menelepon seseorang, gadis itu jatuh pingsan karena kelelahan, dan telah berada di kediaman keluarga Gu saat bangun.

Rupanya, 'kehadiran' Jan-di adalah atas prakarsa Jun-hee kakak Jun-pyo, yang sudah tahu apa yang telah terjadi. Dengan tegas, ia meminta Jan-di untuk tetap tinggal di kediaman keluarga Gu sampai menemukan rumah baru. Sempat menolak, Jan-di akhirnya tidak bisa menolak permintaan Jun-hee.

Dasar Jan-di, ia menolak tinggal tanpa melakukan apapun. Oleh Jun-hee, Jan-di diperkenalkan pada kepala pengurus rumah tangga keluarga Gu. Dibawah pengawasan wanita yang telah berumur itu, Jan-di dilatih keras. Kejadian lucu sempat dialami gadis itu, yang salah tingkah saat diminta untuk melayani Jun-pyo.

Sempat minta untuk dipindahtugaskan, Jan-di akhirnya harus menerima nasib melayani majikan barunya. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejut (dan senangnya) Jun-pyo saat tahu siapa pelayan barunya. Sempat mengomel karena dikerjai Jun-pyo dengan disuruh melakukan berbagai pekerjaan, Jan-di akhirnya tertidur setelah membuatkan mie ramen untuk sang majikan.

Paginya, tugas berat berikutnya telah menanti Jan-di : membangunkan Jun-pyo. Kaget melihat seorang pelayan keluar sambil menangis, Jan-di langsung masuk ke dalam kamar. Selain sukses membuat Jun-pyo terbangun, ia juga berhasil menyelamatkan karir sang pelayan yang sempat diusir.

Tak lama setelah sama-sama meratapi nasib percintaannya yang malang bersama Ga-eul, yang ternyata juga mengalami nasib sama, dan disibukkan oleh kemunculan Jae-kyung, Jan-di berhasil memaksa dokter di klinik tempatnya bekerja untuk tinggal bersama Ji-hoo sang cucu. Sempat terjadi ketegangan, Ji-hoo akhirnya mengalah pada keinginan Jan-di.

Malamnya, Jan-di diminta Jun-pyo untuk menemaninya menonton film horor. Sempat canggung, Jan-di memutuskan untuk keluar dari kamar sang majikan. Namun tak lama kemudian, ia buru-buru masuk dan bersembunyi di dalam lemari. Rupanya, ia tidak ingin Jae-kyung, yang tengah berjalan ke kamar Jun-pyo, melihatnya disana.

Karena menunggu terlalu lama, Jan-di akhirnya tertidur didalam lemari. Karena merasa bersalah, gadis itu sempat bermimpi mendapat tamparan dari Jae-kyung sebelum terbangun dengan kaget.

Tidak tahan dengan Yi-jung yang terlihat begitu frustrasi, Ga-eul mengkonfrontir pria playboy itu dan menyebutnya sebagai pengecut. Bahkan, sahabat baik Jan-di itu bergeming ketika Yi-jung mengusirnya dan mengaku tahu kalau sosok Yi-jung yang selama ini ditunjukkan ke publik hanyalah topeng belaka.

Kembali mendapat tugas untuk membangunkan Jun-pyo, Jan-di sengaja menyiapkan weker besar yang bunyinya begitu nyaring. Secara tidak sengaja, tubuh gadis itu terjatuh diatas Jun-pyo yang berusaha keras menarik kembali selimutnya yang sudah tersibak.

Di luar dugaan, Jun-pyo malah memeluk Jan-di semakin erat. Tepat pada saat keduanya nyaris berciuman, mendadak dari belakang terdengar suara seseorang yang masuk kedalam kamar. Tidak salah, orang itu adalah Jae-kyung.

Boys Before Flowers Episode 18


"Melihat Jae-kyung masih berusaha memeluknya meski telah ditepis, Jun-pyo memutuskan untuk menatap wajah gadis itu untuk memberi penjelasan."


Jun-pyo berbicara dengan nada sopan saat menolak cinta Jae-kyung. Dengan tegas, ia mengiyakan saat gadis itu menebak kalau Jun-pyo telah menyukai orang lain. Reaksi Jae-kyung yang terkenal ceplas-ceplos cukup mengejutkan : ia berusaha menghindar dari kenyataan.

Adegan saat Jae-kyung memeluk Jun-pyo terlihat oleh Jan-di, yang dengan terpukul memutuskan untuk melangkah pergi. Duduk dalam kesendirian, sosok Jan-di terlihat oleh Ji-hoo. Seolah sudah mengerti apa yang dirasakan gadis itu, dengan lembut Ji-hoo meraih telapak tangan Jan-di dan menasehatinya. Untuk menghibur, Ji-hoo memetik gitar sambil memainkan lagu.

Di kamar hotel, Jae-kyung melampiaskan kesedihannya dengan melahap es krim. Ia mulai bisa menebak ada apa antara Jan-di dan Jun-pyo lewat pertemuan pertamanya dengan Jan-di yang ketika itu mengaku sedang mencari kekasihnya. Diam-diam, Jae-kyung mulai membandingkan antara cincin yang hendak diberikannya pada Jun-pyo dengan kalung Jan-di.

Di tengah kekisruhan cinta segitiga antara Jan-di, Jun-pyo dan Jae-kyung, masalah juga tengah dihadapi oleh Woo-bin, yang diam-diam merasa minder karena berasal dari keluarga gangster. Saat pria itu sadar, giliran Yi-jung yang mabuk hingga akhirnya dipukuli dan mengalami cedera tangan yang cukup parah.

Setelah berpikir semalaman, Jae-kyung bertekad untuk memenangkan hati Jun-pyo dengan segala cara. Setelah sempat mengecoh Jan-di, yang datang bersama Ji-hoo, gadis itu membuat Jun-pyo tidak nyaman karena dengan seenaknya memerintah para pelayan di rumah keluarga Goo.

Sempat ragu-ragu saat diminta menyematkan cincin ke jari Jae-kyung, Jun-pyo tiba-tiba tersadar saat melihat ukiran di cincin tersebut. Dengan pelan, cincin tersebut kembali ditaruh di kotaknya dan Jun-pyo meminta ijin untuk pergi meninggalkan Jae-kyung.

Mendatangi Yi-jung yang sedang dalam keadaan putus asa karena pergelangan tangannya patah, raut wajah Jun-pyo langsung berubah saat sang sahabat mengisahkan tentang Jan-di yang harus berhenti berenang karena cedera yang menimpa.

Meski sempat dititipi Nyonya Kang untuk mengawasi Jun-pyo, diam-diam Tuan Jung tetap mengikuti perkembangan Jan-di dan memberitahu sang majikan dimana gadis itu berada. Saat bertemu gadis yang dicintainya dan sang adik Kang-san, Jun-pyo beralasan kalau dirinya juga tinggal di apartemen yang sama sebagai bagian dari ujian sebelum menjadi penerus Shinhwa.

Berkat nasehat Eun-jae, Ga-eul memberanikan diri untuk mengakui perasaannya pada Yi-jung. Sempat terkejut, playboy kelas kakap itu mampu menutupi perasaannya dengan menyebut tiga aturannya dalam berkencan. Dengan sedih, Ga-eul melangkah pergi tanpa sadar kalau dibelakangnya, Yi-jung menatap dengan penuh penyesalan.

Beralasan kalau dirinya terlalu banyak membeli makanan, Jun-pyo akhirnya menghabiskan makan malamnya bersama Jan-di dan Kang-san. Tinggal bersebelahan ternyata sempat membuat Jan-di terganggu. Malamnya, tiba-tiba Jun-pyo berteriak histeris akibat seekor kecoak yang muncul disana.

Sempat menemani Jun-pyo, yang begitu ketakutan, hingga pemuda itu tertidur, Jan-di mendapat kunjungan mendadak dari Jae-kyung (yang tidak sadar kalau Jun-pyo ada di apartemen sebelah).

Tidak ingin sang ibu mengetahui kepergiannya, Jun-pyo buru-buru mengemasi barang-barangnya. Namun, rencananya buyar oleh kemunculan Jae-kyung, yang tiba-tiba langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur sang pewaris Shinhwa.

Boys Before Flowers Episode 16


"Secara mendadak, Jun-pyo muncul di rumah Ji-hoo dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal semua tahu, hal itu dilakukan karena pemuda itu kesepian."


Tersenyum karena tahu alasan sahabatnya datang, Ji-hoo langsung menceritakan keadaan Jan-di yang baik-baik saja. Meski sempat berpura-pura tidak mau tahu, raut wajah Jun-pyo berubah saat melihat boneka buatan Jan-di yang semula hendak diberikan pada dirinya.

Paginya di sekolah, Jan-di dikejutkan oleh kemunculan Jae-kyung. Rupanya gadis itu bakal mengikuti kuliah di universitas Shinhwa, dan dengan penuh semangat berharap bisa bersahabat baik. Berusaha untuk tetap bersikap sopan, raut wajah Jan-di berubah saat Jae-kyung mengatakan ada disana untuk menemui seseorang.

Apa yang terjadi berikutnya sangat mengejutkan. Melihat Jun-pyo mendekat bersama rekan-rekan F4nya, Jae-kyung langsung memiting leher pria itu sambil memanggilnya dengan sapaan tunangan. Tidak perduli meski sempat diomeli, Jae-kyung menunjuknya sambil menyebut bahwa ia bakal menaklukkan Jun-pyo.

Niat Jae-kyung untuk bersahabat dengan Jan-di tidak main-main, ia bahkan mendatangi tempat gadis itu dan Ga-eul bekerja sambil setengah memaksa ingin ikut serta. Tidak cuma itu, ia juga terus bertanya tentang diri Jun-pyo ke Jan-di.

Rupanya meski tahu hubungan Jan-di dan Jun-pyo, ia tidak sadar kalau keduanya lebih dari sekedar teman. Dengan wajah sumrigah, Jae-kyung memproklamirkan Jan-di sebagai gurunya dalam urusan berkencan dan menaklukkan Jun-pyo. Meski sebal, belakangan Ga-eul mengakui kalau ia mengerti perasaan Jan-di yang sulit membenci Ga-eul.

Berita tentang Jun-pyo terdengar oleh keluarga Jan-di, yang juga dikejutkan oleh kehadiran tamu tak diundang : Jae-kyung. Tidak sadar siapa gadis itu sebenarnya, ayah dan ibu Jun-pyo mengijinkan Jae-kyung menginap dan bahkan meminjamkan piyama yang pernah dipakai Jun-pyo. Menjelang tidur, Jae-kyung tak henti-hentinya membicarakan Jun-pyo.

Di kampus, Jun-pyo terus mengikuti Jan-di sambil berusaha menjelaskan kalau pertunangannya dengan Jae-kyung adalah ulah Nyonya Kang. Namun, Jan-di yang tidak mau mendengar penjelasan mempercepat langkahnya dan saat bertemu Ji-hoo, meminta supaya pemuda itu mau memboncenginya.

Apes bagi mereka, adegan itu terlihat oleh Jae-kyung, yang kontan mengira Ji-hoo adalah pria yang disukai oleh Jan-di. Melihat perkembangan keadaan yang semakin rumit, Yi-jung dan Woo-bin bertekad membantu untuk memisahkan Jun-pyo dari Jae-kyung. Siapa sangka, strategi keduanya malah jadi senjata makan tuan.

Strategi terakhir adalah melupakan Jae-kyung serta memfokuskan perhatian pada pasangan Jun-pyo dan Jan-di. Strateginya adalah dengan meminta Ga-eul menelepon Jan-di dan mengaku kalau dirinya diajak kencan oleh Yi-jung. Tahu akan sifat playboy personil F4 yang satu ini, Jan-di dengan panik meminta bantuan Jun-pyo.

Sempat terjadi sejumlah peristiwa lucu, Jun-pyo sempat tidak percaya kalau Yi-jung menyukai gadis sederhana seperti Ga-eul. Namun, Jan-di semakin panik saat Woo-bin mengatakan bahwa Ga-eul adalah tipe idaman Yi-jung.

Penguntitan berlangsung hingga malam hari, Jun-pyo dan Jan-di tidak sadar kalau mereka dijebak. Tidak sengaja berpelukan, Yi-jung tersenyum melihat kedekatan Jun-pyo dan Jan-di serta mengeluarkan trik terakhirnya : kembang api. Seolah masih belum cukup, Jun-pyo dan Jan-di sengaja menyewa kamar tepat di sebelah kamar Yi-jung dan Ga-eul.

Berada didalam satu kamar, keadaan sempat kaku saat Jan-di mengucapkan selamat ultah pada Jun-pyo. Tidak tahan dengan ucapan pria itu, Jan-di memutuskan untuk keluar kamar. Siapa sangka, di koridor ia malah bertemu Nyonya Kang. Sambil memaki-maki gadis malang itu, Nyonya Kang nyaris saja menampar Jan-di kalau Jun-pyo tidak muncul dan menahan tangan sang ibu.

Melihat putranya ada disana, Nyonya Kang langsung menyuruh anak buahnya untuk menyeret Jun-pyo pergi dari lokasi itu. Sebelum ditarik paksa, Jun-pyo masih sempat mengirim SMS pada Ji-hoo untuk meminta tolong sang sahabat dekat supaya mau menjaga Jan-di. Sayang saat Ji-hoo tiba, Jan-di sudah tidak ada di hotel.

Ji-hoo nampaknya benar-benar telah mengenal Jan-di, ia langsung menyusul gadis itu di klinik. Dugaannya benar, Jan-di tengah membersihkan klinik dengan wajah muram. Terus melihat aksi kekasih Jun-pyo itu, Ji-hoo langsung menyodorkan bahunya saat Jan-di menangis tersedu-sedu.

Kuatir kalau Jan-di bakal dicelakai, Jun-pyo yang terus mendapat pengawasan ketat dari sang ibu memutuskan untuk mengacuhkan Jan-di saat di kampus. Siapa sangka, masalah besar kembali menimpa keluarga Geum : rumah mereka beserta seisi barang-barangnya bakal disita.

Boys Before Flowers Episode 15


"Akibat kecerobohannya saat hendak membeli cemilan, Jan-di baru sadar kalau dompetnya, yang ditemukan oleh Ming, hilang."


Jan-di baru sadar saat berada di sebuah kuil, kekuatirannya dilihat oleh Ji-hoo yang langsung mengambil tindakan. Rupanya, pria itu meminjam sebuah gitar dan untuk menggantikan uang (dan dompet) Jan-di yang hilang, Ji-hoo mengamen ditengah kerumunan orang-orang.

Bisa ditebak, penonton langsung memberi aplaus meriah sementara Jan-di dari kejauhan cuma bisa menatap dengan kagum. Dalam perjalanan pulang ke rumah Ming, Jan-di yang keseleo kembali dibuat kehabisan kata-kata oleh aksi Ji-hoo, yang rela membopongnya. Keduanya tidak sadar kalau dari belakang, Jun-pyo yang berada di dalam mobil terus memandangi mereka.

Keesokan harinya, setelah sempat diselingi kejadian memalukan dengan Ji-hoo, Jan-di memutuskan untuk kembali ke Korea. Di bandara, ia sempat berdebat dengan Ji-hoo saat mengajukan tawaran untuk mengganti tiket pesawat kelas satu dengan kelas ekonomi. Namun, ucapan pria itu langsung menuntaskan perdebatan dengan cepat.

Ditengah pertemuan bisnis, Jun-pyo diingatkan oleh asisten kepercayaannya Tuan Jung kalau pesawat Jan-di bakal terbang ke Seoul di sore hari. Saat waktu tersisa dua jam, Jun-pyo berhasil meloloskan diri dan langsung menuju ke bandara. Namun didepan matanya, ia meliat Ji-hoo sedang berlutut memakaikan sepatu ke Jan-di.

Kontan saja adu mulut antara kedua personil F4 itu tidak bisa dihindari, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosinya saat Ji-hoo mengatakan tidak akan melepas Jan-di untuk kedua kalinya. Namun ketika Jan-di mengkonfrontirnya, Jun-pyo tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa terduduk di lantai menyaksikan gadis yang dicintainya pulang bersama Ji-hoo.

Setelah kembali ke Korea, Jan-di kerap tidak fokus dengan pekerjaannya sampai suatu saat ia ditugaskan untuk mengantar makanan ke sebuah klinik. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Jan-di mulai optimis menghadapi hidup tanpa Jun-pyo.

Namun semua ternyata hanya berlangsung sementara. Setelah melihat berita tentang Shinhwa Group di televisi, secara kebetulan ia bertemu dengan Jun-hee. Saat dibawa pulang ke rumah keluarga Goo, pertahanan Jan-di akhirnya runtuh.

Bukan cuma Jun-hee, pasangan Ga-eul dan Yi-jung juga penasaran dengan perubahan sifat Jun-pyo yang begitu drastis. Untuk memastikan kecurigaannya, Yi-jung meminta Ga-eul mengajak Jan-di untuk datang ke pesta ultah Jun-pyo. Siapa sangka, Jan-di ternyata juga mendapat undangan....dari Nyonya Kang.

Sempat merasa kalau ia seharusnya tidak muncul, Jan-di malah 'ditodong' Nyonya Kang untuk tampil memainkan piano sambil bernyanyi untuk Jun-pyo. Untungnya, penampilan gadis itu tidak mengecewakan. Sempat sedikit kecewa karena gagal menjatuhkan mental Jan-di, Nyonya Kang ternyata masih punya satu kejutan lagi.

Rupanya, Nyonya Kang berniat mengumumkan pertunangan Jun-pyo dengan Jae-kyung. Sadar kalau ibunya mulai berulah, Jun-pyo meminta Jan-di mengikutinya. Pemuda itu tidak sadar, yang ditariknya justru bukanlah Jan-di melainkan Jae-kyung.

Kesalahpahaman itu kontan membuat Jan-di makin terpuruk, sementara Jun-pyo baru sadar kalau dirinya telah menarik gadis yang salah saat berada ditengah taman. Tidak terima dengan perlakuan sang pewaris Shinhwa, Jae-kyung langsung melompat ke punggung Jun-pyo sambil mengigit telinga pria itu.

Dalam perjalanan pulang dengan taksi, Jan-di berpura-pura tegar sambil mengatakan ke Ji-hoo kalau dirinya tidak perduli dengan Jun-pyo. Sadar kalau yang dikatakan gadis itu bukanlah kebenaran, Ji-hoo membela Jun-pyo sambil menyebut sahabat baiknya itu pasti tidak tahu apa-apa.

Boys Before Flowers Episode 13


"Setelah ayahnya meninggal, Jun-pyo mengambil-alih kendali perusahaan Shinhwa yang bertekad untuk menjalankan sebuah proyek ambisius."


Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Jan-di telah memasuki tahun terakhir sekolah sementara tiga rekannya di F4 tengah menikmati hari-hari mereka di universitas. Praktis, hubungannya dengan Jun-pyo terputus sejak pria itu terbang ke Makau.

Meski berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk, ekspresi Jan-di langsung berubah sendu setiap kali mendengar nama Jun-pyo disebut. Untungnya dibalik kesedihan, kehidupan keluarga Jan-di yang sempat morat-marit mulai membaik setelah ayahnya diterima kerja di perusahaan baru.

Bertemu Ji-hoo di kolam renang, Jan-di dipaksa untuk memeriksakan bahunya yang cedera ke rumah sakit. Sempat melihat Ji-hoo bersama seorang pria tua yang kerap datang ke restoran tempatnya bekerja, Jan-di diberitahu bahwa meski cederanya bakal sembuh, namun ia sudah tidak bisa lagi mengejar karir di dunia renang.

Berita tersebut kontan membuat Jan-di tambah terpukul. Di pinggir kolam, ia menumpahkan isi hatinya pada Ji-hoo sambil berderai air mata. Dengan lembut, pria itu berusaha menghibur Jan-di. Meski berat, Jan-di akhirnya mulai mengemasi perlengkapan renangnya termasuk kacamata pemberian Jun-pyo.

Tidak sengaja melihat sebuah serial televisi, Jan-di memutuskan untuk mengejar Jun-pyo hingga ke Makau. Sempat berusaha meminta supaya gajinya dibayar dimuka untuk tiket pesawat namun gagal, Jan-di berusaha untuk mendapat nominal yang diinginkan dengan menjual bubur.

Beruntung bagi Jan-di, tempat jualannya yang semula sepi langsung berubah ramai berkat kemunculan F4 minus Jun-pyo. Setelah berhasil mendapat uang tiket pesawat, Jan-di diminta untuk melakukan renang terakhirnya sambil disaksikan tiga rekan-rekannya di F4 dan Ga-eul sebelum kemudian berangkat ke Makau.

Begitu tiba di Makau, Jan-di langsung menuju hotel dimana Jun-pyo menginap. Sayang, usahanya untuk menemui pria itu (dengan berbagai gerak tangan yang kocak dan bahasa Inggris campur Korea yang terpatah-patah) dihalang-halangi oleh petugas keamanan.

Sambil memikirkan langkah berikutnya, Jan-di memutuskan untuk melihat-lihat keramaian. Ia nyaris saja tidak menyangka kalau seorang pencopet mengincar dompetnya, namun ia diselamatkan oleh seorang gadis cantik bernama Ha Jae-kyung.

Sempat menghabiskan waktu bersama, keduanya akhirnya berpisah. Melihat kesempatan yang ada, Jan-di berhasil menyelinap masuk ke dalam hotel dengan berpura-pura menjadi bagian dari rombongan turis. Terus menjelajahi satu-persatu ruangan yang ada, gadis itu akhirnya tiba di bar hotel.

Didalam ruangan mewah itulah Jan-di akhirnya bertatapan muka dengan Jun-pyo, namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Tidak cuma melihat Jun-pyo yang begitu bahagia saat bersanding bersama wanita lain, namun ekspresi wajah pria itu berubah dingin saat tatapan keduanya bertemu.

Kebingungan karena reaksi Jun-pyo diluar harapannya, Jan-di memutuskan untuk mengikuti seorang bocah yang menawarkan penginapan murah. Siapa sangka, gadis itu malah digiring ke tempat sepi dimana sekelompok berandal telah menanti. Dalam keadaan terdesak, mendadak muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin sebagai penyelamat.

Setelah membereskan para berandalan, yang ekstra ketakutan melihat sosok Woo-bin, Jan-di dan rekan-rekan F4nya memutuskan untuk menginap di hotel sambil menghubungi Jun-pyo. Penolakan yang dilakukan sang pemimpin membuat ketiga rekannya mulai yakin ada sesuatu yang salah.

Ketika ditanya soal Jun-pyo, Jan-di berusaha mengelak namun ucapannya semakin menguatkan kecurigaan Ji-hoo. Disaat ketiga personil F4 dan Jan-di menikmati keindahakn malam di Makau, Jun-pyo sibuk menyelesaikan urusan bisnisnya bak seorang pengusaha ulung.

Boys Before Flowers Episode 12


"Akhirnya terbongkar sudah kenapa Jae-ha begitu dendam pada Jun-pyo : ia adalah adik dari siswa yang pernah mencoba bunuh diri di Shinhwa namun diselamatkan Jan-di."

Jun-pyo yang merangsek masuk langsung disergap oleh anak buah Jae-ha, yang langsung memerintahkan supaya pria itu dihajar. Namun meski memuntahkan darah, Jun-pyo bergeming dan menolak ketika diminta supaya melepaskan Jan-di.

Jan-di semakin tidak tega melihat Jun-pyo yang tidak berdaya, dan dengan cepat menggunakan tubuhnya untuk menangkis kursi yang hendak dipukulkan Jae-ha. Akibatnya, gadis itu langusng jatuh pingsan. Untungnya tak lama kemudian muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin. Tanpa kesulitan, ketiganya mampu menguasai keadaan dan meringkus Jae-ha.

Saat tersadar, Jan-di telah terbaring di rumah sakit dengan Jun-pyo, yang duduk di kursi roda, disampingnya. Bukannya berusaha menghibur, Jun-pyo malah memarahi Jan-di yang nekat menggunakan tubuhnya untuk melindungi pria itu. Keruan saja, Jan-di tidak terima dan keduanya kembali adu mulut.

Keadaan dirumah Jan-di tidak kalah genting, sang ayah diseret oleh para penagih hutang dan diancam bakal diambil salah satu organ tubuhnya kalau tidak bisa melunasi. Dalam keadaan putus asa, ibu Jan-di mendatangi Nyonya Kang dan sambil berlutut, memohon supaya presiden grup Shinhwa itu mau menolong keluarganya.

Melihat wanita itu mempermalukan dirinya, Nyonya Kang tersenyum puas dan langsung menolong ayah Jan-di dengan melunasi hutang-hutangnya. Ketika Jan-di pulang kerumah, kedua orangtuanya langsung menjelaskan apa yang terjadi serta imbasnya terhadap hubungan sang putri dengan Jun-pyo.

Berdasarkan keputusan bersama, Jan-di mendatangi Nyonya Kang untuk mengembalikan hutang keluarganya. Seperti yang bisa ditebak, perang antara keduanya dimulai yang diakhiri dengan penolakan Jan-di untuk berpisah dengan Jun-pyo.

Tidak tahu apa yang terjadi, Jun-pyo bersama F4 mengajak Jan-di dan Ga-eul berlibur di tempat ski. Sempat ragu-ragu akibat ucapan Woo-bin, Jun-pyo akhirnya memberanikan diri untuk memberikan hadiah berupa kalung bermotif unik kepada Jan-di.

Hadiah kalung dari Jun-pyo kontan membuat trio siswi populer Shinhwa Jin-Sun-Mi iri, ketiganya diam-diam merebut kalung tersebut. Kontan saja, Jan-di langsung kelabakan dan akhirnya mengaku kepada Jun-pyo. Sempat jengkel, Jun-pyo melampiaskan kekesalannya pada boneka salju sebelum akhirnya masuk kembali ke kabin.

Mengira kalau yang didengarnya adalah langkah kaki Jan-di, wajah Jun-pyo langsung sumrigah dan sudah bersiap untuk memarahinya lagi. Siapa sangka, yang muncul ternyata adalah anak buah Nyonya Kang. Meski sempat melawan, Jun-pyo akhirnya mengikuti mereka.

Saat mencari kalungnya yang hilang, Jan-di dikerjai oleh trio penggemar F4 Jin-Sun-Mi tanpa sadar kalau dirinya dijebak. Keruan saja, ia tidak bisa lolos saat badai salju datang. Tanpa sengaja, Ji-hoo mendengar tentang Jan-di, dan langsung menghubungi Jun-pyo.

Cukup cerdik meski sebagai tawanan, Jun-pyo akhirnya lolos dan langsung mencari Jan-di ditengah badai salju yang semakin lebat. Ia akhirnya menemukan Jan-di terbaring lemah, dan tanpa berpikir panjang langsung membopong gadis itu ke sebuah kabin. Melihat kekasihnya menggigil kedinginan, Jun-pyo melepas mantelnya dan memberikannya pada Jan-di.

Tersentuh oleh kebaikan hati Jun-pyo, Jan-di berjanji bakal mengabulkan apapun permintaan pria itu. Dengan tersenyum tipis, Jun-pyo meminta dibuatkan bekal, yang langsung diangguki Jan-di. Ditengah suasana yang begitu romantis, keduanya berciuman dengan mesra.

Keesokan harinya setelah badai reda, Jun-pyo dan Jan-di kembali ke tempat dimana rekan-rekan F4nya dan Ga-eul berada. Ji-hoo yang berhasil menemukan kalung Jan-di langsung mengembalikannya ke gadis itu, yang kemudian disibukkan oleh kegiatan baru : membuat bekal untuk Jun-pyo (dengan motif unik).

Telah menunggu cukup lama, Jan-di tidak sadar kalau Jun-pyo harus segera terbang ke luar negeri karena sang ayah mendadak jatuh pingsan saat berada di China. Tahu kalau Jan-di akan terus menunggu, Jun-pyo meminta Ji-hoo untuk menjemput gadis itu. Muncul dengan sepeda motor, Ji-hoo meminta Jan-di untuk bergegas karena pesawat Jun-pyo bakal berangkat.

Sayang kedatangan mereka terlambat, pesawat grup Shinhwa telah terbang dan Jan-di hanya bisa menatap dengan cucuran air mata. Dari atas pesawat, Jun-pyo mengirim pesan singkat yang isinya meminta Jan-di untuk menunggu kepulangannya...dan mengungkapkan perasaan terdalamnya pada sang kekasih.

Boys Before Flowers Episode 11


"Meski ragu-ragu, Jan-di memutuskan untuk mencoba peruntungannya di bidang akting. Siapa sangka, yang diminta sang sutradara bukanlah syuting film biasa."


Mulai curiga melihat kostum yang tidak biasa, ketakutan Jan-di terbukti ketika sang sutradara mulai memaksanya. Untungnya muncul seorang pemuda penyelamat, yang mengantar Jan-di pulang dan menyebut nama lengkap gadis itu saat berpamitan.

Di sekolah, Jan-di kembali bertemu dengan pria yang ternyata adalah siswa kelas 1 bernama Lee Jae-ha. Dengan terang-terangan, Jae-ha mengaku kagum dengan sosok Jan-di yang berani berhadapan langsung dengan F4. untuk menutupi profesinya sebagai model serabutan, Jae-ha sengaja berdandan seperti seorang kutu buku.

Menutupi perkenalannya dengan Jae-ha dari Jun-pyo, Jan-di menerima tawaran sahabat barunya untuk menjadi model pendamping. Sempat kelabakan saat Jae-ha menyebutnya sebagai kekasih, Jan-di langsung menerima tawaran begitu mendengar bayaran yang diberikan cukup memuaskan.

Mendengar keluh-kesah Jun-pyo soal Jan-di yang mendadak jarang muncul, Ji-hoo tanpa sengaja bertemu dengan gadis itu saat bersama Jae-ha. Jan-di kelabakan untuk memberi alasan, namun secara tersirat Ji-hoo meminta gadis itu untuk tidak mengulangi perbuatannya sebelum kemudian memacu motornya. Dari belakang, Jae-ha tersenyum penuh misteri.

Usaha Jan-di untuk menutupi profesi barunya akhirnya terbongkar juga, Jun-pyo langsung marah besar saat mendapati sang kekasih difoto bersama model yang ternyata siswa Shinhwa. Saat berusaha menjelaskan kebohongannya, Jan-di dikejutkan oleh Jun-pyo yang tiba-tiba memukul Jae-ha setelah ditertawakan sang yunior.

Keruan saja Jan-di dan Jun-pyo kembali bertengkar dan dalam keadaan histeris, Jan-di menyebut ingin kembali ke masa saat dirinya belum mengenal Jun-pyo dan F4. Untuk kedua kalinya, Jan-di kembali mendapat memo merah yang membuatnya jadi sasaran di sekolah. Namun kali ini ia tidak sendirian, Jae-ha menyebut siap menjaga gadis itu.

Hubungan Jan-di dan Jae-ha yang semakin akrab membuat Ji-hoo kuatir, ia mengajak Jan-di untuk bicara empat mata. Kepada gadis itu, Ji-hoo menyebut tidak percaya kalau Jun-pyo sejahat yang diceritakan Jae-ha. Setelah pembicaraan mereka selesai, Jan-di mulai berjalan pelan menuju kelas.

Masuk ke kelas yang telah dikosongkan, Jan-di sempat tidak sadar kalau terjadi kebocoran gas. Begitu kabut tebal mulai terlihat, Jan-di dengan panik terus menggedor-gedor jendela kaca sebelum akhirnya ambruk tidak sadarkan diri. Beruntung Jae-ha melihat kejadian itu, ia langsung memecahkan kaca dan menyelamatkan Jan-di yang tidak sadarkan diri.

Bukannya dibawa ke rumah sakit, Jae-ha malah membopong Jan-di kerumahnya. Saat berusaha mencium gadis yang tidak sadarkan diri itu, mendadak teleponnya berbunyi. Dengan suara pelan, Jae-ha meyakinkan sang penelepon yang tidak lain adalah Nyonya Kang kalau Jan-di sudah bisa diatasi, dan mengingatkan wanita itu untuk menyiapkan bayarannya.

Hilangnya Jan-di membuat Ga-eul panik, ia mendatangi markas F4 dan meminta mereka untuk membantu menemukan temannya. Ji-hoo memerintahkan seorang siswa untuk menghubungi Jun-pyo, yang memilih untuk menyepi setelah bertengkar dengan Jan-di, sementara Woo-bin dan Yi-jung memacu mobilnya untuk mencari dimana Jan-di berada.

Saat tersadar, Jan-di kaget mendapati dirinya telah pingsan selama dua hari di rumah Jae-ha. Saat hendak pulang usai mengucapkan terima kasih, mendadak Jae-ha menghalangi sambil meminta gadis itu menjauhi Jun-pyo. Melihat gelagat yang tidak beres, Jan-di mulai ketakutan.

Ketika pria itu mulai mencengkram lengannya dan berusaha mencium, Jan-di langsung menampar Jae-ha sambil menyatakan tetap percaya pada Jun-pyo. Mengucapkan salam perpisahan sambil berjalan pergi, Jan-di kembali tidak sadarkan diri setelah Jae-ha membekapnya dengan kain yang telah dicelupkan dengan cairan kloroform.

Begitu sampai dirumah, Jun-pyo mulai merasa tidak enak setelah mendengar kabar kalau Jan-di menghilang. Ketakutannya terbukti setelah menerima amplop berisi foto Jan-di yang diikat beserta segenggam rambut gadis itu, Jun-pyo langsung bergegas pergi. Tak berapa lama, rekan-rekan F4-nya tiba di kediaman keluarga Gu.

Boys Before Flowers Episode 10


"Sikap flamboyan Yi-jung saat membela Ga-eul membuat gadis itu mulai jatuh hati pada sang playboy"

Menjelang hari Valentine, Jan-di mulai membuat coklat untuk diberikan pada orang yang dianggap begitu berarti untuknya. Meski sedikit gengsi, gadis itu mulai membuat motif coklat yang menyerupai wajah dan rambut Jun-pyo.

Dengan sedikit malu-malu (dan pura-pura tidak sengaja lewat), Jan-di memberikan coklat buatannya pada Jun-pyo di kantor Shinhwa. Secara kebetulan, di tempat tersebut diadakan kontes dengan hadiah ponsel. Setengah memaksa, Jan-di berhasil membuat Jun-pyo mengikuti acara itu.

Apes bagi keduanya. Saat sedang menggendong Jan-di, mendadak Nyonya Kang lewat dan menatap tajam Jun-pyo. Pemuda itu langsung ditarik ibunya ke kantor untuk dimintai penjelasan, dan dengan suara tinggi Jun-pyo meminta sang ibu untuk tidak mengganggu Jan-di.

Sudah tentu permintaan tersebut tidak dituruti, Nyonya Kang malah mendatangi kediaman keluarga Geum untuk menawarkan uang 300 juta won dengan syarat Jan-di harus memutuskan hubungan dengan Jun-pyo.

Sudah tentu ucapan tersebut membuat ibu Jan-di marah, ia menuangkan garam ke atas kepala Nyonya Kang sambil mengusirnya pergi. Ayah, adik , dan Jan-di langsung terharu melihat sikap sang ibu, namun kekaguman mereka buyar ketika wanita itu menyebut 300 juta won terlalu sedikit.

Apa yang dilakukan ibu Jan-di ternyata membuat keluarga Geum mulai jatuh dalam kesulitan. Pasalnya, tempat laundry mereka mendadak menolak untuk memperpanjang masa sewa. Bisa ditebak, semua adalah berkat siasat Nyonya Kang yang begitu berkuasa.

Karena usaha laundry mereka dipaksa untuk tutup, keluarga Geum mencari nafkah dengan berjualan makanan di pinggir jalan. Bisa ditebak, berita tersebut langsung disambut oleh Nyonya Kang.

Ingin membuktikan dirinya tidak main-main, wanita dingin itu meminta sopir mobilnya melewati tempat keluarga Kang berjualan sambil mengajak Jun-pyo. Dengan polosnya, Jan-di langsung menawarkan barang jualannya sebelum kemudian tertawa gugup melihat kehadiran Nyonya Kang di bangku belakang mobil.

Dengan tersenyum sinis, Nyonya Kang meminta supaya mobil kembali dijalankan. Begitu melihat sosok Jan-di, mata Jun-pyo langsung membelalak. Namun permintaannya supaya mobil dihentikan sia-sia, karena tangan sang ibu mencengkramnya.

Hati Jan-di bagai diiris-iris melihat sikap Nyonya Kang, dan mendadak dari belakang terdengar suara Jun-pyo memanggilnya. Saking terkejutnya, gadis itu hanya bisa terdiam menanti sosok Jun-pyo yang terus mendekat.

Berjalan dengan latar belakang matahari terbenam, Jun-pyo sempat memarahi Jan-di karena tidak memberitahunya soal kondisi keluarga Geum. Namun, dengan cepat gadis itu menjawab bahwa ia tidak ingin sang kekasih terus membantu keluarganya setiap ada dalam kesulitan.

Untungnya setelah memperingatkan soal Nyonya Kang, Jun-pyo berhasil membuat Jan-di berjanji untuk mau bercerita bila ada masalah yang menyangkut sang ibu. Tidak cuma itu, Jan-di juga menyebut tidak akan meninggalkan Jun-pyo hanya karena perbuatan Nyonya Kang.

Masalah baru menimpa keluarga Geum ketika mobil toko mereka dirusak oleh preman. Mau tidak mau, Jan-di kembali harus mencari kerja sampingan. Secara kebetulan, Ji-hoo bertemu dengannya di tempat pengisian bensin, dan hanya bisa melihat dengan penuh rasa kuatir saat gadis itu mulai mimisan.

Penghematan tidak cuma dilakukan Jan-di tapi juga sang adik, yang bahkan rela untuk tidak makan siang di kantin. Dengan sedikit ragu-ragu, Jan-di memutuskan untuk mendatangi tempat di kartu nama yang sempat diberikan padanya oleh seorang pelanggan restoran.

Boys Before Flowers Episode 9


"Setelah menginap di kediaman keluarga Geum, Jun-pyo sempat mengernyit geli ketika paginya disuguhi sarapan oleh ibu Jan-di."


Sejumlah kejadian lucu dialami Jun-pyo, yang selama ini hidup bergelimang kemewahan. Dari keluarga Geum, ia belajar cara meracik kimchi, saling menggosok punggung antar anggota keluarga, hingga memakan cemilan yang dijual di pinggir jalan.

Teringat akan sejumlah kejadian itu, Jun-pyo mendadak tertawa sehingga mengundang perhatian Woo-bin dan Yi-jung. Mendengar dua rekannya belum pernah merasakan apa yang dialaminya, dengan sok tahu pria itu menyebut kalau Woo-bin dan Yi-jung belum tahu apa-apa tentang hidup.

Berusaha untuk tampil tenang, Jun-pyo berusaha menyembunyikan kegembiraannya saat ditelepon Jan-di. Sempat jual mahal (dengan cara yang unik sehingga Yoo-jung dan Woo-bin cuma bisa tersenyum lebar), pemuda itu pura-pura ajakan kencan Jan-di.

Namun keesokan harinya, Jun-pyo muncul dan melihat Jan-di ditemani Ga-eul. Rupanya, Ga-eul mengajak kekasihnya Su-pyo. Selain datang terlambat, Su-pyo yang tidak tahu siapa Jun-pyo mencandai pria itu. Dibelakang mereka, Jan-di dan Ga-eul cuma bisa menahan napas.

Diluar dugaan, Jun-pyo (sambil mengertakkan gigi) mampu menahan emosi meski terus dicela oleh Su-pyo. Saat terpisah dari Ga-eul dan Jan-di, sebuah kejadian membuat pria itu hilang kesabaran dan memukuli Su-pyo hingga babak-belur.

Keruan saja aksi tersebut membuat Jan-di kaget, apalagi Jun-pyo tidak mau minta maaf dan pergi begitu saja. Sempat dinasehati Ji-hoo, Jan-di akhirnya tahu apa penyebab perbuatan Jun-pyo : rupanya, Su-pyo adalah seorang playboy yang menduakan Ga-eul.

Setelah menghajar Su-pyo dengan tendangan memutarnya, Jan-di yang merasa bersalah mendatangi tempat dimana F4 berkumpul. Tidak sadar akan kehadiran gadis itu, Jun-pyo tetap ngotot kalau dirinya tidak bersalah dihadapan Ji-hoo dan Woo-bin.

Kaget saat diberitahu Jan-di ada dibelakangnya, Jun-pyo akhirnya menerima permintaan maaf gadis itu (yang menyodorkan sebuah apel). Di tempat lain, Yi-jung yang tidak sengaja bertemu Ga-eul (yang sedang patah hati) berusaha menghiburnya.

Setelah sempat memberikan nasehat, Yi-jung mengajak Ga-eul ke sebuah klub malam dan disana keduanya bertemu dengan Su-pyo yang sedang bersama kekasih barunya.

Dengan caranya yang elegan, Yi-jung berhasil memikat gadis itu, kemudian memainkan saksofon sambil menyebut karyanya dipersembahkan untuk Ga-eul. Dari kejauhan, diam-diam jantung Ga-eul berdetak lebih kencang saat melihat senyum Yi-jung yang begitu mempesona.

Setelah berbaikan, Jun-pyo mengajak Jan-di ke sebuah taman bermain yang sudah dihiasi lampu warna-warni. Terkesan dengan apa yang ada dihadapannya, Jan-di menyebut bahwa semua seperti suasana Natal.

Ucapan itu langsung ditimpali Jun-pyo, yang mengaku sejak kecil tidak punya kenangan manis saat Natal tiba. Ia menyebut bahwa kebahagiaan yang dirasakannya adalah saat bersama keluarga Geum. Pelan-pelan, Jun-pyo mendekatkan wajahnya ke Jandi.

Boys Before Flowers Episode 8


"Jan-di menepis pelukan Jun-pyo sambil meminta maaf, dan dalam hati terus berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu adalah keputusan yang tepat."


Di hari pertandingan, siswa Shinhwa berkumpul untuk memberikan dukungan pada Yi-jung dan Woo-bin yang mewakili Jun-pyo. Namun begitu duel renang dimulai, Ji-hoo yang mendapat giliran pertama unggul dari Woo-bin.

Namun di giliran kedua, Jan-di yang sempat unggul cukup jauh mulai tersusul oleh Yi-jung. Mendadak, kolam renang menjadi gelap-gulita karena lampu penerangan di sekitar tempat itu mati. Melihat Jun-pyo melangkah keluar, Jun-hee tersenyum lebar dan bisa menebak apa yang terjadi.

Berdasarkan pengamatan terakhir, Jan-di dan Ji-hoo dinyatakan sebagai pemenang. Setelah mengumumkan hasilnya (tanpa kehadiran Jun-pyo), Jun-hee mengucapkan terima kasih pada Jan-di. Setelah semuanya usai, Jan-di dikejutkan oleh ajakan kencan Ji-hoo.

Dikamarnya, Jun-pyo tersenyum simpul sambil bergumam kalau dirinya telah membalas hutangnya pada Ji-hoo. Rupanya di masa lalu, Jun-pyo kecil pernah merusak mainan yang begitu disayangi Ji-hoo sehingga diam-diam dirinya terus merasa bersalah.

Perubahan sikap Jun-pyo membuat Yi-jung dan Woo-bin tersenyum lega sekaligus kaget, begitu pula dengan Jun-hee yang mampu merasa kalau adik tercintanya sudah mulai dewasa. Namun keesokan harinya, Jun-pyo mulai berubah mendengar Ji-hoo berkencan dengan Jan-di.

Ucapan Woo-bin dan Yi-jung yang berandai-andai membuat Jun-pyo semakin kelabakan, diam-diam ia memutuskan untuk mengikuti Ji-hoo dan Jan-di. Kencan sendiri awalnya berjalan lancar, sampai Ji-hoo mengajak Jan-di ke tempat dimana gadis itu pernah berkencan dengan Jun-pyo.

Dirumahnya, Ji-hoo berusaha mencium Jan-di namun gadis itu menghindar. Dari situ Ji-hoo sadar bahwa sama seperti Seo-hyun, ia juga harus melepas Jan-di agar gadis itu bisa berbahagia bersama Jun-pyo.

Sayang, Jun-pyo tidak tahu akan hal itu dan akhirnya sempat terlibat adu jotos dengan Ji-hoo saat keduanya bermain hoki es. Rupanya, Ji-hoo sengaja memanas-manasi Jun-pyo untuk mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Jan-di.

Malamnya, Jan-di mendapat telepon dari Yi-jung yang menyampaikan kabar genting : Jun-pyo mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Keruan saja, Jan-di menangis tersedu-sedu di sisi ranjang sambil mengutarakan perasaannya pada Jun-pyo.

Sambil tersenyum bandel, Jun-pyo mendadak bangun sambil meminta Jan-di mengulang ucapannya. Keruan saja, gadis itu langsung mengamuk dan tambah kesal saat tahu tiga personil F4 lainnya ada disana dan menjadi bagian dari rencana tersebut.

Untungnya kemarahan Jan-di tidak berlangsung lama, ia tidak menolak saat diajak menonton sebuah film di bioskop pribadi Jun-pyo. Sama-sama gugup, keduanya nyaris saja berciuman kalau saja ponsel Jan-di tidak berdering secara tiba-tiba.

Cuma bisa tersenyum mendengar suara keras Jun-pyo, yang menunjukkan perhatiannya dengan cara unik, Jan-di dikejutkan oleh kunjungan pria itu. Yang membuatnya protes, Jun-pyo dengan seenaknya memanggil kedua orangtuanya dengan sapaan Ayah dan Ibu.

Apa yang terjadi berikutnya sama sekali tidak pernah dibayangkan Jan-di : Jun-pyo meminta ijin supaya diperbolehkan tidur bersama keluarga gadis itu. Sia-sia usaha Jan-di untuk menolak, karena ia kalah suara.


Boys Before Flowers Episode 7


"Jan-di berusaha mencegat Jun-pyo setelah pulang sekolah, namun pria itu menghindar, masuk ke dalam mobil yang telah menunggu, dan kemudian pergi"


Tidak mau menyerah begitu saja, Jan-di bergegas memacu sepedanya ke rumah mewah Jun-pyo dan sampai disana tak lama setelah mobil pria itu tiba. Namun dengan cepat Jun-pyo pindah ke kursi pengemudi dan sambil menjulurkan lidah untuk mengejek, memacu mobilnya keluar rumah.

Wajah Jan-di berubah putus asa, namun mendadak sebuah mobil sport berwarna putih berhenti didekatnya. Pengemudinya adalah seorang wanita cantik, yang langsung membukakan pintu dan menyuruh Jan-di masuk supaya mereka bisa mengejar Jun-pyo. Dalam keadaan bingung, Jan-di menurut.

Kejar-kejaran berakhir ketika mobil sport putih itu berhasil menghadang mobil Jun-pyo, dan si wanita cantik langsung turun sambil menodongkan pedang kendo ke arah pria itu sambil memarahinya yang telah bersikap tidak sopan pada wanita (dalam hal ini Jan-di). Rupanya, sang wanita adalah Gu Jun-hee yang tidak lain adalah kakak Jun-pyo.

Meski galak, Jun-pyo ternyata tidak berkutik saat berhadapan dengan sang kakak. Begitu sampai di rumah, Jun-pyo sengaja menolak untuk makan malam bersama (meski untuk itu ia harus menahan lapar) sehingga Jun-hee 'hanya' ditemani oleh Jan-di, Woo-bin, dan Yi-jung. Dari mereka, wanita itu akhirnya mendengar cerita tentang pertikaian sang adik dan Ji-hoo.

Setelah semuanya selesai, Jun-hee mengantar Jan-di pulang dan mengucapkan terima kasih karena gadis itu bisa membuka hati Jun-pyo sehingga lebih manusiawi. Di tempat lain, Ji-hoo mengajak Jun-pyo bertemu untuk menyelesaikan konflik. Namun bukannya tuntas, permusuhan keduanya malah semakin runcing ketika Ji-hoo meminta Jun-pyo menjauhi Jan-di.

Jun-pyo tidak main-main dengan ancamannya, ia mendatangi kepala sekolah Shinhwa serta mengintimidasi supaya Ji-hoo dan Jan-di dikeluarkan. Tiba-tiba, Jun-hee muncul dan menarik sang adik keluar sambil menjewer kupingnya. Setelah itu, ia mengajak para personil F4 lain dan Jan-di untuk ikut.

Begitu sampai dirumah, Jun-hee mengajukan proposal menarik : Jun-pyo dan Ji-hoo bisa menyelesaikan konflik mereka lewat acara adu ketangkasan di bidang olahraga, siapa yang menang bakal dipenuhi permintaannya. Jun-pyo berusaha protes, namun ia kalah suara karena semua mendukung Jun-hee.

Pertandingan pertama adalah bidang berkuda, dimana Ji-hoo diunggulkan. Saat pertandingan, Ji-hoo unggul jauh namun akhirnya kalah karena Jun-pyo mengambil jalan pintas. Meski menang, Jun-pyo harus bersedih karena akibat tindakannya, kuda yang ditunggangi cedera parah dan dinyatakan tidak akan pernah bisa berlomba lagi.

Hasil undian kedua adalah balap mobil, yang kontan membuat Jun-pyo sumrigah dan yakin bakal menang. Apalagi, Ji-hoo punya ketakutan tersendiri terhadap mobil setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Di sirkuit, Jan-di berusaha membujuk Ji-hoo untuk membatalkan keikutsertaannya, namun permintaan itu ditolak.

Sebelum pertandingan dimulai, Ji-hoo sengaja memeluk dan mencium kening Jan-di tepat didepan Jun-pyo. Akibatnya langsung terasa, mobil Jun-pyo mengalami selip ditengah pertandingan sehingga akhirnya Ji-hoo menang.

Karena kedudukan seimbang, akhirnya digelar pertandingan ketiga. Kali ini, yang memilih adalah Jan-di : renang. Keruan saja Jun-pyo yang fobia terhadap air keberatan, namun Jun-hee mengingatkan bahwa bila itu dilakukan, maka Ji-hoo yang dianggap menang.

Supaya pertandingan tetap dijalankan sekaligus memberi pelajaran pada Ji-hoo yang telah merebut kekasih sahabatnya sendiri, Yi-jung menyebut siap menggantikan Jun-pyo bila yang lain tidak keberatan. Siapa sangka, belakangan Jan-di juga buka suara dan menyebut kalau dirinya juga ingin menggantikan Ji-hoo.

Sudah tentu, pertarungan tidak seimbang itu jadi perbincangan. Bahkan, Ga-eul sempat memikirkan sejumlah rencana untuk mencegah Yi-jung ikut pertandingan. Belakangan, Ga-eul menemui Yi-jung, yang langsung bisa menebak tujuan kedatangan gadis itu.

Kasus cinta segitiga Jan-di dengan Jun-pyo dan Ji-hoo juga terdengar oleh keluarga gadis itu, yang kontan merasa kecewa. Atas nasehat sang ayah, Jan-di menemui Jun-pyo untuk menjernihkan masalah sekaligus meminta maaf.

Boys Before Flowers Episode 6


"Begitu melihat Jun-pyo menanggalkan pakaian, Jan-di langsung memikirkan kemungkinan terburuk dan sambil menutup mata, meminta pemuda itu berhenti."




Sambil tertawa karena siasatnya berhasil, Jun-pyo berlari ke arah air. Tidak mau kalah, Jan-di dengan wajah serius mengatakan kalau ada ular di kaki Jun-pyo. Reaksi pria itu ternyata tidak kalah seru, ia langsung melompat dan berlari menjauh sambil berteriak histeris.

Ketika keduanya kembali berkumpul dengan F4 dan Ga-eul di tepi pantai, Jan-di mengalami kram kaki dan mulai tenggelam. Kejadian itu nyaris saja lepas dari pengamatan semua orang kalau saja Ga-eul tidak menyadari ada sesuatu yang salah. Mendengar nama Jan-di, Jun-pyo langsung terbangun dari tidurnya.

Sayang saat berusaha menyelamatkan sang kekasih, Jun-pyo teringat trauma masa lalu akan air sehingga tidak mampu bergerak. Satu-satunya harapan adalah Ji-hoo, yang langsung berenang secepat kilat dan menyelamatkan Jan-di yang mulai tidak sadarkan diri karena tenggelam. Melihat kejadian itu, Jun-pyo hanya bisa marah pada dirinya sendiri.

Merasa bersalah karena tidak mampu menyelamatkan Jan-di, Jun-pyo menjadi ekstra perhatian pada gadis itu (meski dengan caranya yang unik). Malamnya, ia mendatangi kamar Jan-di dan mengalungkan gelang di pergelangan kaki gadis itu. Dengan nada mengancam, Jun-pyo meminta Jan-di untuk tidak menghilangkan benda berharga tersebut.

Sempat berniat untuk mengobrol dengan Ga-eul, Jan-di akhirnya berjalan ke tepi pantai dan bertemu Ji-hoo disana. Saat kembali Jan-di berpapasan lagi dengan Jun-pyo dengan penuh perasaan bersalah. Ia tidak sadar kalau gelang kaki pemberian pria itu terjatuh di tepi pantai.

Melihat kalung kaki Jan-di hilang sementara kalung yang sama ada di pergelangan tangan Ji-hoo, Jun-pyo sempat berusaha menenangkan diri...sampai Ji-hoo sendiri yang menyerahkan sambil mengatakan bahwa benda itu milik Jan-di. Dalam keadaan terpukul, Jun-pyo kehilangan konsentrasi hingga hidungnya berdarah akibat terkena bola.

Dengan kemarahan yang sempat memuncak hingga berusaha membalap Ji-hoo dengan perahu kecil miliknya, belakangan Jun-pyo mulai tenang. Ia mengajak Jan-di naik helikopter dan menunjukkan sebuah bidang tanah berbentuk hati. Menyebut bahwa itu hanya ditunjukkan pada gadis yang dicintai, Jun-pyo tidak sadar kalau wajah Jan-di terlihat semakin resah.

Dari Woo-bin dan Yi-jung, Jan-di akhirnya tahu kenapa Ji-hoo berubah drastis : wanita yang dicintainya Seo-hyun telah bertunangan dengan pria kaya-raya. Mengacuhkan Jun-pyo yang telah menunggu, Jan-di menyusul Ji-hoo yang berada di pinggir pantai.

Dengan mata berkaca-kaca, Jan-di berusaha menghibur Ji-hoo yang wajahnya tetap tenang. Karena terbawa suasana, Ji-hoo mencium gadis itu. Apes bagi mereka, Jun-pyo melihat semuanya. Dengan marah, Jun-pyo memukul Ji-hoo dan semakin terluka karena Jan-di telah membohonginya.

Setelah kembali dari pulau, Jan-di kembali teringat akan sejumlah kejadian yang telah dilaluinya bersama Jun-pyo, dan hanya bisa meminta maaf dalam hati. Ketika bertemu Ji-hoo keesokan harinya, ia meminta maaf pada pria itu atas semua yang terjadi. Begitu pula dengan Ji-hoo, yang sadar kalau tindakannya telah menyakiti Jan-di dan Jun-pyo.

Begitu jam makan siang dimulai, Jun-pyo mengumpulkan seluruh siswa Shinhwa dan menyampaikan pengumuman penting : Ji-hoo dikeluarkan sebagai anggota F4 dan bersama Jan-di bakal dikeluarkan dari sekolah dalam kurun waktu seminggu.

Berjanji bakal menyelesaikan semua masalah, Ji-hoo berpapasan dengan Yi-jung, yang menegurnya karena telah berusaha merebut Jan-di dari Jun-pyo. Padahal, boleh dibilang Yi-jung adalah anggota F4 yang paling memahami Ji-hoo. Woo-bin juga berusaha menenangkan Jun-pyo, namun ia malah balik diancam bakal mengalami nasib yang sama seperti Ji-hoo.

Boys Before Flowers Episode 5

"Dianggap menipu Jun-pyo yang ditakuti satu sekolah, para siswa Shinhwa membakar sepeda Jan-di dan menjadikan gadis malang itu sebagai bulan-bulanan."



Saat mengantar Soo-hyun ke bandara bersama F4, raut wajah Jan-di mulai berubah tidak enak ketika tahu kalau Ji-hoo tidak muncul. Sebelum pergi, Soo-hyun berbisik pada Jan-di supaya gadis itu bisa membuat Ji-hoo kembali tersenyum sepeninggal dirinya.

Setelah Soo-hyun naik pesawat, barulah Ji-hoo muncul sehingga Jan-di kesal. Namun, wajah Ji-hoo langsung berubah berseri-seri sambil menunjukkan tiket pesawat sambil menyebut kalau dirinya berencana untuk mengejar Soo-hyun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keberaniannya muncul berkat Jan-di.

Sebelum pergi, Ji-hoo mengecup kening Jan-di (dan sukses membuat Jun-pyo cemberut). Selesai mengantar rekannya naik pesawat, Jun-pyo tinggal berdua dengan Jan-di dan berusaha untuk menyampaikan sesuatu pada gadis itu. Apes baginya, gemuruh pesawat membuat suaranya tidak terdengar.

Keruan saja wajah Jan-di kebingungan, sementara Jun-pyo tersenyum penuh kemenangan. Saat di sekolah, tanpa basa-basi pewaris perusahaan Shinhwa itu mengingatkan Jan-di akan janji kencan mereka. Didekat mereka, raut wajah Oh Min-ji sahabat Jan-di langsung berubah drastis.

Tidak memperdulikan ucapan Jun-pyo, Jan-di malah pergi berbelanja bersama sang ibu. Malamnya saat salju turun, ia mulai merasa bersalah dan memutuskan untuk mendatangi tempat 'kencan' mereka. Sesampai disana, ia terkejut melihat Jun-pyo masih disana sambil menggigil kedinginan.

Merasa bersalah, Jan-di membelikan Jun-pyo segelas kopi sambil naik ke puncak sebuah gedung. Kencan singkat mereka terpaksa diperpanjang setelah pintu tempat tersebut terkunci rapat. Terpaksa bermalam disana, Jan-di yang sempat mendorong Jun-pyo (saat merapat) terkejut mendapati tubuh pria itu begitu panas. Dengan telaten, Jan-di menyelimuti Jun-pyo dengan selimut.

Tanpa disadari, seseorang mengambil gambar saat Jan-di dan Jun-pyo keluar dari gedung. Sempat mengira kalau dirinya bakal dimarahi, Jan-di cuma bisa bengong saat mendapati kedua orangtuanya dirumah malah mensyukuri kejadian itu. Kejutan berikut terjadi di sekolah, Jan-di disebut telah menjadi pacar Jun-pyo diiringi dengan bukti foto mereka berdua.

Bukannya membantah, dengan wajah serius Jun-pyo membenarkan dan langsung melingkarkan tangannya di pundak Jan-di sambil membimbing gadis itu keluar dari aula. Kabar tersebut membuat Min-ji jatuh sakit, namun begitu dikunjungi Jan-di dan mendengar pengakuan sang sahabat soal keadaan yang sebenarnya, gadis itu langsung ceria lagi.

Kuatir melihat Jun-pyo, Yi-jung memutuskan untuk mencari tahu tentang Jan-di dari Ga-eul. Dengan kharismanya, Yi-jung berusaha mempengaruhi Ga-eul supaya menasehati Jan-di soal Jun-pyo. Siapa sangka, aksi tersebut malah membuat Ga-eul marah, dan aksi tersebut membuat Yi-jung yang playboy diam-diam terpesona dengan sahabat karib Jan-di itu.

Diajak ke sebuah klub malam oleh Mi-ji, Jan-di tidak sadarkan diri setelah diberi minum oleh seorang pria dan saat terbangun keesokan harinya, mendapati dirinya di sebuah kamar dengan pakaian minim dan tulisan di kaca.

Sempat waswas dan mulai memikirkan hal terburuk, di sekolah Jan-di jadi bulan-bulanan para siswa yang sebelumnya begitu baik (setelah tahu kalau ia kekasih Jun-pyo). Dengan mata terbelalak, Jan-di melihat foto dirinya dalam keadaan tidak sadarkan diri bersama seorang pria.

Usahanya untuk membantah sia-sia, apalagi ketika Jun-pyo, yang tampil beda dengan rambut lurus dan seragam sekolah, muncul. Melihat Jun-pyo yang semula ceria berubah dingin, Yi-jung dan Woo-bin memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan dibantu oleh Ga-eul.

Berkat cara mereka yang khas, Yi-jung dan Woo-bin sukses menangkap pria yang difoto bersama Jan-di. Sementara itu, Jun-pyo mendapat kunjungan dari Mi-ji, yang memberikannya kunci kamar dimana Jan-di kedapatan 'berselingkuh'.

Dengan wajah sedih, Mi-ji berusaha menghibur Jun-pyo sambil menyebut bahwa Jan-di tidak pantas untuk ditangisi. Ucapan itu justru malah membuat pria itu marah, dan sadar kalau perubahan sikap Mi-ji ada hubungannya dengan apa yang dialami Jan-di.

Boys Before Flowers Episode 4


"Marahnya Ji-hoo karena merasa urusannya dicampuri membuat Jan-di sedih, ia melangkah pergi sambil menitikkan air mata tanpa sadar kalau raut muka pemuda itu ikut berubah."


Saat mengantar Soo-hyun ke bandara bersama F4, raut wajah Jan-di mulai berubah tidak enak ketika tahu kalau Ji-hoo tidak muncul. Sebelum pergi, Soo-hyun berbisik pada Jan-di supaya gadis itu bisa membuat Ji-hoo kembali tersenyum sepeninggal dirinya.

Setelah Soo-hyun naik pesawat, barulah Ji-hoo muncul sehingga Jan-di kesal. Namun, wajah Ji-hoo langsung berubah berseri-seri sambil menunjukkan tiket pesawat sambil menyebut kalau dirinya berencana untuk mengejar Soo-hyun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keberaniannya muncul berkat Jan-di.

Sebelum pergi, Ji-hoo mengecup kening Jan-di (dan sukses membuat Jun-pyo cemberut). Selesai mengantar rekannya naik pesawat, Jun-pyo tinggal berdua dengan Jan-di dan berusaha untuk menyampaikan sesuatu pada gadis itu. Apes baginya, gemuruh pesawat membuat suaranya tidak terdengar.

Keruan saja wajah Jan-di kebingungan, sementara Jun-pyo tersenyum penuh kemenangan. Saat di sekolah, tanpa basa-basi pewaris perusahaan Shinhwa itu mengingatkan Jan-di akan janji kencan mereka. Didekat mereka, raut wajah Oh Min-ji sahabat Jan-di langsung berubah drastis.

Tidak memperdulikan ucapan Jun-pyo, Jan-di malah pergi berbelanja bersama sang ibu. Malamnya saat salju turun, ia mulai merasa bersalah dan memutuskan untuk mendatangi tempat 'kencan' mereka. Sesampai disana, ia terkejut melihat Jun-pyo masih disana sambil menggigil kedinginan.

Merasa bersalah, Jan-di membelikan Jun-pyo segelas kopi sambil naik ke puncak sebuah gedung. Kencan singkat mereka terpaksa diperpanjang setelah pintu tempat tersebut terkunci rapat. Terpaksa bermalam disana, Jan-di yang sempat mendorong Jun-pyo (saat merapat) terkejut mendapati tubuh pria itu begitu panas. Dengan telaten, Jan-di menyelimuti Jun-pyo dengan selimut.

Tanpa disadari, seseorang mengambil gambar saat Jan-di dan Jun-pyo keluar dari gedung. Sempat mengira kalau dirinya bakal dimarahi, Jan-di cuma bisa bengong saat mendapati kedua orangtuanya dirumah malah mensyukuri kejadian itu. Kejutan berikut terjadi di sekolah, Jan-di disebut telah menjadi pacar Jun-pyo diiringi dengan bukti foto mereka berdua.

Bukannya membantah, dengan wajah serius Jun-pyo membenarkan dan langsung melingkarkan tangannya di pundak Jan-di sambil membimbing gadis itu keluar dari aula. Kabar tersebut membuat Min-ji jatuh sakit, namun begitu dikunjungi Jan-di dan mendengar pengakuan sang sahabat soal keadaan yang sebenarnya, gadis itu langsung ceria lagi.

Kuatir melihat Jun-pyo, Yi-jung memutuskan untuk mencari tahu tentang Jan-di dari Ga-eul. Dengan kharismanya, Yi-jung berusaha mempengaruhi Ga-eul supaya menasehati Jan-di soal Jun-pyo. Siapa sangka, aksi tersebut malah membuat Ga-eul marah, dan aksi tersebut membuat Yi-jung yang playboy diam-diam terpesona dengan sahabat karib Jan-di itu.

Diajak ke sebuah klub malam oleh Mi-ji, Jan-di tidak sadarkan diri setelah diberi minum oleh seorang pria dan saat terbangun keesokan harinya, mendapati dirinya di sebuah kamar dengan pakaian minim dan tulisan di kaca.

Sempat waswas dan mulai memikirkan hal terburuk, di sekolah Jan-di jadi bulan-bulanan para siswa yang sebelumnya begitu baik (setelah tahu kalau ia kekasih Jun-pyo). Dengan mata terbelalak, Jan-di melihat foto dirinya dalam keadaan tidak sadarkan diri bersama seorang pria.

Usahanya untuk membantah sia-sia, apalagi ketika Jun-pyo, yang tampil beda dengan rambut lurus dan seragam sekolah, muncul. Melihat Jun-pyo yang semula ceria berubah dingin, Yi-jung dan Woo-bin memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan dibantu oleh Ga-eul.

Berkat cara mereka yang khas, Yi-jung dan Woo-bin sukses menangkap pria yang difoto bersama Jan-di. Sementara itu, Jun-pyo mendapat kunjungan dari Mi-ji, yang memberikannya kunci kamar dimana Jan-di kedapatan 'berselingkuh'.

Dengan wajah sedih, Mi-ji berusaha menghibur Jun-pyo sambil menyebut bahwa Jan-di tidak pantas untuk ditangisi. Ucapan itu justru malah membuat pria itu marah, dan sadar kalau perubahan sikap Mi-ji ada hubungannya dengan apa yang dialami Jan-di.





Boys Before Flowers Episode 3

"Begitu Jan-di keluar dari kamar Seo-hyun dengan pakaian pesta, semua yang hadir langsung terpana oleh kecantikannya (terutama Jun-pyo)".


Atas desakan Seo-hyun, Ji-hoo akhirnya mengajak Jan-di berdansa. Bisa dibayangkan, bagaimana berbunga-bunganya gadis itu. Jun-pyo yang cemburu memutuskan untuk keluar mencari udara segar, dan di pinggir kolam renang melampiaskan kemarahannya.

Sikap Jun-pyo berubah saat melihat seekor serangga didekatnya, ia langsung histeris dan saat berusaha mengusir binatang itu, terjatuh ke dalam air. Malang bagi pemuda itu, ia tidak bisa berenang dan pelan-pelan tenggelam. Beruntung, kejadian tersebut dilihat oleh seorang siswa, dan dengan sigap Jan-di langsung terjun untuk menyelamatkan Jun-pyo.

Melihat tubuh sang musuh bebuyutan, dengan panik Jan-di memberikan pernapasan buatan. Mendadak mata Jun-pyo terbuka lebar dan bukannya bangkit, ia menarik bahu Jan-di untuk mengulangi yang dilakukan sebelumnya. Keruan saja Jan-di marah, ia langsung memukul Jun-pyo (yang dianggap tidak tahu diri) dan berjalan pergi sambil marah-marah.

Sejak kejadian itu, Jun-pyo terlihat sangat bahagia dan semakin getol mengerjai Jan-di. Saat sedang menunggui gadis itu di kolam renang, muncul tiga orang rekan sekelas (penggemar) yang menunjukkan rekaman Jan-di saat bersama Ji-hoo di taman, dan menyebut gadis itu sebagai orang yang mata duitan.

Diam-diam Jun-pyo dibakar cemburu, dan berusaha memaksa untuk berciuman saat bertemu Jan-di. Penolakan gadis itu membuat Jun-pyo mengurungkan niatnya, ia merasa Jan-di begitu benci terhadap dirinya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk berjalan pergi.

Kejadian tersebut membuat Jan-di sempat ketakutan ke sekolah, namun sebuah bingkisan berisi pakaian pesta mewah dari Seo-hyun membuatnya tidak bisa lari lagi. Datang ke pesta ultah sang model sendirian, ia langsung disambut oleh Yi-jung dan Woo-bin. Sempat berpapasan dengan Jun-pyo, yang menatap dengan dingin, Jan-di terus dipuji oleh dua personil F4 tersebut.

Tiba-tiba, Seo-hyun muncul digandeng Ji-hoo untuk meniup lilin kue ultah. Ia juga menyampaikan pengumuman penting yaitu bakal segera kembali ke Paris dan tidak akan pulang lagi ke Korea. Sontak, tiga personil F4 langsung paham kenapa Ji-hoo terlihat begitu muram beberapa hari belakangan, sementara mata Jan-di langsung berkaca-kaca.

Saat keduanya masuk kedalam kamar, Ji-hoo tidak tahan lagi dan langsung menumpahkan semua perasaannya pada Seo-hyun, yang hanya bisa meminta maaf. Saat keduanya berciuman, kejadian itu dilihat Jan-di. Apes bagi gadis itu, keberadaannya diketahui oleh Ji-hoo dan Seo-hyun, untung dari belakang Ju-pyo muncul dan berhasil mengalihkan perhatian.

Sambil berjalan menjauh, Jun-pyo melingkarkan tangannya ke bahu Jan-di. Menemani gadis malang itu di bar yang sepi, dengan caranya yang unik Jun-pyo berusaha menghibur Jan-di yang merasa dirinya tidak berharga. Ucapan itu sukses membuat keduanya deg-degan, dan memutuskan untuk sama-sama menenangkan diri sejenak.

Saat kembali, Jun-pyo mendapati Jan-di sudah mabuk berat. Mengira dirinya bakal dicium, Jun-pyo dikejutkan oleh Jan-di yang mendadak ambruk dan muntah di pakaian mahal pria itu. Keesokan harinya saat bangun, Jan-di mendapati dirinya telah kembali berada dirumah Jun-pyo. Sempat hendak mengamuk, ia langsung berubah malu saat diingatkan akan kejadian malam sebelumnya.

Baru saja hendak pulang, Jan-di tertahan karena kepulangan Kang Hee-soo, presiden Shinhwa sekaligus ibu Jun-pyo. Panik saat tahu sang ibu bakal segera tiba, Jun-pyo langsung menelepon rekan-rekan F4-nya untuk meminta nasehat soal masalah Jan-di.

Sadar kalau latar belakang gadis itu bakal membuat Hee-soo mengamuk, F4 menyamarkan Jan-di dengan pakaian mahal dan mengenalkannya sebagai gadis dari keluarga terpandang. Tidak cuma itu, Jan-di dikenalkan sebagai maskot F4 yang baru. Sudah tentu, Hee-soo tidak percaya begitu saja dan meminta asistennya untuk mengecek latar belakang gadis itu.

Sempat diminta untuk memeragakan busana, siapa sangka penyamaran Jan-di sukses dan saat pulang, ia mendapat hadiah sebuah kacamata renang berharga mahal. Keesokan harinya di sekolah, Jan-di mendapat kunjungan dari Seo-hyun.

Meski hatinya pedih, Jan-di berusaha sekuat tenaga membujuk Seo-hyun untuk tidak pergi ke Paris demi Ji-hoo. Ia tidak sadar bahwa saat keduanya berbicara empat mata, ada Ji-hoo yang tanpa sengaja menguping pembicaraan mereka.

Boys Before Flowers Episode 2

"Saat sedang ganti baju, Jan-di dikejutkan oleh tiga orang siswa yang nekat masuk. Bisa ditebak, mereka adalah orang-orang suruhan Jun-pyo".





Posisi Jan-di semakin tidak menguntungkan setelah tangan dan kakinya dipegang dengan erat oleh tiga siswa. Namun sebelum keadaan bertambah kacau, tiba-tiba muncul Ji-hoo yang dengan santainya malah menanyakan resep panekuk ke Jan-di yang terduduk di lantai dan tidak bisa bergerak.

Melihat kehadiran Ji-hoo, tiga orang suruhan Jun-pyo akhirnya kabur setelah melihat sahabat bosnya itu bergeming. Simpati Jan-di terhadap Ji-hoo makin besar, dan secara tidak sengaja ia kembali bertemu pria itu, yang kedapatan sedang mengagumi poster model terkenal sekaligus alumnus Shinhwa bernama Min Seo-hyun, di malam hari.

Cobaan bagi Jan-di setelah menerima nota merah dari F4 belum berakhir. Keesokan harinya, ia terkaget-kaget ketika mengetahui kalau digosipkan hamil di luar nikah. Tidak bisa mengendalikan amarahnya lagi, Jan-di langsung mendatangi Jun-pyo. Senyum kemenangan pria itu langsung berubah saat melihat Jan-di mengambil kuda-kuda...dan tiba-tiba menendangnya hingga terjatuh dengan jurus tendangan memutar.

Bukannya marah, Jun-pyo malah tersenyum dan dengan cepat mengambil kesimpulan (yang salah) bahwa Jan-di menaruh hati padanya. Sebaliknya, kejadian itu malah membuat Jan-di ketakutan kalau dirinya bakal dikerjai lebih berat lagi. Mengendap-ngendap saat hendak masuk ke sekolah, mendadak ia dikejar dan ditangkap oleh sekumpulan pria berpakaian parlente.

Di dalam sebuah rumah mewah, Jan-di didandani habis-habisan dan setelah selesai, digiring ke dalam satu ruangan. Bisa dibayangkan bagaimana kagetnya Jan-di saat tahu siapa dalang semuanya : Jun-pyo. Dengan gayanya yang arogan, Jun-pyo mengatakan bisa memberikan Jan-di kemewahan bila bersedia menjadi kekasihnya. Dapat ditebak, Jan-di yang sakit hati langsung melepas semua pemberian Jun-pyo dan pergi.

Sempat bertemu Ji-hoo di perjalanan pulang, belakangan Jan-di baru tahu dari dua personil F4 yang lain (So Yi-jung dan Song Woo-bin) bahwa sang model terkenal Min Seo-hyun adalah wanita yang dicintai pria tersebut. Bisa ditebak, Jan-di yang sudah terlanjur menyukai Ji-hoo langsung patah hati dan yang menjadi sasaran kemarahan adalah Jun-pyo yang semula berusaha menghibur.

Dasar nasib, Jan-di yang sedang bersama sahabat karibnya Chu Ga-eul kembali berpapasan dengan Jun-pyo di sebuah perairan (meski awalnya gadis itu tidak ikut berlibur bersama teman-teman sekelasnya). Tidak memperdulikan pria yang membuatnya sebal, Jan-di tidak bisa menolak saat Ji-hoo muncul dan menawarkannya untuk datang ke pesta penyambutan kembalinya Seo-hyun.

Apes bagi Jan-di, ia dibohongi oleh tiga teman sekelasnya Ginger-Sunny-Miranda (yang merupakan fans berat Jun-pyo) dan muncul di pesta dengan kostum Wonder Woman. Seolah belum cukup, ia juga dipermalukan oleh ketiganya di hadapan orang banyak.

Melihat kejadian tersebut, Jun-pyo berniat untuk menolong Jan-di. Namun, ia kalah cepat dengan Ji-hoo dan Seo-hyun, yang dengan tatapan dingin memarahi Ginger-Sunny-Miranda. Tidak cuma itu, ia juga meminta Ji-hoo untuk mengantar Jan-di ke kamar.

Boys Before Flowers Episode 1




Di Korea, Shinhwa merupakan salah satu grup perusahaan yang paling disegani. Tidak cuma bergerak di bidang bisnis, grup yang konon mendapat dukungan dari pemerintah tersebut juga memiliki sebuah sekolah yang begitu prestisius.

Saking prestisiusnya, hanya anak-anak terpilih alias dari keluarga terpandang saja yang bisa masuk disana. Namun meski di luar terlihat begitu sempurna, dimana para lulusannya hampir pasti jadi orang terpandang, ada rahasia kelam dibalik sekolah Shinhwa.

Orang luar pertama yang merasakan ketidakberesan itu adalah Geum Jan-di, anak sebuah pemilik laundry yang sehari-harinya bertugas mengambil atau mengantar pakaian milik anak-anak sekolah Shinhwa. Suatu hari tanpa sengaja, ia melihat salah seorang murid yang nekat hendak terjun dari atap gedung sekolah.

Lewat sejumlah kejadian kocak, Jan-di akhirnya sukses menyelamatkan siswa malang itu. Keruan saja, aksinya menjadi bahan pembicaraan mulai di sejumlah forum internet hingga surat kabar. Imbasnya, citra sekolah Shinhwa menjadi terancam oleh kejadian yang terekspos luas itu.

Untuk mengatasinya, pemimpin sekolah Shinhwa akhirnya mengambil keputusan yang cukup mencengangkan : memberikan beasiswa untuk Jan-di yang notabene berasal dari kalangan bawah. Bisa dibayangkan, bagaimana tercengang-cengangnya ayah-ibu dan adik gadis itu saat diberitahu langsung.

Jan-di yang semula menolak keras akhirnya luluh oleh bujukan kedua orangtuanya, dan berjanji untuk menjauhi segala bentuk masalah. Di hari pertama bersekolah, ujian sudah datang dalam bentuk grup empat orang pemuda (terdiri dari putra-putra orang paling berpengaruh di Korea) yang menamakan diri mereka F4.

Sikap mereka yang begitu arogan, ditambah seluruh murid sekolah Shinhwa yang begitu menyembah keempatnya, membuat Jan-di jengkel sendiri dan melampiaskannya di sebuah sudut sekolah yang sepi. Apes baginya, ternyata disitu juga ada salah satu personil F4 Yoon Ji-hoo. Untung baginya, Ji-hoo begitu cuek dan dingin sehingga gadis itu malah berbalik simpati.

Satu-satunya teman yang tidak memandang Jan-di dengan sinis adalah Oh Min-ji, yang diam-diam memendam rasa kagum pada pentolan F4 Goo Jun-pyo. Bisa dibayangkan, bagaimana reaksi gadis itu saat Jun-pyo mempermalukan Min-ji akibat sebuah insiden kecil.

Niatnya yang semula hendak menjauhi keributan akhirnya berantakan oleh kejadian itu, bahkan Jan-di tanpa ragu-ragu memukul Jun-pyo. Bisa ditebak, semua itu menjadi awal dari penderitaan yang harus diterima Jan-di akibat aksi nekatnya itu. Apalagi, Jun-pyo (yang ternyata adalah anak pemilik grup Shinhwa) memiliki kekuasaan absolut atas murid-murid Shinhwa.(mdL)