Boys Before Flowers Episode 14



"Saat tengah muram memikirkan sikap Jun-pyo pada dirinya, tiba-tiba Jan-di mendengar suara yang sudah tidak asing lagi : Jae-kyung."

Dipercaya sebagai salah satu petinggi perusahaan Shinhwa yang baru, Jun-pyo menemani Nyonya Kang untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan mitra mereka JK Group. Pembicaraan berlangsung serius, Nyonya Kang langsung tersenyum saat putranya dipuji.

Di saat yang sama, F3 menuntun Jan-di untuk makan di restoran favorit mereka yang kebetulan juga merupakan tempat Jun-pyo dan Nyonya Kang berada. Begitu melihat Jun-pyo, Ji-hoo langsung membalikkan badan dan menyatakan niatnya untuk makan di tempat lain (sambil memberi isyarat pada Yi-jung dan Woo-bin.

Sempat kaget melihat kemunculan Ji-hoo yang tiba-tiba keluar lagi, ekspresi wajah Jun-pyo berubah saat menerima pesan gambar di ponselnya. Rupanya, seseorang mengirimkan foto kebersamaan Jan-di dan Ji-hoo di sebuah gondola.

Setelah acara selesai, Jun-pyo diajak asistennya Jung sang-rok untuk menemui rekan-rekan F3-nya namun pemuda itu menolak. Mau tidak mau, Tuan Jung bersiasat dengan Yi-jung dengan alasan pertemuan bisnis untuk 'memaksa' Jun-pyo. Begitu melihat tiga rekannya, wajah Jun-pyo tetap datar.

Begitu nama Jan-di disebut, Jun-pyo malah memberi respon yang bernada merendahkan gadis itu. Keruan saja Yi-jung marah, pemuda itu sempat meninju wajah Jun-pyo sebelum dua rekannya yang lain memisahkan. Ketika ditanya apa yang membuatnya berubah, dengan wajah serius Jun-pyo menjawab : 700 ribu pegawai yang bekerja di perusahaan Shinhwa.

Begitu F3 muncul, Jan-di langsung bisa menebak kalau Jun-pyo tidak mau menemuinya. Namun tekad gadis itu begitu kuat, ia berniat untuk mendengar sendiri dari mulut pria yang dicintainya tersebut. Tahu betapa besarnya harapan Jan-di, Ji-hoo menemui Jun-pyo dan meminta sang sahabat untuk bertemu dengan Jan-di walau hanya sebentar.

Saat fajar tiba, Ji-hoo sengaja mengajak Jan-di jalan-jalan keluar hotel dengan maksud menggiring gadis itu untuk menemui Jun-pyo. Namun, bisa dibayangkan betapa kecewanya Jan-di saat tahu Jun-pyo yang dicintainya telah berubah menjadi dingin.

Meski terluka, Jan-di berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat keduanya berpamitan. Namun begitu memutuskan untuk naik gondola untuk menghabiskan waktunya, Jan-di tidak bisa lagi menahan air mata.

Begitu kembali kekamarnya, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosi. Rupanya, apa yang dipertontonkan didepan Jan-di hanya kamuflase belaka. Begitu mendengar Nyonya Kang mengancam, Jun-pyo mengatakan dirinya bersumpah bakal meninggalkan semuanya bila Jan-di disakiti.

Ketika sedang berjalan-jalan, secara tidak sengaja Jun-pyo melihat Jan-di tengah mengagumi sepasang sepatu. Ia langsung berniat membeli sepatu tersebut, namun secara kebetulan benda tersebut juga diminati Jae-kyung. Bisa ditebak, keduanya langsung berebut untuk mendapatkan sepatu tersebut.

Tapi begitu sampai dirumah, yang dilakukan Jun-pyo hanyalah melihat layar komputernya dimana foto-foto Jan-di bertebaran. Ingatannya langsung melayang ke masa lalu saat masih kecil dan bersama sang ayah, dan dilema antara memilih Jan-di atau perusahaan membuat Jun-pyo semakin tertekan.

Keesokan harinya saat berniat pulang, Jan-di dan Ji-hoo bertemu dengan Ming, sahabat Ji-hoo. Sempat kecewa saat tahu keduanya hendak kembali ke Korea, Ming berhasil membujuk mereka untuk tinggal lebih lama. Diam-diam, Ming memperhatikan betapa besar perhatian Ji-hoo pada Jan-di.

Memutuskan untuk menyusul, Jun-pyo harus kecewa karena Jan-di sudah tidak ada dikamarnya dan mengira gadis itu sudah kembali ke Korea. Sayang ketika diberitahu akan keberadaan Jan-di oleh asistennya Tuan Jung, Jun-pyo menolak untuk menyusul.

0 komentar:

Posting Komentar