Boys Before Flowers Episode 24



Semakin kuatir melihat kondisi Jun-pyo, Jun-hee dikejutkan oleh pemberitahuan mendadak Tuan Jung : ayahnya, yang ternyata adalah pria koma yang kerap ditemani Jan-di, ternyata masih hidup. Keruan saja, Jun-hee menangis sejadi-jadinya dan langsung mengkonfrontir sang ibu.

Sempat kaget, dengan cepat Nyonya Kang bersikap tenang dan menyebut bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang diinginkan sang suami. Pembicaraan tersebut didengar oleh Jun-pyo, yang langsung buru-buru bergerak ke tempat dimana ayahnya terbaring. Dengan cepat, kilas masa lalu dimana ia pernah berjanji pada sang ayah untuk menjalankan Shinhwa dan bagaimana sang ibu memanipulasi dirinya terbayang. Dengan penuh amarah, Jun-pyo memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi.

Ketika tengah membayangkan Jan-di, secara tidak sengaja Ji-hoo melihat penampakan gadis itu di sebuah berita televisi. Bersama Yi-jung dan Woo-bin, Ji-hoo berusaha memberitahu informasi tersebut pada Jun-pyo. Langsung ditolak mentah-mentah, Ji-hoo menuliskan lokasi keberadaan Jan-di di selembar kertas dan meletakkannya begitu saja didekat Jun-pyo.

Di desa nelayan, kedua orangtua Jan-di dikerubuti para tetangga. Rupanya, para tetangga meminjami uang setelah diceritakan kalau Jan-di adalah calon pendamping pewaris Shinhwa dan begitu tahu kalau pendamping sebenarnya adalah Jae-kyung, mereka mengira telah ditipu. Sekonyong-konyong, muncul Ji-hoo yang menyebut siap menebus seluruh hutang-hutang keluarga Geum. Sempat diprotes, Ji-hoo menyebut bahwa Jan-di telah memberikannya lebih dari sekedar uang.

Ji-hoo melepas kalung cincin yang dikenakan dan memberikannya pada Jan-di sambil menyebut kalau benda itu sangat berharga. Tidak ingin berbohong, Jan-di menolak sambil mengatakan bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Jun-pyo. Sadar betapa besar kesedihan yang dirasakan gadis itu, Ji-hoo menarik Jan-di dengan lembut kemudian memeluknya. Keduanya tidak sadar kalau adegan tersebut dilihat oleh Jun-pyo dari kejauhan.

Saat malam tiba, Ji-hoo yang dikira sebagai pewaris Shinhwa nyaris ditabrak oleh seorang mantan pegawai perusahaan raksasa tersebut. Untungnya ada Jun-pyo, yang dengan cepat mendorong tubuh sahabatnya namun malah jadi korban. Di rumah sakit, Jun-hee yang terpukul langsung memarahi sang ibu sambil berderai air mata. Sikap dingin Nyonya Kang berlanjut begitu dokter mengabari kalau Jun-pyo telah melalui operasi dengan sukses, wanita itu beralasan ada rapat yang harus dihadiri.

Nyonya Kang ternyata tidak sedingin yang dikira. Melihat wanita yang telah membuat keluarganya menderita, Jan-di malah duduk di dekat Nyonya Kang sambil berusaha menghibur ibu Jun-pyo itu dengan caranya yang unik. Ucapan Jan-di ternyata mampu membekas di diri Nyonya Kang, yang langsung memerintahkan pengawalnya Tuan Jung untuk membuatkan makanan kesukaan putranya. Tidak cuma itu, Nyonya Kang juga sempat menitikkan air mata.

Di rumah sakit, Jan-di terus menunggui Jun-pyo sambil menangis. Seolah mengulang masa lalu, ketika Jun-pyo pura-pura sekarat, Jan-di kembali mengulangi ucapan tentang apa yang dirasakan sebenarnya pada pria itu. Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa Jan-di telah kembali ke Seoul bersama keluarganya dan telah kembali bersekolah. Suatu hari, F3 menyampaikan kabar gembira : Jun-pyo akhirnya siuman.

Kembali menjadi Jun-pyo yang arogan, ada satu hal penting yang berbeda : Jun-pyo tidak mengenali Jan-di sama sekali. Meski terpukul, Jan-di berusaha menyembunyikan kesedihannya dan berusaha tetap ceria di depan Jun-pyo yang menatapnya dengan pandangan aneh. Parahnya lagi, Jun-pyo malah mengira Jan-di adalah kekasih Ji-hoo.

Mulai prihatin dengan apa yang menimpa Jun-pyo, F3 mulai mencari cara untuk memulihkan ingatan pemimpin mereka. Berusaha mereka ulang adegan yang 'berkesan' antara Jun-pyo dan Jan-di, termasuk ketika Jun-pyo ditendang dengan tendangan memutar, ingatan pemuda itu nyatanya tidak juga kembali. Yang terjadi malah sebaliknya, Jun-pyo dengan marah mengusir Jan-di.

Jun-pyo terus mengacuhkan Jan-di dan malah semakin dekat dengan Jang Yumi, seorang pasien yang mengalami kecelakaan hingga kakinya patah. Di suatu malam, Yumi menyelinap masuk ke kamar Jun-pyo untuk mengajaknya menikmati pizza di udara terbuka. Ketika melihat bintang, Jun-pyo merasa telah melupakan sesuatu yang begitu penting. Tahu kalau Jun-pyo mulai frustrasi, Yumi berusaha menghibur.

Tak berapa lama, F3 dan Jan-di tiba. Ucapan Jun-pyo yang ceplas-ceplos tentang Jan-di, yang lagi-lagi mengira kalau gadis itu adalah kekasih Ji-hoo, membuat Ji-hoo naik pitam dan nyaris saja memukul Jun-pyo kalau saja Yi-jung dan Woo-bin tidak melerai. Aksi tersebut disambut oleh tatapan aneh Jun-pyo, yang tidak habis pikir dengan tindakan Ji-hoo.

0 komentar:

Posting Komentar